Dua Puluh

8.3K 1.2K 26
                                    

Jiyeon berbaring terlentang disamping Jaehyun. Untuk setengah malam yang telah mereka lewati bersama, gadis itu benar-benar tak mampu menutup kedua matanya.

Dan entah mengapa, Jaehyun juga merasa demikian.

Mereka sudah sama-sama mencari posisi nyaman. Ruangan pun sudah terasa hangat karena perapian. Namun keduanya tetap tak mampu menyambangi alam mimpi. Baik Jaehyun dan Jiyeon sama-sama merasa gelisah. Jadilah mereka berbalik, mencari posisi nyaman lainnya.

Namun berakhir dengan keterkejutan akan keberadaan masing-masing.

Rembulan malam yang terang menyinari paviliun Putri Mahkota dengan pencahayaan yang  temaram. Namun dari sana Jaehyun tetap dapat melihat binar indah dalam bola mata sang Putri Mahkota.

Detik itu pula, lagi-lagi genderang bertabuh kencang dalam dadanya.

“Terimakasih.”

Kening Jiyeon berkerut. “Terimakasih untuk apa, Seja Jeoha?”

“Untuk minuman hangat yang Putri Mahkota racik untukku.”

Bola mata mereka beradu. Dan Jiyeon hanya mengangguk kaku.

“Tidakkan ini terasa sangat canggung?”

Jiyeon mengangguk. Jaehyun berdehem membersihkan ternggorokannya.

“Rasanya sudah lama aku tidak menginap.”

“N-ne. Sudah sangat lama sekali, Jeoha.”

Jaehyun menemukan semburat merah di kedua pipi Putri Mahkota nya. Dan entah bagaimana ia tiba-tiba merasa begitu rindu akan malam-malam panjang semasa dulu ia menginap di kediaman Putri Mahkota.

Sudah begitu lama semenjak Jaehyun ikut perburuan akhir tahun, lalu Putri Mahkota terluka dan memerlukan waktu pemulihan yang cukup lama.

Mereka tidak memiliki waktu untuk berdua saja, seperti malam ini.

“Boleh aku memelukmu, Putri Mahkota?”

Semburat merah itu tak lagi berada di kedua pipi namun sudah menyebar ke seluruh wajah Jiyeon.

Jaehyun memperhatikan bagaimana wajah manis dan anggun itu mengangguk. Lalu dengan gerakan pelan Jaehyun beringsut maju, melingkarkan lengannya sebagai pengganti bantal untuk Putri Mahkota.

Lengannya yang lain turut melingkari tubuh istrinya. Jaehyun menekan punggung Jiyeon, membawa mereka lebih dekat. Membawa nafas hangat sang Putri Mahkota menampar langsung dadanya.

Jaehyun menciptakan jarak kecil diantara mereka. Semata agar Jiyeon tidak perlu tau betapa keras dan mendambanya debaran jantung sang Putra Mahkota malam itu.

Ternyata, perapian bukanlah apa-apa dibandingkan tubuh hangat satu sama lainnya.

Jiyeon menyandarkan kepalanya tepat diatas dada Jaehyun. Menemukan debar irama jantung sang suami sebagai nyanyian penghantar tidur paling indah yang pernah ia dengar.

[✔] Crown Prince's First Love | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang