O

337 8 2
                                    

"Halo guys, pada kangen sama gue ya," ucap Alda memasuki kelas.

"Kebiasaan ya lo Yun, pagi-pagi udah berisik," ucap Salsha.

"Btw Aldi sama Bastian kok belum dateng ya?" tanya Steffi.

"Mereka hari ini nggak masuk, katanya ada job di Bandung," ucap Alda.

"Tau dari mana lo?" tanya Salsha.

"Tadi malam Bastian nelpon gue," ucap Alda.

"Tumben tuh anak nelpon lo, biasanya dia ngasih tau Iqbaal atau Bang Kiky aja," ucap Salsha.

"Iya, mana dia gombalin gue lagi," ucap Alda.

"Jangan-jangan dia suka lagi sama lo," ucap Steffi.

"Nggak mungkin lah, masa Bastian suka sama gue. Lagian Bastian itu kan mantan gebetan Salsha," ucap Alda melirik Salsha.

"Ih kok malah bawa-bawa gue sih," ucap Salsha lalu memukul Alda.

"Aww kena luka gue Sa," Alda kesakitan karena Salsha memukul tepat di luka Alda.

"Lah tangan lo kenapa Al?" tanya Salsha.

"Kemaren gue ngikutin Genk Aldi ketemu sama Genk Gibran, pas itu Gibran bawa pisau dan mau nusuk Aldi dari belakang yaudah gue tahan. Eh malah gue yang luka," jelas Alda.

"Lo ngapain sih ngikutin mereka? Kalau lo yang kena gimana?" ucap Steffi.

"Kalau yang kena temen-temen kita gimana?" tanya Alda.

"Emang lo bukan temen kita? Yun lo itu udah kami anggap kayak sahabat tau nggak, lo itu bukan hanya sekedar fans Aldi," ucap Salsha yang membuat Alda terkejut.

"Hah kalian tau dari mana?" tanya Alda.

"Kemarenkan gue minjem buku biologi lo, dan gue nemuin kertas ini," ucap Salsha lalu memberikan selembar kertas.

To : My Idol ( Aldy Maldini )

Seharusnya aku sadar dari awal aku hanya sekedar fans yang beruntung bisa berteman dengan idolanya.
Seharusnya aku tidak sebodoh ini, aku cemburu saat kau bersama orang lain padahal aku bukan siapa-siapa.
Seharusnya aku tidak pantas berteman dengan kau, berteman dengan kau hanya membuatku selalu menangis dalam tawa.
Sekarang aku sadar dimana seharusnya aku berada, aku akan selalu mendukung siapapun nanti yang kau pilih menjadi pasangan hidupmu yang pasti bukan aku.

Ananda Yunalda Laugica

"Tenang aja Yun, gue sama Steffi doang kok yang tau," ucap Salsha.

"Please jangan kasih tau siapa-siapa lagi ya," mohon Alda.

"Iya Yun, tenang aja. Lagian lo nggak salah kok cinta sama Aldi," ucap Steffi.

"Iya Al lo nggak salah, mencintai itu hak siapapun. Cinta itu nggak harus memiliki kok," ucap Salsha.

"Iya deh yang udah berpengalaman banget hahaha," ledek Alda.

"Lo itu paling bisa deh mencairkan suasana," ucap Salsha.

"Iya dongz siapa dulu," ucap Alda sombong.

---

Sepulang sekolah...

"Yun gue sama Steffi pulang duluan ya," ucap Salsha.

"Bareng sampai gerbang ya," ucap Alda.

"Yaudah ayo," ucap Steffi.

Lalu mereka menuju gerbang. Saat sampai di gerbang Alda melihat Gibran sedang duduk di atas motornya.

"Gibran ngapain disini?" tanya Alda.

"Mana Yun?" tanya Steffi dan Salsha.

Lalu Alda, Steffi dan Salsha menghampiri Gibran.

"Nungguin siapa lo disini?" tanya Alda.

"Santai dong, gue mau nantang lo satu lawan satu," ucap Gibran.

"Gue nggak ada waktu ngeladenin orang kayak lo," ucap Alda lalu beranjak pergi namun tangannya di tahan Gibran.

"Lo mau kejadian dua tahun lalu terulang ke Aldi?" tanya Gibran.

"Lo beraninya ngancem aja ya? Ok nanti malam gue tunggu lo di belakang sekolah," ucap Alda lalu pergi.

"Sebaiknya kalian jangan kasih tau siapa-siapa masalah ini atau kalian bakalan gue abisin juga," ucap Gibran lalu pergi.

"Stef kita harus tetap kasih tau Bastian sama Aldi," ucap Salsha.

"Iya Sal, tapi mereka kan lagi di Bandung. Gimana kalau kita kasih tau Bang Kiky sama Iqbaal aja," usul Steffi.

"Yaudah, nanti malam lo ajakin Iqbaal dan gue ngajakin Bang Kiky," ucap Salsha.

"Okay," ucap Steffi.

---

Alda sudah sampai ditempat mereka janjian. Disana sudah ada Gibran dan Genknya.

"Dasar pengecut, beraninya main keroyokan aja," batin Alda.

"Weh berani juga ya lo dateng sendiri kesini," ucap Gibran.

"Gue bukan pengecut kayak lo yang beraninya keroyokan," ucap Alda.

"Terserah lo mau ngomong apa, yang penting gue bisa abisin lo malam ini juga," ucap Gibran.

"Jangan mimpi, lo baru menang sekali dan itu juga lo curang," ucap Alda tersenyum miring.

"Gue nggak curang ya, emang lo sama Fikri nya aja yang lemah. Dua tahun lalu Fikri yang gue lumpuhin dan sekarang giliran lo," ucap Gibran. "Serang," perintah Gibran.

Alda melawan semua anak buah Gibran satu persatu. Walaupun Alda hanya sendiri

Ia tidak takut sama sekali dengan Genk Gibran. Alda mulai kewalahan melawan anak buah Gibran. Gibran menendang punggung Alda dari belakang dan membuat Alda jatuh ketanah.

"Sekarang cuma ada dua pilihan buat lo, mati atau lumpuh," ucap Gibran.

"Gue nggak akan mati di tangan orang kayak lo," ucap Alda.

"Masih mau ngelawan lo?" Gibran mengeluarkan pisau dari sakunya, saat ia akan menerjunkannya ke arah Alda ada yang mendorongnya dari belakang.

MENCINTAI DALAM DIAM#CJRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang