Enam

8.7K 1.2K 22
                                    



"Putra Mahkota akan ikut berburu?"

Jiyeon menatap Yang Mulia Ratu dan keterkejutannya di halaman besar istana. Hari itu adalah pelepasan seluruh pemburu untuk melaksanakan ritual tahunan perburuan di akhir tahun. Ada ribuan laki-laki dewasa yang ikut, beberapa menggandeng putra mereka dengan niat memperkenalkan ritual turun temurun kerajaan sejak dini.

Jiyeon berdiri di samping Jaehyun yang masih sibuk mengencangkan pelana dan tali kekang pada kuda hitam gagah miliknya. Sesuai tugasnya sebagai seorang istri, ia mendampingi Jaehyun dan akan melepas sang Putra Mahkota untuk pergi berburu.

"Jaehyun-ah, kau akan meninggalkan Putri Mahkota sendirian? Kalian baru menikah satu bulan yang lalu."

Jaehyun dan sang Ratu saling bersitatap, lalu Putra Mahkota itu beralih menatap Jiyeon.

"Putri Mahkota tidak keberatan, Ibunda Ratu."

"Tentu Jiyeon tidak keberatan, dia tidak mungkin membantah keinginan Putra Mahkotanya."

"Tapi kami sudah membicarakan perihal kepergianku." Lagi-lagi Jaehyun menatap Jiyeon. "Putri Mahkota memberikan izinnya sebagai seorang istri."

"Tapi Jaehyun—tapi perburuan ini akan memakan waktu yang tidak sebentar!"

Begitulah perdebatan antara Putra Mahkota dan sang Ratu. Sementara Jiyeon hanya berdiri di samping suaminya, sesekali membantunya berdebat jika Jaehyun meminta pertolongan melalui sudut matanya. 

Memangnya apa lagi yang dapat Jiyeon lakukan?

Keputusan Jaehyun sudah bulat. Hingga disaat terakhir pelepasan pun ia tidak lagi menatap kedua bola mata Jiyeon. Membuat gadis itu meremat jemarinya di balik chima merah muda yang ia kenakan. Jiyeon tentu melepas Jaehyun, ia akan memberikan apapun untuk suaminya itu. Namun terlepas dari baktinya sebagai seorang istri, ada rasa tidak rela yang perlahan menggerogoti perasaan Jiyeon.

Mungkinkah dia mulai jatuh cinta?

Bahkan saat pertemuan mereka hanya sebatas saling tidur bersisian tanpa percakapan berarti selama ini?

Upacara pelepasan dimulai. Suara lantang pembawa acara dan semangat para pemburu membuat debar jantung Jiyeon semakin tidak karuan. Jaehyun masih berdiri disamping kuda miliknya, menggenggam tali kekang. Menatap jauh ke penjuru halaman istana.

"Aku minta maaf, Putri Mahkota."

Lalu suaranya menginterupsi ketertundukan Jiyeon. Ia menatap rahang tegas Jaehyun yang masih belum berpaling. Tidak ada kontak mata bahkan hingga peluit panjang pelepasan mengaung kencang di penjuru istana.

Jaehyun dan sang Raja bergerak memimpin rombongan. Meninggalkan Jiyeon yang berdiri, terus menatap punggung Putra Mahkota yang menghilang tertelan masa.

[✔] Crown Prince's First Love | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang