δύο-

4.1K 597 129
                                    


G
U
E
Ŕ
Ŕ
À


-






Jemari jungwoo bergerak pelann. Ia membuka matanya, hal pertama yang jungwoo lihat adalah batuan besar tepat di depan wajahnya dan suasana yang gelap.

Jungwoo perlahan berdiri. Ia memperhatikan sekitar. Semua tampak berbeda. Ini tempat yang asing.

"Dimana ini?" guman jungwoo. Ia membersihkan kotoran yang ada dibaju dan jaketnya. Sungguh udara disini sangat berbeda. Hawanya sangat menusuk. Jungwoo mengusap kedua tangannya. Dingin.

Dengan keberanian jungwoo melangkahkan kakinya.

Clekk

Jungwoo menginjak sesuatu. Ia melihat kebawah. Anak panah tersebut patah, jungwoo mengambilnya. Ia mengkedipkan matanya bingung. Tunggu ini...

"Panah ini!" Jungwoo mulai mencari bagian yang lain. Ia berkeliling menelusuri tempat dimana ia pingsan tadi. Tapi busur panah tersebut tidak ada. Apa mungkin terpisah jauh? Batin jungwoo

"Hanya satu anak panah? Dan ini patah,ck tidak berguna" Jungwoo membuang anak panah yang patah tersebut kesembarang tempat. Ia melanjutkan untuk berjalan. Batuan yang besar, pepohonan yang menjulang seperti bangunan cakrawala.

Jungwoo berjongkok. Ia bingung dengan tujuannya sekarang. Apa dia harus berkeliling terus sampai pagi tanpa tujuan? dan sekarang perut jungwoo berbunyi. Lapar.

"Aku butuh makanan" ucap jungwoo. Hawa yang dingin, tempat yang asing dan perut yang lapar, lengkap sudah penderitaannya.

Mungkin jungwoo harus memanjat pohon, agar tau dimana letak jalan raya? Tapi pohonnya terlalu tinggi,sekali jungwoo salah berpijak jangan harap tulang jungwoo masih utuh pasti akan patah apalagi tanah ini dipenuhi kerikil yang tajam. Tidak memanjat pohon ide yang buruk.

Jungwoo mengusap wajahnya kasar. Ia berpikir sembari memejamkan matanya.

"Batu ini cukup tinggi -- ah tidak"
Jungwoo menggelengkan kepalanya pelan. Itu ide yang buruk, batu ini licin bagaimana jika jungwoo tergelincir?.

"HUAAA SIAPAPUN TOLONG AKU!!!" Jungwoo berteriak, suaranya bergema sampai ke dalam hutan.

"Wahhh" Jungwoo merinding mendegar suaranya yang bergema. Seperti difilm horor.

Jungwoo menyerah, ia duduk dan menyandarkan pungungnya kesalah satu batu. Sambil mengusap perutnya yang kelaparan.

Tak berselang lama jungwoo melihat sesuatu.. Itu Cahaya! ia melihat pantulan cahaya dari genangan air. Jungwoo tersenyum, ia berdiri dan melihat dari mana asal cahaya tersebut.
Teryata Sumber cahaya tersebut tepat di belakang batu ini, lebih tepatnya dari dalam hutan. Jungwoo mengintip dibalik batu secara hati-hati, bisa saja mereka orang jahat.

Tapi tunggu....

Jungwoo mendengarkan seseorang mendekat -- ah tidak! Ini bukan hanya satu orang tetapi ini bergerombol!.

Mereka pasukan berkuda?! Jungwoo kembali bersembunyi dibalik batu, menekuk kakinya agar tidak terlihat. Ini situasi yang buruk. Mereka membawa senjata.

"Astaga! Aku harus lari" Badan jungwoo sudah gemetar, dia mengeratkan gengaman tangan pada bajunya

"Aku mendengar ada suara dari sini" Salah satu dari mereka mulai berbicara. Seseorang turun dari kuda yang ia naiki.

"Lakukan pencarian di tempat ini, SEKARANG!" Teriak seseorang, pasukan yang berada dibarisan belakangnya mulai berplencar. Ini benar-benar keadaan yang buruk bagi jungwoo. Bahkan jungwoo tidak memiliki kemampuan dalam bertarung.

'GUEŔŔÀ ✒ LUWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang