"Apa Yang Mulia Ratu memberimu tugas yang sangat banyak belakangan ini?"
Jiyeon tersentak mendapati kehadiran Jaehyun yang berdiri di pinggiran gajebo. Lelaki itu menatapnya lembut, lalu mengambil posisi cukup jauh dari Jiyeon yang duduk di tengah-tengah gajebo.
"Animida, Jeoha." Jiyeon meletakkan alat sulam miliknya, lalu memberi hormat.
"Aku harap begitu. Omoni tidak seharusnya membebanimu dengan tugas yang terlalu berat."
Jiyeon tersenyum menanggapi. "Tidak masalah, Jeoha. Sudah merupakan kewajiban bagiku untuk belajar memahami permasalahan kerajaan."
Jaehyun menatap Jiyeon lamat. Sementara Putri Mahkotanya itu sudah kembali melanjutkan kegiatan merajut yang sempat tertunda.
"Apa Jeoha tidak memiliki pekerjaan siang ini?"
Kedua alis Jaehyun bertaut. "Aku tidak boleh mengunjungimu?"
"Ah apa terdengar seperti itu?"
Jaehyun tertawa menanggapi. Lalu menjulurkan tangannya. "Kemarilah, Putri Mahkota."
Perintah itu membuat Jiyeon benar-benar menghentikan aktivitasnya, lalu bergeser pelan mendekati Putra Mahkota.
Jaehyun meraih jemari Jiyeon saat sang istri berada di dekatnya. Ibu jarinya mengusap pelan punggung tangan Jiyeon, lalu membawanya untuk dikecup singkat.
"Aku merindukanmu." Bisik jaehyun pelan.
Kedua bola mata Jaehyun terlihat begitu tegas. Juga penuh emosi. Membuat Jiyeon terpaku untuk beberapa saat sebelum tersenyum manis.
Jiyeon bergerak semakin dekat, lalu duduk tepat di samping sang suami. Menaruh kepala di bahu tegap sang Putra Mahkota.
Sinar matahari pagi juga kicauan burung di pertengahan musim semi menemani suasana tenang yang tercipta. Jaehyun melingkarkan lengannya pada tubuh Jiyeon, membawanya semakin dekat.
Mereka sudah terpisah selama satu minggu karena Jaehyun harus menyelesaikan tugasnya di luar istana. Selama itu pula rindu menumpuk membuat Jaehyun tak lagi mampu menahan diri untuk mengunjungi sang istri meski tak lama lagi ia harus kembali pergi menuju pusat kota.
"Jantung Jeoha.. berdebar sangat kencang."
Jiyeon meletakkan telapak tangannya disana, merasakan debaran itu lalu Jaehyun menyambut tangan sang Putri Mahkota menggenggamnya erat.
"Itu karena aku sangat merindukanmu." Ulang Jaehyun.
Jiyeon tertawa. "Putri Mahkota juga sangat merindukanmu, Jeoha."
"Benarkan?"
Jaehyun merasakan Jiyeon mengangguk dalam pelukannya.
"Sebentar lagi aku harus pergi ke pusat kota. Maaf karena lagi-lagi harus meninggalkanmu."
"Tapi tugas kali ini tidak akan lama, kan?"
Jiyeon mendongak, lalu menutup mata saat Jaehyun memberikannya kecupan lembut di puncak kepala.
"Tidak, sayang."
Jiyeon mengangguk, masih memejamkan mata. Menikmati jemari Jaehyun yang mulai membingkai wajahnya.
"Malam ini aku ingin menginap. Apa istriku akan keberatan?"
Bola mata mereka bertemu. Ada percikan berbeda yang tergambar jelas dalam galaksi satu sama lain. Membuat rona merah perlahan muncul di kedua pipi Jiyeon. Lalu sang Putri Mahkota mengangguk malu.
"Animida, seobangnim. Aku akan selalu menunggu kehadiranmu di paviliun."
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Crown Prince's First Love | Jung Jaehyun
Romansa"Ada seorang putri dari penasehat istana yang kami pikir akan sangat pantas untuk menjadi pendampingmu nanti. Pertengahan tahun depan, dia akan memasuki usia ke dua puluh. Saat itu kerajaan akan memperkenalkannya sebagai Calon Putri Mahkota. Dan per...