14

6.4K 842 40
                                    

"Jeongin bangunin Nana ya, mama mau ke sana sebentar sama papa kamu. Kalau mau main ke pantai hati-hati."

Jeongin nganggukkin kepalanya paham pas mama sama papanya keluar mobil. Nana yang ngedenger suara ribut dikit langsung ngucek matanya, bikin Jeongin noleh.

"Udah sampe?"

"Iya, Na." Tangan Jeongin terulur untuk membenarkan rambut Nana yang sedikit berantakan, "mau langsung ke pantai gak?"

Nana yang keliatannya masih ngantuk menganggukkan kepalanya pelan. Jeongin yang gemes langsung mencubit pipi Nana sehingga membuat gadis tersebut melototkan matanya ke arah Jeongin.

"Ih sakit tau!"

"Makanya ayo bangun... Ini kalo masih ngantuk terus aku bawa ke pantai siapa tau kamu malah hanyut ke tengah laut."

Nana langsung cemberut pas denger apa yang diucapkan sama tunangannya tadi. Jeongin yang melihat kelakuan Nana hanya terkekeh.

Kemudian mereka berdua keluar dari mobil, baik Nana maupun Jeongin mereka berdua sangat menikmati bagaimana angin laut menerpa wajahnya.

Senyum Nana bertambah lebar ketika deburan ombak menerpa telapak kaki saat ini. Jeongin yang melihat itu pun ikut tersenyum. Baginya senyuman Nana itu adalah candu untuknya.

Dan Jeongin selalu ingin melihat senyuman Nana itu selalu ada, dia tidak ingin sekali pun melihat wajah muram gadis tersebut.

"Btw, mama sama papa mana Je?"

"Tadi katanya mau ke sana," Jeongi  nunjuk ke tempat kedua orang tuanya jalan. Disana ada orang jualan makanan, dan oleh-oleh. "Sebentar lagi paling ke sini."

Mendengar apa yang di ucapkan oleh Jeongin membuat Nana menganggukkan kepalanya. Mereka melewatkan waktu seraya tertawa bersama.

Tak terasa hari sudah menjelang siang, dari jauh mamanya Jeongin sudah dadah dadah di pendopo yang ada di pinggiran pantai tersebut.

Nana dan Jeongin berjalan beriringan, mereka menenteng sepatu milik masing-masing dan duduk di pendopo tersebut.

"Udah siang, kalian makan dulu ya."

Nana nganggukkin kepalanya, dengan cekatan dia membantu mama Jeongin menyiapkan makan siang mereka. Melihat hal tersebut, baik Jeongin dan Mamanya tersenyum.

Entah kenapa Nana terlihat begitu menggemaskan.  Mama Jeongin memberikan makanan dengan porsi yang lumayan banyak di piring Nana.

"Makan yang banyak Na, sekali-kali gak usah mikirin berat badan."

Nana terkekeh mendengarnya. Dia menganggukkan kepalanya, "Iya ma. Mama juga makan yang banyak dong."

Jeongin yang melihat betapa akrabnya Nana dan mamanya pun tersenyum senang. Papanya menyenggol bahunya, mereka berdua tersenyum.








"Na gak bisa bolos aja ya besok??????"

Jeongin dari tadi males pulang ke apartemennya, alesannya capek. Nana sampai pusing ngurusin bayi besarnya yang satu ini.

"Enggak. Kamu mau ujian nasional tapi gak niat belajar gimana sih?!"

Jeongin merengut. Dengan amat terpaksa dia harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh Nana.

Pokoknya dijidat Jeongin seolah tertulis; jangan sekali-kali bikin Nana marah. Bahaya. Jeongin pasti bakal tidur di kamar tamu kalau Nana-nya marah.

Dengan berat hati Jeongin membawa koper kecil milik Nana. Mereka berdua jalan ke arah ruang keluarga. Disana ada mamanya Jeongin yang sedang nonton tv.

Papanya Jeongin tadi katanya lagi ada kerjaan dadakan di kantor, makanya gak lama dirumahnya.

Nana menghampiri Mamanya Jeongin, "Ma ... Nana sama Jeongin pulang ya ..."

Mama Jeongin langsung noleh, dia berdiri dan langsung meluk Nana. "Yaaa sayang banget yaa... Padahal mama pengennya kalian nginep disini lebih lama."

Nana tersenyum, "Jeongin besok sekolah Ma. Kalau nginep disini yang ada dia bolos."

Mendengar apa yang diucapkan oleh Nana tadi membuat Jeongin nyengir, karena memang benar adanya kalau Jeongin masih menginap disini dia ingin bolos sekolah.

"Ah ya udah, kalian hati-hati ya pulangnya. Jeongin kamu jangan ngebut bawa mobilnya. Ingat keselamatan itu nomor satu."

Jeongin ngacungin ibu jari tangannya, "Oke siap bos."

Mamanya Jeongin terkekeh melihat kelakuan putra tunggalnya itu. Akhirnya dia mengantarkan Nana dan Jeongin sampai pintu luar rumah.

Nana dan Jeongin melambaikan tangannya sebelum meninggalkan rumah orang tuanya tersebut.



__________
Wadidaw mau manggil Mas Jeongin tapi tuaan guaaaaa T______T

__________Wadidaw mau manggil Mas Jeongin tapi tuaan guaaaaa T______T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DIJODOHIN | Yang Jeongin (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang