3

7.5K 1K 91
                                    

Jeongin tidak benar-benar mengantarkan Nana pulang ke rumahnya. Mereka singgah di taman dekat perumahan Nana karena wanita itu yang menginginkannya. Dan tentu Jeongin mengiyakannya.

Suasana begitu canggung ketika mereka berdua hanya diam tanpa ada yang mau membuka suara terlebih dahulu, memecah keheningan.

Jeongin sebenarnya tidak tahan dengan situasi ini. Dia tidak suka suasana canggung yang menyelimuti atmosfer mereka. Akhirnya dia berdeham, sehingga membuat atensi Nana yang awalnya melihat lurus ke arah kolam kini terfokus padanya.

"Kakak gak suka perjodohan ini??"

Nana menggelenggakan kepalanya ragu. "Eng--enggak tau gue. Kalau pun gue nolak, gue gak mungkin membatalin perjodohan ini kan?"

Ada helaan nafas gusar yang di keluarkan oleh gadis yang berada disamping Jeongin ini. 

Jeongin memainkan kakinya, kemudian dia mendongak menatap langit malam yang kini memamerkan bintang-bintang yang menggantung disetiap sisi langit malam. 

"Kalau gitu mulai sekarang kalau Jeongin memperlakukan kakak dengan baik, kakak jangan marah ya?"

Alis gadis tersebut terangkat sebelah. Ia menatap Jeongin yang berada disampingnya. "Maksud lo gimana?"

Jeongin menghela nafasnya kemudian dia menarik tangan kiri gadis tersebut lalu menggenggamnya. "Kalau aku bilang aku udah suka sama kakak dari setahun yang lalu, kakak percaya gak?"

Dan benar, Nana menatapnya dengan tatapan tidak percayanya. Gadis itu bahkan tidak mengedipkan matanya dan melotot kaget. Jeongin yang melihat wajah gadis tersebut tertawa.

"Biasa aja kali kak."

Nana tidak habis pikir, bagaimana bisa anak lelaki di sebelahnya ini menyembunyikan perasaannya hampir selama setahun.

"Jadi lo masih SMA kan kelas akhir kan???" Nana mencoba mengalihkan pembicaraan.

Jeongin menganggukkan kepalanya. Lalu dia menyenderkan punggungnya di kursi kayu yang kini mereka duduki.

"Rencana setelah lulus mau lanjut dimana?" Nana semakin kepo dengan kelanjutan Jeongin setelah lulus SMA.

Jeongin nyengir. Dia menoleh ke arah Nana, "Nikahin Kak Nana dong."

Dan Nana sedikit menyesal karena menanyakan topik tidak berfaedah seperti tadi.


















"Dek bangun! Katanya kuliah pagi, itu udah dijemput di bawah." Mas Chris mengetok-ngetok pintu kamar Nana dari luar.

Sedangkan Nana masih berada di atas kasurnya yang empuk. Demi apapun ini masih jam setengah enam, tumben  sekali Felix  sepupunya itu menjemputnya sepagi ini.

"Bilangin ke Felix, Nana masih ngantuk mas!" Seru Nana kemudian dia menaikkan selimutnya dan memeluk guling yang ada di sebelahnya.

Mas Chris menghela nafasnya pelan, kemudian dia menatap Jeongin yang berdiri di sebelahnya, "Kayaknya dia masih tidur deh Jeong. Coba buka aja pintunya, kamu yang bangunin. Mas mau turun ke bawah bantuin mama."

Dengan ragu dia membuka pintu kamar Nana. Hal yang pertama Jeongin lihat adalah kamar Nana yang wangi harum vanilla. Manis sekali, bahkan kamarnya sangat girly, dekorasi semuanya dominan warna pink dengan barang-barang yang menurut Jeongin sangat lucu.

Kemudian fokus Jeongin langsung tertuju ke arah kasur. Dimana Nana masih tertidur lelap diatasnya. Jeongin pun berjalan menuju gadis tersebut dan berjongkok dipinggiran kasur. Mengapati wajah gadisnya tertidur.

Ah, mengakui Nana sebagai gadisnya tanpa sadar membuat wajah Jeongin memerah karena malu. Dia tidak menyangka, semudah ini bisa berdekatan langsung dengan Nana.

Padahal dulu sangat sulit untuknya. Jangankan dekat, menyapa lalu meminta kontak Nana saja, Jeongin rasanya sungkan untuk melakukannya.

"Kak Nana bangun. Katanya kuliah pagi." Masih dengan posisi berjongkok di pinggiran kasur Nana, Jeongin mengelus pelan pipi gadis tersebut.

Nana yang merasa tidurnya diganggu langsung membuka matanya.

"Astaga!" Seru Nana kaget ketika melihat Jeongin berada di dlaam kamarnya. "Ngapain lo disini??!!"

Jeongin hanya bisa meringis ketika mendengar teriakan Nana yang kaget karena kedatangannya, "Jemput Kak Nana lah."

Nana hanya bisa mengelus dadanya, dia harus sabar. Karena mungkin setiap hari Jeongin akan  menjemputnya seperti ini.

"Tapi kan gue belum mandi Jeong."

Jeongin yang mendengar perkataan Nana pun memiringkan kepalanya dan menatap Nana bingung.

"Kan Jeongin bisa nungguin kakak."

Ah, terserahlah. Nana segera bangkit dari tidurnya dan dia baru menyadari sesuatu. DIA TIDUR TANKTOPAN DOANG DAN JEONGIN DARI TADI MELIHATNYA.

"JEONGIN TUTUP MATA LO!!!!!!!??"






________
Visualisasi Jeongin yang jemput Nana, yaa pantes aja mbaknya kaget orang poninya kek gitu.

________Visualisasi Jeongin yang jemput Nana, yaa pantes aja mbaknya kaget orang poninya kek gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DIJODOHIN | Yang Jeongin (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang