Sekarang Nana sudah berada di dalam apartemen milik Jeongin. Dia menatap kagum keseluruh ruangan yang ada di apartemen lelaki tersebut. Heran aja gitu, apartemen Jeongin ini termasuk sangat rapi untuk ukuran anak laki-laki yang tinggal sendiri di dalamnya.
Kaki Nana melangkah ke dapur, dia mengeluarkan sayur-sayuran dan buah-buahan serta berbagai bahan makanan yang ia dan Jeongin beli tadi dan memasukkannya ke dalam kulkas.
Ditengah kesibukkannya memasukkan sayuran ke dalam kulkas, Jeongin yang baru saja mandi langsung mendudukkan dirinya di meja makan seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
Dia mengamati setiap pergerakan Nana sehingga membuat gadis tersebut sedikit risih. Nana membalikkan badannya dan menatap Jeongin tajam.
"Gak usah dipelototin gitu ... Gue gak bakal kemana-mana kok."
Mendengar apa yang dikatakan Nana barusan membuat Jeongin nyengir. Jeongin sebenernya udah grogi dari tadi soalnya disini mereka cuma berdua doang di apartemen.
Mau pura-pura polos di depan Nana-nya tapi rasanya susah lah boss. Gini-gini Jeongin juga laki-laki walau pun kadang suka khilaf bikin orang-orang gemes sama kelakuannya.
"Jeong, bisa ambilin kantong plastik yang ada di depan lo gak? Bawa ke sini biar gue masukin ke kulkas."
Jeongin nganggukkin kepalanya, tanpa babibu dia langsung menyerahkan kantong plastik yang diminta sama Nana tadi. Jeongin cuma diam memperhatikan Nana.
"Kak besok ada kuliah gak?"
Tanpa mengalihkan atensinya Nana menggelengkan kepalanya.
"Gak ada. Dosen gue lagi di Belanda, jadi besok gak ada kelas."
Jeongin nganggukkin kepalanya paham. Kemudian dia mengambil botol cola yang ada di plastik lalu membantu Nana memasukkannya ke dalam kulkas.
"Gak papa nih kakak aku tinggal di apartemen sendirian?"
Nana terkekeh pelan, "Gak papa lah! Lo kira gue anak kecil apa."
Jeongin nyengir, "Ya udah kalau gitu Kak Nana langsung tidur aja sana. Udah aku kasih tau kan kamar aku yang mana?"
Nana nganggukkin kepalanya. Dia merapikan kantong-kantong plastik belanjaannya tadi. Lalu pergi ke kamar Jeongin.
Paginya Nana bangun kesiangan. Huhu, kenapa sih kasurnya Jeongin malah bikin Nana jadi tambah molor gini, mana Jeongin sama sekali gak mau bangunin dia lagi.
Nana melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Dia melihat jam sudah jam tujuh ternyata, lalu dia berjalan menuju ke dapur. Fokus Nana teralihkan ke sticky note yang tertempel di pintu kulkas.
'Kalau mau sarapan, panasin aja yang aku bikinin buat sarapan di atas meja itu.'
Tanpa sadar Nana tersenyum, dia lalu memanaskan makanan yang sebelumnya dibuatkan oleh Jeongin tadi. Nana pun mencoba untuk menghubungi Jeongin
Nana
Mksh ya sarapannya|
Tp kok td ga dibangunin?|Jeong🦊
|Sama2 Kak Nana❤️
|Gak tega banguninnyaNana mendengus geli. Kemudian Nana pun melangkahkan kakinya ke ruang tv.
Jeongin yang kini sedang jam kosong menatap ponselnya dengan senyumannya yang hampir membuat para siswi yang berada di kantin sekolah menjerit.
Jisung, Yedam dan Haruto yang berada di dekatnya pun mengerutkan alisnya bingung dengan mata saling berpandangan.
"Lo kenapa sih anjing?!! Jangan bikin takut dah senyam-senyum sendiri!" Jisung yang sudah tidak kuat meliatnya akhirnya dia mendorong kepala Jeongin agar anak laki-laki yang berada di depannya ini tersadar dari lamunannya.
Haruto ikut berbicara, "Tau dah yang udah punya pawang. Kita yang jomblo diam ajaah ya."
Sedangkan Yedam dia hanya bisa menganggukkan kepalanya, mengiyakan ucapan dari Haruto tadi.
"Btw, tunangan lo beneran nginep di apartemen lo ya sekarang???" Yedam memberanikan diri untuk bertanya setelah dari tadi dia cuma diam, ngangguk-angguk kepala doang.
Jeongin nganggukkin kepalanya terus nyengir, "Hehe iya."
"WADAW UDAH INDEHOY BELOM NEH?????"
Tolong ya ini mulutnya Park Jisung tidak bisa dikontrol banget kalau masalah beginian. Haruto yang berada di sebelah Jisung pun mendorong kepalanya dengan penuh tenaga. "PORNO SEMUA ISI OTAK LO BANGSAT!"
Jeongin hanya menggelengkan kepalanya, melihat Haruto dan Jisung yang kini sedang ribut sendiri.
"Mana gue berani. Orang tidur aja gue suruh di kamar yang biasa gue pake terus gue tidur di kamar tamu."
Yedam menepukkan tangannya di bahu Jeongin. "Bagus Jeong, setidaknya lo masih waras setelah lama temenan sama mereka berdua."
Melihat Yedam yang menunjuk Haruto dan Jisung pun membuat Jeongin ketawa. Di dalam hati sekarang dia beneran takut dong, takut kalau beneran indehoy seperti apa yang diucapkan oleh Jisung barusan.
___________
Kenapa sihh suka gak kuat sama maknae yang satu ini..........
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN | Yang Jeongin (✓)
Short Story❝kenapa sih kakak gak pernah liat aku sebagai laki-laki. kenapa kakak nganggap aku anak kecil? aku suka sama kakak, kakak mau kan jadi ibu dari anak-anak aku?❞ cute cover by ExacIm ©Marklipss,2019