"Putra Mahkota sedang tidak ingin menerima tamu, Tuan Putri."
Jiyeon menatap Penasihat Kim dengan mata pias miliknya.
"Tapi beliau baik-baik saja kan, Penasihat Kim?"
"Iya, Putri Mahkota. Beliau baik-baik saja."
Helaan nafas Jiyeon membuat Penasihat Kim iba. Namun gadis itu tetap tersenyum, mengoper sebuah nampan padanya dengan anggun.
"Tolong berikan ini pada Putra Mahkota. Teh camomile akan membuat perasaannya jauh lebih baik." ucap Jiyeon memberi tau.
"Juga, tolong sampaikan pada beliau bahwa-"
"-Putri Mahkota tidak memiliki perasaan apapun terhadap Doyoung Hwangja. Beliau hanya pernah jatuh hati satu kali, dan Tuan Putri yakin bahwa Putra Mahkota tau betul siapa sosok itu."
Pesan itulah yang terus berputar dalam kepala Jaehyun saat langkah kakinya lagi-lagi membelah badai salju di malam hari. Tujuannya hanya satu, menuju paviliun Eunwolgak. Tempat peristirahatan Putri Mahkotanya.
"Putra Mahkota datang!"
Seruan itu terdengar sejak Jaehyun muncul dari balik tikungan koridor. Beberapa penjaga segera membuka pintu masuk untuknya dan Jaehyun bertemu dengan Dayang Shin, pelayan setia sang Putri Mahkota.
"Putri Mahkota sudah menunggu anda didalam, Hwangjanim."
Wanita paruh baya itu tersenyum hormat dan berlalu meninggalkan Jaehyun dengan salah satu alis yang bertaut bingung. Jaehyun melangkahkan kaki semakin masuk hingga kemudian langkahnya terhenti usai menggeser pintu kamar sang putri.
Disana, Jiyeon duduk gelisah. Menggerakkan kedua kakinya dengan gerakan lucu. Dan terhentak saat suara pintu terdengar.
Mata mereka kembali beradu. Kali ini, dalam keheningan yang mereka coba pahami bersama. Bahwa ternyata rasa itu telah tumbuh tanpa mereka sadari selama ini. Bahwa ada genderang yang bertabuh kencang dalam dada masing-masing, saat menemukan binar di setiap tatapan yang mereka adu.
"Seja Jeoha-"
"Apa lelaki itu aku?"
Pertanyaan mendadak itu membuat Jiyeon membeku. Namun tak butuh waktu lama baginya untuk mengangguk menjawab pertanyaan sang Putra Mahkota.
"Sejak kapan?"
Jiyeon menunduk sebentar, berusaha mengatur nafas.
"Saya.. tidak tau, Jeoha."
Tungkai panjangnya membawa Jaehyun semakin dekat. Sang Putra Mahkota berhenti tepat didepan Jiyeon, lalu menekuk kaki berlutut didepannya. Pandangan mata Jaehyun terasa begitu lembut dan menenangkan. Lalu lelaki itu berdehem pelan, suaranya terdengar begitu serak.
"Apa-apa malam ini kau menungguku untuk.. menginap disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Crown Prince's First Love | Jung Jaehyun
Romance"Ada seorang putri dari penasehat istana yang kami pikir akan sangat pantas untuk menjadi pendampingmu nanti. Pertengahan tahun depan, dia akan memasuki usia ke dua puluh. Saat itu kerajaan akan memperkenalkannya sebagai Calon Putri Mahkota. Dan per...