Jiyeon menekuk lutut diatas tempat tidur. Enggan melakukan apapun.
Setelah kunjungannya pada kediaman Putra Mahkota ditolak. Perasaan Jiyeon menjadi sangat berantakan.
Kecewa, sedih bahkan amarah hampir membuatnya lupa diri.
Jiyeon mengubur wajahnya menyembunyikan jejak air mata yang perlahan turun di kedua pipi.
Penolakan Putra Mahkota membuat Jiyeon merasa sangat tidak diinginkan. Padahal dulu lelaki itu sempat menawarkan diri agar mereka belajar saling mencintai.
Tapi lihat sekarang siapa yang selalu sibuk mengejar perhatian siapa.
Jiyeon bisa saja lelah. Namun mengingat bagaimana posisinya saat ini. Juga mengingat ajaran kedua orang tuanya tentang bakti terhadap suami, Jiyeon memilih bertahan dan percaya bahwa akan ada saatnya bagi Putra Mahkota untuk menyadari kehadirannya nanti.
“Putri Mahkota—“
“Aku benar-benar tidak ingin makan, Dayang Shin.”
Jiyeon masih menunduk, memeluk kedua lututnya erat saat menjawab suara Dayang Shin yang sudah menawarkannya makan berkali-kali.
Mau bagaimana lagi, Jiyeon benar-benar tidak memiliki nafsu makan. Ia berencana untuk segera tidur setelah suasana hatinya sedikit membaik malam ini.
“Bukan begitu, Tuan Putri. Anda mendapat kunjungan dari Putra Mahkota.”
Jiyeon mendongakkan kepalanya cepat. Kunjungan? Selarut ini?
“Beliau sedang menunggu—“
SRET!
Pintu terbuka dan bola mata mereka beradu. Dengan cepat Dayang Shin undur diri, meninggalkan Jiyeon dan Putra Mahkotanya yang masih berdiri canggung didepan pintu.
“A-aku kedinginan. Maaf jika langsung masuk tanpa izin.”
Jiyeon mengerti. Itu pula lah yang membuatnya sedikit terkejut.
Kunjungan pada waktu selarut ini sangat jarang sekali terjadi karena suhu di luar paviliun yang akan menjadi sangat ekstrem jika gelap sudah menjemput.
Jaehyun pasti kedinginan terlebih jarak antara paviliun Putri Mahkota dan kediaman Putra Mahkota cukup jauh.
Jiyeon melihat lelaki itu menarik nafas dan menghembuskan uap yang sangat ketara, dari sana kesadarannya bangkit secara tiba-tiba.
Jiyeon merapikan posisi duduknya lalu memberi hormat.
“A-animida. Gwencaseumnida, Seja Jeoha.”
Jaehyun melangkah masuk dalam diam. Menciptakan debar jantung yang saling bertabuh kencang diantara keduanya. Jaehyun memilih untuk duduk dipinggiran ranjang karena melihat sang Putri Mahkota seperti tidak akan beranjak dari posisinya.
“Aku datang untuk meminta maaf.”
Tutur Jaehyun setelah menemukan posisi yang tepat. Kini mereka saling bertatap muka dan Jaehyun menemukan kilau kebingungan dalam bola mata istrinya.
“Karena menolak kunjungan darimu sore ini.”
Dan sepersekian detik berikutnya sang Putri Mahkota tersenyum tipis, namun sarat akan rasa kecewa. Gadis itu tidak menjawab apapun. Ia hanya menunduk, menghindari tatapan mata Jaehyun.
“Dan, malam ini aku ingin menginap.”
“N-ne?”
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Crown Prince's First Love | Jung Jaehyun
Romance"Ada seorang putri dari penasehat istana yang kami pikir akan sangat pantas untuk menjadi pendampingmu nanti. Pertengahan tahun depan, dia akan memasuki usia ke dua puluh. Saat itu kerajaan akan memperkenalkannya sebagai Calon Putri Mahkota. Dan per...