7.1. The Past

34 3 0
                                    





The Past





- BACK TO YOU -

(Alkena Elsa Andjana Demira)

- BACK TO YOU -

-
Satu-satunya cara agar terlepas dari jeratan masalalu adalah dengan memaafkan dan mengikhlaskan apa yang telah terjadi, dengan begitu langkah kedepannya akan terasa ringan.
-

- BACK TO YOU -

"Maksud kamu menjalin hubungan sama kamu seperti dulu?" tanyaku. Lalu dia menganggukkan kepalanya.

"Maaf, aku belum bisa mengulang cerita sama kamu, Ge. Aku mau kita seperti orang baru. Yang baru kenal, buat kita seolah kita bukan orang yang pernah kenal dimasalalu."

"Baik kalau itu mau kamu," ujarnya sambil menyeka air matanya. "Aku akan turuti keinginan kamu dengan kita menjadi orang yang baru. Yang tidak pernah kenal sebelumnya. Mari kita mulai. Perkenalkan nama saya Galih Ghean Afifadnan. Kamu bisa panggil saya Bapak Ghean jika sedang bertugas di kantor. Saya HRD di perusahaan ini," katanya sambil mengulurkan tangannya kearah ku. Senyum ku mengembang perasaan ku lega. Kami seolah sepakat untuk tidak mengungkit cerita masalalu. Berdamai dengan masalalu. Aku menerima uluran tangan laki-laki itu.

"Saya Alkena Elsa Andjana Demira. Bapak bisa panggil saya Alkena," kataku. Sesi jabat tangan itu berlangsung sebentar. Aku merasa lega seperti tidak ada lagi yang mengganjal semuanya, lepas. Beban ku kembali terangkat dan semua masalalu itu kini terasa ringan. Aku bisa melanjutkan langkah kedepan dengan tenang. Tidak ada lagi bayang-bayang masalalu yang melintas diingatan ku. Kami berdua sudah memutuskan untuk menutup itu, dan membuka lembaran baru.

Walaupun aku melihat dengan jelas wajah kecewanya saat aku menolak untuk kembali dengannya. Tetapi mau bagaimana lagi? Aku belum bisa terima untuk kembali dengannya sekarang. Entah kedepannya seperti apa aku sendiri belum bisa memastikan, masa depan begitu abu-abu bagi ku.

"Saya akan mengulang interview kamu yang kemarin karena saya belum mendapat jawaban atas pertanyaan saya," katanya. "Saya sudah lihat berkas kamu kemarin. Saya yakin kamu kompeten soal pekerjaan ini," katanya lagi.

Aku tersenyum tipis. Kami saling memandang. Seolah kami sedang menyampaikan sesuatu.

Harusnya kamu tau itu dari dulu - batinku.

Ghean terdiam ia seolah bisa membaca apa yang hati ku katakan.

Coba ceritakan apa yang harusnya aku tau dari kamu sejak dulu - balasnya.

Jika mata itu bisa berbicara mungkin seperti itu arti tatapan matanya saat ia menatap ku.

"Coba ceritakan tentang diri kamu. Sehingga kamu pantas menjadi bagian dari perusahaan ini," katanya.

Aku mengangguk. Dan mulai menceritakan tentang diri ku. Saat aku bercerita dia hanya terdiam memperhatikan ku berbicara, aku merasa sebuah memori kembali terlintas saat dulu kami sering bercerita seperti ini, hanya berdua membicarakan apa saja. Bedanya dulu Ghean yang sering membagi ceritanya apa saja yang ia alami  sampai sifat egoisnya perlahan mulai muncul dan melupakan kalau sebuah  hubungan itu tentang dua orang bukan personal. Tak pernah sekalipun dia mendengarkan cerita ku. Dia terlalu sibuk menceritakan apa yang ia alami sampai ia melupakan kalau aku juga ingin membagikan sebuah cerita apa yang aku alami tadi. Hingga akhirnya cerita itu hanya dapat aku pendam hingga sekarang.

BACK TO YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang