Setelah pulang dari rumah orang tuanya Jeongin mereka berdua langsung balik ke apartemennya. Nana yang dari tadi capek langsung duduk disofa, dia ngidupin tv.
Jeongin yang baru masuk apartemen langsung nyusul Nana yang ternyata lagi nonton tv. Dia duduk di sebelah Nana dan memeluk pinggangnya Nana sehingga membuat Nana tersentak kaget.
Jeongin senyum dan mencium pipi Nana berkali-kali sehingga membuat gadisnya menggeram kesal. "Je, aku lagi nonton tv."
Laki-laki itu menganggukkan kepalanya. Mereka berdua hanya diam, setelah melihat Nana yang menguap Jeongin mematikan tvnya.
Nana menoleh dan menatap Jeongin dengan heran, "Kok dimatiin?"
Jeongin mengacak puncak kepala Nana, "Udah ngantuk juga kan, idur ya?"
Nana menganggukkan kepalanya seraya memanyunkan bibirnya sehingga membuat Jeongin terkekeh geli. Dia mencubit pipi Nana pelan sehingga membuat gadis itu melototkan matanya ke Jeongin.
"Udah nurut aja, kalau ngantuk tidur."
Jeongin udah siap-siap berdiri sementara Nana hanya menatap Jeongin dengan datar, "tapi aku mau nonton tv Je."
Jeongin menggedikkan bahunya, dia bersiap-siap meninggalkan Nana. Namun sebelum meninggalkan ruang tv dia mendapatkan sebuah ide yang cemerlang.
Melihat Nana yang bersiap-siap untuk menyalakan tv kembali langsung menoleh ketika Jeongin memanggil namanya.
"Na,"
"Hmm?"
"Yakin mau nonton tv sendirian? Di samping tv itu ada miss K nungguin tuh."
Mengerti maksud dari ucapan Jeongin membuat Nana menatap Jeongin horor. Dia langsung meletakkan remotnya dan berdiri menghampiri Jeongin yang tengah tersenyum senang.
"IH JANGAN NAKUT-NAKUTIN!"
"Gak ada yang nakut-nakutin aku beneran kok."
Jeongin jalan duluan bikin Nana berjalan cepat menyusulnya. Nana langsung memeluk lengan Jeongin sehingga membuat anak lelaki itu langsung menolehkan kepalanya menatap Nana.
"Kenapa kok gak jadi nonton tv?"
"Takut ih!" Seru Nana menatap Jeongin dengan kesal.
Yang ditatap hanya terkekeh pelan. Mereka berdua langsung masuk ke kamarnya Jeongin. Nana langsung melepaskan pelukannya tadi dan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah beberapa menit gadis itu keluar dari kamar mandi, dilihatnya Jeongin yang sedang membaca buku dengan serius.
"Baca buku apa sih?"
"Kiat-kiat menjadi kaya raya."
"JEONGIN SERIUS NIH?"
Jeongin ketawa sehingga membuat matanya tinggal segaris. Diletakkannya buku tadi diatas nakas, "Bukan yang. Buku Biologi ini, besok aku ada ulangan."
"Kok belajar cuma sebentar?"
Jeongin berdiri, dia menatap Nana yang kini tengah menatapnya heran. "Udah pinter gak usah belajar."
Mendengar apa yang diucapkan oleh Jeongin membuat Nana menggelengkan kepalanya. Terserah Jeongin aja dah.
Melihat Jeongin yang kini pergi ke kamar mandi, Nana berinisiatif untuk memainkan ponselnya.
Dilihatnya grup angkatannya yang sedang rame-ramenya membicarakan Felix sepupunya yang kini sedang mendekati anak fakultasnya.
Jeongin keluar dari kamar mandi dengan handuk yang bertengger di lehernya. Dilihatnya Nana yang kini tengah tersenyum-senyum menatap layar ponselnya.
Jeongin meletakkan handuk tadi ditempat gantungan baju dan segera mendekati kasur mereka.
Nana masih tidak memperdulikan Jeongin yang kini tengah menatapnya tajam. Jeongin mendengus, dia naik ke atas kasur dan merampas ponsel milik Nana.
Nana yang terkejut pun menatap Jeongin dengan wajah kesalnya. "JE KOK HP AKU DI RAM--hmmmpphh"
Jeongin mencium bibir Nana, ia melumat bibir Nana dengan lembut sehingga membuat gadis itu tersentak kaget. Nana yang tidak siap karena Jeongin menciumnya secara mendadak membuat gadis tersebut menepuk-nepuk bahu Jeongin.
Tapi Jeongin tidak memperdulikan Nana, dia dapat menahannya lagi, karena kesal dan juga bibir Nana terlalu menggoda sehingga membuatnya kalap seperti ini.
Nana yang terbuai akan permainan dari bibir Jeongin pun mengalungkan kedua tangannya di leher Jeongin. Jeongin tersenyum tipis ketika Nana membalas ciumannya, dia menekan tekuk Nana untuk memperdalam ciumannya.
Nana yang sudah kehabisan nafas meremas pundak Jeongin, Jeongin yang paham langsung melepaskan tautan bibir mereka berdua. Jeongin tersenyum, sekali lagi dia mengecup bibir Nana dan mencium keningnya cukup lama.
"Udah malam, ayo tidur. Kamu besok kuliah pagi kan?"
Nana hanya menganggukkan kepalanya pelan. Sungguh dia sangat malu saat ini. Jeongin tersenyum tipis, ditariknya Nana kedalam pelukannya.
"Selamat malam sayang." Kemudian Jeongin mencium kening Nana.
___________
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN | Yang Jeongin (✓)
Historia Corta❝kenapa sih kakak gak pernah liat aku sebagai laki-laki. kenapa kakak nganggap aku anak kecil? aku suka sama kakak, kakak mau kan jadi ibu dari anak-anak aku?❞ cute cover by ExacIm ©Marklipss,2019