Bel istirahat sudah berbunyi dan membuat semua murid berhamburan keluar kelas untuk melepaskan penat setelah belajar. Tujuan utama tentu saja kantin yang merupakan surga terindah bagi semua murid. Tak terkecuali Nabila dan teman-temannya.
"Cepetan dong Yul, gue udah laper banget nih!" omel Wulan karena Yulia yang super duper lelet.
"Sabar kek, ini juga udah cepet-cepet!" sahut Yulia ketus.
"Lo udah nggak bawa bekal lagi, Na?" tanya Wulan yang merasa heran karena akhir-akhir ini Nabila sudah tidak membawa bekal lagi.
Nabila yang tadinya asik menatap ponsel mendongak saat mendengar pertanyaan Wulan.
"Lupa," sahut Nabila jujur.
"Lo nggak papa makan di kantin? Ntar di godain cowok-cowok loh?" peringat Wulan pada Nabila mengingat Nabila yang selama ini selalu menghindari hal itu.
"Nggak papa. Biasa lah derita orang cantik," Nabila berujar sambil mengibaskan rambut panjangnya dengan angkuh.
"Habis obat lo?" Wulan geli melihat tingkah Nabila, sedangkan gadis itu hanya memberikan cengiran tanpa dosanya pada Wulan.
"Ayo, lets go kantin!" seru Yulia semangat sambil merangkul Nabila dan Wulan.
"Cuss lah, laper banget gue," ungkap Wulan semangat, sedangkan Nabila hanya tersenyum melihat tingkah mereka.
"Hei," sapa Hasan yang sedari tadi menunggu di depan kelas Nabila.
"Nunggu lama?" tanya Nabila yang dijawab gelengan oleh Hasan.
"Ayo," Nabila lantas membalikkan badan dan kembali berjalan bersama Wulan dan Yulia. Dan Hasan hanya mengikuti mereka dari belakang sambil tersenyum melihat Nabila yang terlihat bahagia.
"Pantesan berani, ada pawangnya," goda Wulan.
Nabila hanya tersenyum malu karenanya dan hal itu membuat Yulia dan Wulan gemas.
-TSD-
"Baru juga sehari sudah nempel-nempel mulu," cibir Arfan saat Nabila dan Hasan baru sampai kantin dan duduk di hadapannya mereka.
Mereka tengah berada di kantin lantai satu yang tengah dipenuhi oleh lautan murid yang tengah menikmati makan siang. Dan tak jarang dari mereka memfokuskan perhatian pada para pentolan sma Karjapati yang tampak mencolok dari yang lainnya.
"Biarin aja kenapa sih, sewot mulu lo, Fan," protes Niko yang sedang asik menikmati soto pesanannya tadi.
"Aku ke Wulan sama Yulia ya?" pamit Nabila pada Hasan.
"Kenapa nggak disini aja, Na?" tanya Robby setelah selesai makan dan meneguk habis minumannya.
"Gue mau bareng teman-teman gue aja," jawab Nabila lalu beranjak dari duduknya.
"Aku kesana ya?" ujar Nabila sekali lagi pada Hasan dan diangguki oleh laki-laki itu.
"Pergi ya tinggal pergi aja, lebay amat pake bilang-bilang segala." celetuk Arfan yang membuat Nabila semakin jengkel padanya.
"Santai aja dong! Gue juga males disini! Apalagi kalo liat muka songong lo itu, bikin nafsu makan gue hilang aja!" sahut Nabila yang sudah tidak tahan pada sikap ketus Arfan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sphere Destiny (REVISI)
Jugendliteratur'Kebetulan yang di sengaja oleh Tuhan itu adalah Takdir' Nabila Azahra Abiyasa Gadis cantik yang berusaha bangkit dari bayang-bayang masa lalu yang tak pernah bisa dia lupakan. Dia yang membenci takdirnya, tapi dia hanya mampu menerima karena sekuat...