"Aku mungkin akan menginap di sebuah desa malam ini untuk sebuah kunjungan. Tidak apa-apa, kan?"
Pertanyaan Jaehyun pagi itu membuat senyum Jiyeon mengembang. Itu adalah kali pertama sang Putra Mahkota meminta pendapatnya sebelum bepergian. Dan itu membuat perasaan Jiyeon amat bahagia.
Ia mengangguk lembut. "Tidak apa-apa. Asalkan Jeoha kembali dengan selamat."
Jaehyun menatap sang istri penuh kekaguman. Itu adalah pagi-pagi lainnya yang mereka lewati berdua setiap kali Jaehyun menginap di paviliun Putri Mahkota. Lelaki itu berjalan mendekat, memegang salah satu lengan Jiyeon.
Dan entah mendapat dorongan dari mana perlahan mengecup kening Jiyeon dengan teramat lembut.
"Semakin mengenalmu, aku semakin kagum juga menyesal. Mengapa dulu aku begitu pengecut untuk memulai."
Jaehyun menarik Jiyeon mendekat, memeluk tubuh gadis di depannya dengan penuh kelembutan. Ada debar-debar yang semakin kencang setiap kali ia menemukan hal baru dalam hubungan mereka.
Jiyeon begitu mengagumkan. Putri Mahkotanya itu begitu lembut dan anggun. Juga cerdas. Jaehyun tak dapat lebih terkesima oleh sikap dan tutur katanya setiap kali mereka berdiskusi entah perihal masalah kerajaan atau masalah pribadi.
Dalam pelukan eratnya Jaehyun menyadari jika ada percik-percik lain yang mulai menghampirinya. Bahwa ada getar yang semula tak sanggup Jaehyun artikan sebelum ia bertanya pada Doyoung beberapa hari yang lalu.
Getar yang membuatnya pelan-pelan mengumpulkan kesiapan dan keberanian untuk melangkah pada tahap baru hubungan mereka.
"Aku ingin menghilangkan formalitas diantara kita."
Jaehyun berujar, masih memeluk Jiyeon erat. Menumpukan dagu miliknya pada pundak sang Putri Mahkota.
"Kita sudah melakukannya, Jeoha."
"Tidak. Maksudku, aku ingin lebih. Aku ingin, saat kita hanya berdua, aku bisa memanggilmu.. Bu-in." tubuh Jiyeon terasa kaku sesaat, membuat Jaehyun tersenyum tipis. "Bolehkah?"
"Tentu, apapun yang Jeoha inginkan."
Jaehyun merasa tidak puas. Jadi ia memberi jarak, menatap kedua manik madu Jiyeon bertanya. "Apa kau juga menginginkannya? Atau kau memiliki pendapat lain? Itu.. tidak menggelikan, bukan?"
"Animida. Sama sekali tidak menggelikan. Saya-juga menantikan panggilan seperti itu dari Jeoha sejak lama."
Senyum lebar Jaehyun terukir setelahnya. Bibirnya sekali lagi mengecup puncak kepala sang Putri Mahkota.
"Aku berjanji akan kembali dengan selamat, nae Bu-in."
__
p.s: tau tidak Bu-in itu apa?
itu panggilan sayang dari suami buat istri. kalau dari istri nanti manggilnya seobang-nim. fyi aja sih ini siapatau ada yg belum tau gitu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Crown Prince's First Love | Jung Jaehyun
Romance"Ada seorang putri dari penasehat istana yang kami pikir akan sangat pantas untuk menjadi pendampingmu nanti. Pertengahan tahun depan, dia akan memasuki usia ke dua puluh. Saat itu kerajaan akan memperkenalkannya sebagai Calon Putri Mahkota. Dan per...