Sekarang sudah sebulan lebih Nana tinggal di apartemen Jeongin. Sebulan itu juga mereka jadi dekat. Apalagi sekarang Jeongin itu kalau berdua sama Nana pasti nempel terus.
Kayak sekarang, rencana mereka malam minggu yang awalnya pengen nonton gagal gara-gara hujan. Jeongin males hujan-hujan keluar, padahal dia punya mobil. Dasar.
Karena Nana ngambek akhirnya Jeongin membujuk gadis tersebut dengan iming-iming makanan dan nonton tapi lewat laptop milik Jeongin.
Mau tidak mau, akhirnya gadis itu tidak ngambek lagi. Sekarang posisinya mereka lagi tiduran sambil nonton film yang ada di laptop Jeongin.
"Je, kamu ujian nasionalnya kapan?"
Jeongin menolehkan kepalanya ke arah Nana, "Lima bulan lagi deh kayaknya. Lupa hehehe."
Nana mendengus lalu mencubit hidung Jeongin dengan gemas, "Kamu itu apasih yang kamu ingat??? Perasaan lupa terus."
Jeongin menarik pinggang Nana sehingga memudahkan dia memeluk gadis itu dalam posisi miring. "Ada kok."
Nana menatap Jeongin dengan padangan curiga, "Emang apa yang kamu ingat?"
Mendengat pertanyaan Nana membuat Jeongin nyengir. Dia mengeratkan pelukannya dan menatap lurus ke arah Nana, "Yang aku ingat hanya satu nama yang selanjutnya akan menjadi tempatku pulang. Christina Bang."
Nana memalingkan wajahnya menahan rona wajahnya ketika mendengarkan gombalan dari Jeongin. Sedangkan Jeongin tersenyum puas karena berhasil menggoda gadis tersebut.
Jeongin menarik dagu Nana sehingga membuat gadis tersebut menatap wajahnya. "Na, aku beneran sayang sama kamu."
Nana tersenyum, kemudian dia mengacak gemas rambut Jeongin, "Iya aku tau kok."
Mendengar jawaban dari Nana membuat Jeongin mengerucutkan bibirnya, "Kamu gak sayang aku?"
Nan terkekeh pelan, dia mencubit kedua pipi Jeongin dengan gemas. "Sayaaaaaaaaaaang banget."
Tolong ini posisinya mereka cuma berdua di apartemen dan Jeongin udah gak tahan lagi. Dengan gerakan tiba-tiba Jeongin mencium bibir Nana, sehingga membuat gadis itu mengerjapkan matanya kaget.
Melihat respon Nana yang tidak menolak dan mendorongnya membuat Jeongin tersenyum tipis, dia memegang tekuk Nana memperdalam ciumannya.
Malam itu adalah malam yang sangat yang sangat indah untuk Jeongin. Dimana untuk pertama kalinya dia mencium Nana dan Nana tidak menolak sama sekali.
Sinar dari jendela kamar membuat Nana bangun dari tidurnya. Dia tersentak kaget ketika pinggangnya dipeluk oleh lelaki yang tak lain adalah tunangannya, Jeongin. Jadi yang tadi malam itu bukan mimpi ya?
Mengingat hal itu pipi Nana menjadi panas, dengan pelan-pelan Nana melepaskan pelukan dari Jeongin. Tetapi lelaki itu malah mengeratkan pelukannya, bahkan dengan sengaja Jeongin meletakkan wajahnya di perpotongan leher gadis tersebut.
Nana menggerutu di dalam hati, bayi besarnya itu memang susah sekali bangun pagi. "Jeong, bangun. Kamu gak sekolah?"
Bukannya anggukkan yang ia dapatkan namun gelengan yang baru saja Jeongin lakukan. Nana mendengus geli, tangannya terulur untuk mengusap rambut Jeongin.
"Jangan niat mau bolos ya. Bangun atau besok tidur di kamar tamu."
Mendengar ancaman dari Nana membuat Jeongin mau tidak mau melonggarkan pelukkannya. Dia menatap Nana dengan tatapan memelas membuat Nana terkekeh pelan.
Nana mencium pipi Jeongin dengan cepat, "Pagi ... cepetan mandi, kalau udah siap-siap langsung ke dapur buat sarapan ya."
Jeongin mengucek matanya dan menganggukkan kepalanya. Nana yang gemas akhirnya mencubit kedua pipi lelaki tersebut sehingga membuatnya menjerit. "AKH.....NA INI AKU UDAH BANGUN!"
Nana hanya menggelengkan kepalanya, "Kalau udah siap-siap langsung sarapan ya."
Begitu mendapat anggukkan dari Jeongin, Nana langsung keluar dari dalam kamar. Dia berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan.
"Hmmm.... Bikin apa ya?" Gumam Nana yang kini membongkar isi kulkasnya.
Dia mengambil telur serta sosis. "Kayaknya nasi goreng aja deh."
Disaat dia ingin menyajikan masakannya ke piring tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang, siapa lagi kalau bukan Jeongin pelakunya. Nana menolehkan kepalanya menatap Jeongin. "Je, duduk di sana aku mau siapin sarapan."
"Cium dulu."
Astaga, tolong ini otak Jeongin isinya cium terus mentang-mentang Nana tidak melarangnya.
Jeongin yang tidak mendapatkan respon dari Nana pun mendengus, akhirnya dia menundukkan kepalanya dan mencium bibir Nana bahkan sedikit melumatnya. "Selamat pagi calon ibu dari anak-anakku nanti."
______________
CRINGE BGT AJG:""""(
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN | Yang Jeongin (✓)
Conto❝kenapa sih kakak gak pernah liat aku sebagai laki-laki. kenapa kakak nganggap aku anak kecil? aku suka sama kakak, kakak mau kan jadi ibu dari anak-anak aku?❞ cute cover by ExacIm ©Marklipss,2019