Saat Jaehyun kembali dari tugasnya, jamuan makan malam kerajaan digelar guna menyambut kedatangan keluarga besar Qian Kun dari negeri seberang.
Kedatangan itu berhubungan dengan keadaan Putri Sooyoung yang ingin melahirkan di tanah kelahiran ibunya, sehingga sang suami tidak dapat melakukan apapun selain memberi kabar bahwa mereka akan tinggal di istana lebih lama.
Namun kerinduan membawa keluarga besar kerajaan seberang untuk berkunjung.
“Tidak lama lagi cucu pertama kerajaan akan bermain dan berlarian dalam istana. Sungguh waktu sangat cepat berlalu.”
Yang Mulia Raja tertawa bahagia.
“Benar. Anak-anak tumbuh dewasa dengan cepat. Tidak lama lagi Doyoung akan menyusul Sooyoung dan Jaehyun. Lalu beberapa tahun kemudian Minhyung dan Donghyuck juga akan menemukan pendampingnya masing-masing.”
“Nanti, lorong-lorong istana akan penuh dengan gelak tawa para malaikat kecil. Benar-benar menyenangkan.”
Seloroh bergantian Raja, Ratu serta saudara kerajaan lainnya terus menggema ditengah hangatnya suasana ruang makan kerajaan.
“Bagaimana dengan Putri Mahkota? Aku dengar Putra Mahkota sering berkunjung dan menginap di paviliun Eunwolgak. Belum adakah kabar baik yang datang?”
Jiyeon hampir tersedak makanannya mendengar pertanyaan yang tertuju khusus untuk dirinya dan Jaehyun.
Seluruh mata yang ada disana secara tiba-tiba terarah padanya.
“Belum, Ibunda Ratu. Jika memang sudah, tidak mungkin kami menutupi kabar bahagia seperti itu.”
Jiyeon merasakan jemarinya digenggam erat oleh sang Putra Mahkota. Ibu jarinya mengusap punggung tangan Jiyeon yang cukup berkeringat, berusaha menenangkannya.
“Seluruh kerajaan menanti kabar baik dari kalian, Putra Mahkota.”
“Nanti kami akan lebih berusaha, Ibunda. Aku akan lebih sering menginap di Eunwolgak. Karena bukan hanya seisi kerajaan, tapi kami berdua juga menantikan berita baik itu.”
Seluruh ruangan penuh gelak tawa dan gemuruh bahagia mendengar jawaban dari Putra Mahkota.
Sementara Jiyeon terdiam. Berpikir ratusan kali kapan kiranya mereka pernah membicarakan perihal keturunan semenjak hubungan mereka membaik.
Dan jantungnya seketika mulai berdebar tak menentu.
“Aku harap Dayang Shin tidak bosan menyambut kehadiranku disini.”
Jaehyun tersenyum, Dayang Shin menunduk hormat padanya. Memberikan ruang bagi Jaehyun untuk masuk kedalam paviliun.
Jaehyun menemukan Jiyeon yang sedang duduk di pinggiran kasur dengan tatapan kosong miliknya.
Jaehyun berdehem keras, berusaha mengembalikan konsentrasi sang Putri Mahkota. Sebelum berjalan mendekat. Menghilangkan rindu yang ia pikul selama menjalankan tugasnya diluar istana.
“Seja Jeoha..”
“Ada yang mengganggu pikiranmu, Bu-in?”
Jiyeon menggeleng pelan.
“Aku akan menginap malam ini, apa kau keberatan?”
Jemari Jaehyun terayun, mengusap pipi Jiyeon dengan lembut.
“Animida, Jeoha.”
“Tolong jangan biarkan suasana canggung kembali hadir diantara kita, Putri Mahkotaku.”
Jaehyun mendekat, memberi kecupan singkat pada kening Jiyeon.
“Aku kemari untuk berbicara.”
Jaehyun menghela nafas, berusaha mengendalikan debar jantungnya sendiri. “Perihal tanggung jawabku sebagai suami dan tanggung jawabmu sebagai seorang istri.”
Jaehyun meraih jemari Jiyeon yang mendingin. “Kita sudah sama-sama dewasa, Jiyeon-ah. Aku harap kau sudah mulai mempersiapkan dirimu untukku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Crown Prince's First Love | Jung Jaehyun
Romance"Ada seorang putri dari penasehat istana yang kami pikir akan sangat pantas untuk menjadi pendampingmu nanti. Pertengahan tahun depan, dia akan memasuki usia ke dua puluh. Saat itu kerajaan akan memperkenalkannya sebagai Calon Putri Mahkota. Dan per...