3. Come Back

67 5 0
                                    





Come Back





- BACK TO YOU -

(Alkena Elsa Andjana Demira)

- BACK TO YOU -

Hari ini aku resmi pulang. Papa bilang dia akan menjemput ku di bandara. Tadinya ia akan datang bersama Akang. Tapi aku melarangnya dengan keras. Karena biarkan kepulangan ku ini menjadi suprise untuk Akang. Dia Mas ku. Akan datang dia bilang dia akan datang bersama Papa.

Jika kalian mengira kami memiliki hubungan. Atau yang biasa kalian kenal dengan sebutan pacaran. Kalian salah kami tidak memiliki hubungan apa-apa. Kami tidak pacaran. Kami hanya teman baik. Kalaupun ada diantara kami yang memiliki perasaan satu sama lain. Biarkan itu tumbuh sendiri berkembang didalam hati. Tak perlu diucapkan. Cukup doakan saja. Semoga menjadi pendamping masa depan.

Aku senang kepulangan ku disambut dengan bodyguard kesayangan ku.

Aku juga telah menyiapkan pernak pernik khas Australia sebagai buah tangan. Saat aku menginjakkan kaki ku di negara ini. Negara kelahiran ku. Lama tak pernah datang ternyata sudah memiliki banyak perubahan. Aku merindukan Bandung dan Cirebon kota kelahiran ku. Ya, aku lahir di kota udang. Sejak Mama pergi Papa memilih hijrah ke kota kembang. Dan memilih untuk menetap di sana sampai sekarang. Jujur aku sangat merindukan dua kota itu. Makanan khasnya dan juga orang yang berada didalamnya.

"KENA!" Seru Papa setengah berteriak. Aku melihat senyum rindunya. Kalau Papa bisa membaca pikiran ku. Aku lagi bilang "AKU RINDU PAPA!". Aku langsung memeluk Papa sangat erat. Aku rindu berat. Disamping Papa aku melihat Mas Syahriel sambil membawakan kertas bertuliskan namaku.

"Assalamualaikum" salamnya dengan senyum manis diwajahnya. Ah, aku rindu senyuman itu.

"Waalaikumsalam" balas ku. Lalu dia memberikan sebuket besar bunga mawar putih dengan ada tulisan disana.

'Selamat datang kembali Alkena! :)'

Aku tersenyum senang "Terima kasih Mas" ucapku. Dia menganggukan kepalanya.

"Sama-sama" balasnya.

Kami pulang tidak langsung ke Bandung. Aku memilih untuk menetap di Jakarta sementara waktu sampai mendapat keputusan final. Aku diterima kerja. Atau tidak.

"Gimana kabar Akang Pa?" Tanya ku saat kami telah berada di mobil. Mas Syahriel juga ikut satu mobil dengan ku.

"Dia baik" jawab Papa "Kenapa Akang enggak boleh ikut jemput kamu Ken?" Tanya Papa penasaran.

"Bukan enggak boleh Pa. Cuma kedatangan Ken pengen buat suprise buat dia. Papa enggak bilang kalau Ken mau pulangkan?" Tanya ku.

"Tadinya" jawab Papa tersenyum jahil. Membuat aku membalikan posisi badan ku menghadap Papa.

"Papa kasih tau Akang?" Tanya ku khawatir. Pasalnya jika benar Papa sudah memberi tau Akang terlebih dulu berarti rencana ku membuat suprise untuknya akan gagal.

"Memang kamu enggak kasih tau Akang?" Tanyanya
.
"Pa.." panggil ku merajuk.

"Enggak Ken. Enggak Papa kasih tau" balas Papa.

Aku menghembuskan nafas lega. Berarti masih ada dizona aman. Papa tertawa. Dia seolah berhasil menjahili ku.

"Ih Papa!" Aku langsung mencubit tangannya. Papa makin tertawa. Aku kesal. Alih-alih Mas Syahriel juga ikut tertawa. Walaupun tidak begitu kentara.

"Sakit atuh Ken" protes Papa. Ia menyeka air matanya.

Aku bahagia bisa melihat Papa tertawa. Rasanya aku ingin Papa terus merasakan bahagia. Ini juga momen langka. Semenjak hijrah ke kota kembang. Papa jadi orang yang super sibuk. Padahal aku tau dia hanya dapat shift pagi, sore harusnya sudah pulang. Tapi Papa justru memilih bermalam di rumah sakit.

Aku lupa bilang kalau Papa adalah seorang dokter bedah. Kalau Papa enggak pulang malam itu Papa bilang dia ada pasien yang harus dioperasi. Aku yakin Papa masih merasa terpukul dengan kepergian Mama. Makanya ia mencari kesibukan untuk melupakan. Tapi bukan hanya Papa yang merasa terpukul dan kehilangan Mama. Tapi aku juga. Aku juga sama sedihnya seperti Papa. Papa jarang berada di rumah. Gimana dengan aku? Sehabis pulang sekolah aku datang ke rumah sakit. Bisa dibilang aku sehari-hari di sana sampai aku mengenal dokter Annisa. Beliau adalah seorang dokter anak. Beliau selalu mengajak ku saat beliau ingin memeriksa pasien anak-anak kecil yang kebetulan umurnya dibawah umur ku kala itu. Aku ikut membacakan mereka cerita setiap jam makan siang. Aku suka karena walaupun mereka sakit mereka masih bisa asik diajak ngobrol. Dan membacakan mereka cerita itu sudah menjadi rutinitas ku bahkan sampai sebesar ini.

"Papa dulu yang mulai" ujar ku berdecak sebal.

"Kamu enggak pernah berubah ya Ken" ucapnya tiba-tiba.

"Memangnya Kenapa mau berubah jadi apa? Power rangers?" 

"Bukan. Kamu masih jadi Putri kecilnya Papa. Sifat kamu dari dulu enggak pernah berubah"

Aku hanya tersenyum tipis. Papa langsung merangkul tubuh ku dengan sayang. Aku bersyukur Allah memberikan ku Papa sehebat dia.

- BACK TO YOU -

BERSAMBUNG.

Bagaimana untuk part ini?

Jangan lupa vote dan commentnya kawan❣

Terima kasih, sudah membaca cerita ini.

Sampai ketemu di part berikutnya 🙏

BACK TO YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang