Nabila memarkirkan mobilnya dihalaman parkir sekolah, lantas keluar dengan santainya. Hari ini dia membawa mobil Yanu, hasil dari ngamuknya tadi malam yang membuat Yanu tidak berani pulang ke rumah. Entah dimana Kakaknya itu tidur, Nabila tidak peduli. Yang dia inginkan adalah kamarnya kembali seperti semula.
Dan akibat ulah Diva dia jadi repot membereskan kamarnya yang sangat berantakan seperti kapal pecah. Bahkan dia hampir lupa mengerjakan tugas sekolahnya jika tidak di ingatkan oleh Wulan dan Yulia.
Ah, Nabila jadi ingin cepat ke kelas dan bercerita pada dua sahabatnya itu. Walaupun baru kenal tapi Nabila merasa senang memiliki teman baru yang baik seperti mereka.
Setelah sesi curhat-curhatan dengan Anita, adik Darel tadi malam di sebuah taman, Nabila sekarang sudah merasa baikan. Perkataan Anita benar adanya, dia harus bisa berdamai dengan masa lalunya, meskipun hal itu sangat sulit dilakukan. Setidaknya dia harus mencoba dan terus mencoba. Sejauh ini Nabila sedikit berhasil, meski hanya sedikit.
Satu hal yang membuat senyum di bibir Nabila merekah, membuat semua laki-laki yang memandangnya terkagum-kagum. Muhammad Hasan Alfazri, satu nama itulah yang membuatnya kini kembali bersemangat. Dia tidak peduli pada respon yang akan Hasan berikan, yang terpenting baginya adalah dia sudah dipertemukan kembali dengan malaikatnya. Dan dia harus berusaha agar bisa terus berada disisi Hasan seperti dulu lagi.
Begitulah pagi Nabila saat menuju kelas, tidak henti-hentinya disapa orang-orang baik lelaki maupun perempuan yang hanya dia balas dengan senyuman atau ucapan pagi juga.
"Pagi Wulan! Pagi Yulia!" sapa Nabila dengan ceria dan jangan lupakan senyum lebar di bibirnya yang memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Bahagia banget kayaknya?" sahut Wulan heran pada sikap Nabila.
"Iya dong, gue kan orangnya ceria," jawab Nabila bangga, lalu duduk di bangku kebesarannya.
"Sehat?" tanya Yulia prihatin.
"Alhamdulillah sehat sangat."
"Lo habis obat?" tanya Wulan lagi.
"Apa kepala lo tadi kejedot tembok?" timpal Yulia.
Senyum di bibir Nabila seketika memudar. "Apaan sih lo berdua, ngerusak mood gue aja," gerutunya.
"Lagian lo bahagia banget, kenapa lo?" tanya Wulan.
"Ada deh. Rahasia," jawab Nabila sumringah.
"Terserah!" ucap Yulia dan Wulan bersamaan.
"Kelasnya Al-Hasan maksud gue, dimana?" tanya Nabila pada Yulia yang duduk di sampingnya.
"Hasan?" tanya Yulia bingung.
"Iya. Muhammad Hasan Alfazri," perjelas Nabila antusias.
"Ohhh. Kak Hasan Most Wanted yang ganteng itu."
Kening Nabila mengerut, "Most Wanted?"
"Iya. Kak Hasan itu most wanted di SMA Karjapati ini, yang nomor satu lagi. Yang nomor 2 Kak Arfan, nomor 3 Kak Niko, nomor 4 Kak Robby, dan nomor 5 Kak Doni."
"Gue tanya kelasnya Yulia," ujar Nabila gemas.
"Ngapain lo tanya-tanya? Naksir?" selidik Yulia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sphere Destiny (REVISI)
Novela Juvenil'Kebetulan yang di sengaja oleh Tuhan itu adalah Takdir' Nabila Azahra Abiyasa Gadis cantik yang berusaha bangkit dari bayang-bayang masa lalu yang tak pernah bisa dia lupakan. Dia yang membenci takdirnya, tapi dia hanya mampu menerima karena sekuat...