1. Musik dan Lirik

23 8 3
                                    

"Kamu dulu kenapa aneh saat ajak Nara berkenalan? Tapi kalau di ingat-ingat, lucu juga. "Ucap seorang gadis yang sedang duduk diatas jok motor matic berwarna hitam dan dark brown sembari menyantap es krim cone dipinggir taman. Sedangkan lelaki yang gadis itu ajak bicara berjongkok di pinggir jalan sembari memakan es krim cone bermerk sama dengan kekasihnya.

Gadis itu terkekeh mengingat peristiwa itu.

"Refleks, habisnya pas itu kamu tuh lucu banget. Habis dikerjain ketua OSIS ya? "Tanyanya, di name tag seragam putihnya yang sudah keluar dari celananya, tertulis 'Risky Indra Sagara' yang menjadi namanya sejak 2 jam kelahirannya.

"Hooh, karena oma ga bolehin aku pakai karung goni sebagai tas. Jadi Nara langsung pakai tas baru Nara ke sekolah. Jadinya dihukum. "Cerita gadis yang terduduk di jok motor Risky.

Risky tersenyum, darahnya berdesir cepat menyadari pacarnya bercerita dengan mudah padanya tanpa diminta. Dan itu membuatnya merasa kehadirannya begitu berharga bagi pacarnya. Risky segera menghabiskan es krimnya lalu berdiri, menepuk-nepuk bokongnya agar debu yang menempel tersingkirkan. Setelah tahu pacarnya sudah selesai memakan es krim, Risky sedikit menghela nafas lalu mengambil beberapa lembar tisu.

"Lain kali makannya yang rapi, ya? "Ucap Risky lembut, sembari membersihkan tangan pacarnya yang terdapat lelehan es krim lengket memenuhi tangan pacarnya. Pacarnya mengangguk patuh sembari mengulum senyum.

Menit demi menit berlalu, Risky akhirnya memulangkan pacarnya ke rumahnya. Rumah yang Risky lihat terlihat sederhana, hanya ada sebuah satu daun pintu kayu bercat cokelat dan dinding yang didominasi warna putih. Ada juga beberapa tanaman yang membuat rumah itu terlihat asri. Setelah menerima helm miliknya dari sang pacar, tangan Risky terulur untuk merapikan anak rambut pacarnya yang berantakan sembari memberi petuah apa saja yang harus pacarnya lakukan selepas kepulangannya beberapa saat lagi.

"Kamu mandi, yang bersih. Nanti malem aku jemput, ibu mau ketemu. "Ucap Risky pada pacarnya sembari tersenyum manis. Awalnya gadis dihadapan Risky itu tersipu melihat senyum manis Risky, tapi tak lama wajahnya berubah menjadi terkejut. Dia tak menyangka waktu akan berlalu secepat ini. Tak terasa sudah seminggu setelah 'calon ibu mertuanya' mengajak makan malam.

"Nggak perlu dandan terlalu cantik. Ibu pasti suka sama kamu. Aku pamit ya? "Ucap Risky seakan tahu ketakutan pacarnya saat itu.

"I-iya Ky. Hati-hati. "Jawab gadis itu.

Setelah menghilangnya sosok si Hitam dibalik tikungan, gadis itu langsung masuk kedalam rumah dan langsung mendapati mamanya sedang memasak.

"Kali ini kemana lagi sama Risky, dek? "Tanya mamanya saat gadis itu sedang mencium telapak tangannya yang bau khas bumbu dapur.

"Ke taman, ma. "Jawabnya sembari menuang air ke gelas untuknya sendiri.

"Nanti malam Risky jemput, ibunya ajak Nara makan malam. Boleh? "Tanyanya meminta izin.

"Boleh, jangan pulang malam-malam! "Ucap Lira.

"MINARA! Earphone-ku kamu kemanain lagi sih?! Aku butuh itu buat ngedit video! "Omel sang abang yang muncul dari balik pintu dapur dengan wajah kesalnya yang membuat gadis yang dipanggil Minara itu tersenyum sembari mengeluarkan seikat earphone dari saku rok abu-abunya.

Kabar buruk, abang satu-satunya itu memanggilnya dengan Minara, bukan panggilan aneh seperti biasanya. Mimi, Milk, atau Susu. Sepertinya lelaki itu benar-benar marah padanya. Ini sudah kali ketiga Minara meminjam earphone abangnya.

"Nih! Nara pinjam tadi pagi, mau bilang tapi abang udah ke kampus. "Ucap Minara sembari tersenyum tanpa merasa berdosa.

"Dasar! "Decak kesal sang abang sembari menyentil dahi adiknya. Setelah itu abangnya malah membuat gerakan abstrak seperti meremas kertas di udara, seakan meremas wajah adiknya dengan wajah kesal yang membuat Minara terkikik. Abangnya mendengus lalu pergi.

I AM MINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang