12.1. Akang Ku

35 0 0
                                    





Akang Ku





- BACK TO YOU -

(Alkena Elsa Andjana Demira)

- BACK TO YOU -

Dan sore itu pertama kalinya aku mengetahui seorang Adipati Ilyasa secara jelas. Bahkan mataku tak berkedip kala melihatnya. Pesonanya mampu membuat ku terpana. Dan momen itu masih aku ingat dengan jelas. Bahkan saat dia sudah lebih dulu mengetahui nama ku.

"Alkena Elsa ya?" tanyanya kala itu. Aku hanya diam termangu menatapnya. Aku merasa tidak bisa berkutik. Ini bukan berlebihan tapi yang aku rasakan saat SMA seperti itu adanya.

"Saya sudah banyak mendengar cerita kamu dari dokter Hafidza," katanya. Dokter Hafidza- adalah nama Papa. "Makanya saya tau nama kamu Alkena Elsa Andjana Demira," katanya lagi.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum, "Ken juga sudah sering mendengar banyak cerita tentang Akang dari Papa. Seorang dokter muda Adipati Ilyasa," jawab ku. Entah kenapa panggilan Akang saat itu spontan saja aku berikan kepadanya. Berhubung kala itu aku tinggal di Bandung dan rata-rata logatnya Sunda. Dan biasanya  panggilan untuk orang yang umurnya tidak terpaut jauh dari umur kita beberapa tahun dipanggilnya Akang untuk laki-laki dan teteh untuk perempuan.

Sejak itu juga Akang sering membantuku mengerjakan tugas sekolah. Menjadi teman ngobrol ku. Bahkan Akang sering aku jadikan tempat curhat. Tapi dia tidak pernah merasa keberatan aku sudah menganggapnya sebagai kakak ku. Begitupun Akang yang menganggap ku sebagai adiknya.

Papa pun begitu sudah menganggap Akang sebagai anak laki-lakinya sendiri. Kata Papa jadi lengkap aja punya anak perempuan-Alkena Elsa. Dan seorang anak laki-laki seperti Akang Adipati Ilyasa. Jadi anak Papa sepasang. Begitu katanya.

Bahkan sampai Papa mengajak Akang untuk tinggal bersama karena Papa begitu sayang dengan Akang. Begitupun keluarga Akang yang menganggap ku sebagai anaknya.

Bahkan kini Akang tidak canggung lagi memanggil Papa dengan panggilan Papa seperti ku.

Dan itu cerita singkatnya bagaimana aku dan Akang kenal.

Obrolan kita terus berlanjut sampai pada topik pekerjaan. Balik pada topik awal kita tentang meeting.

Aku mencatat seluruh bagian penting dari obrolan yang kami bicarakan. Seperti yang dijelaskan Harry saat sebelum berangkat meeting. Meeting ini bukan membahas tentang pembangunan infrastruktur RS. Tetapi tentang pemasokan obat-obatan untuk rumah sakit atau klinik diberbagai daerah terpencil, dan membantu rakyat kecil meringankan biaya pengobatan.

Projek ini memudahkan, mereka agar mendapatkan obat yang mereka butuhkan tanpa membedakan status. Karena tujuan utama projek ini adalah keutamaan keselamatan pasien. Projek ini juga semacam projek kepedulian sosial terhadap sesama. Melihat banyak kasus tentang kesehatan yang begitu marak. Apalagi tentang pengobatan atau alat medis disebagian daerah yang belum memadai.

Dan mirisnya, melihat sebagian orang yang kurang mampu saat mereka terserang penyakit mereka lebih memilih merawat tubuhnya sendiri dengan obat warung. Berharap dengan obat itu mereka akan kembali pulih. Dibandingkan berobat di rumah sakit. Alasannya pun cukup beragam salah satunya karena mereka tidak sanggup membayar biaya pengobatan di rumah sakit yang terbilang lumayan. Belum lagi mereka harus membayar tebusan obat yang jumlah rupiahnya pun tidak sedikit.

Walaupun ada program pemerintah yang meringankan biaya pengobatan mereka. Tetap saja itu tidak cukup. Program itu memang sangat membantu, tapi fasilitas yang mereka tak sebanding dengan yang mereka butuhkan. Ini seperti ada pembeda. Mereka harusnya bisa mendapatkan pelayanan yang sama dengan orang yang mampu atau pendapatan ekonomi nya yang memadai. Harusnya program pemerintah bukan menjadi ajang pembeda, karena mereka pun layak mendapatkan hak mereka untuk bisa sembuh.

Projek ini mengajak kita semua untuk bersimpati, bukan hanya simpati tapi empati terhadap sesama manusia.

Projek ini akan membantu mereka mendapatkan obat yang mereka butuhkan tanpa harus dibeda-bedakan. Dan tidak perlu pusing atas biaya pengobatan atau tebus obat karena semuanya GRATIS. Projek ini suatu bentuk kepedulian terhadap sesama.

"Akang catat saja obat apa yang dibutuhkan. Berapa jumlahnya nanti akan kita ACC," ujarku saat kami sedang berdiskusi.

"Soal biaya jangan dijadikan alasan mereka jadi tidak bisa berobat. Projek ini adakan untuk solusi biaya RS dan tebus obat yang mahal. Tetap kasih mereka pelayanan terbaik. Karena kita ada untuk membantu mereka," lanjutku.

"Akang paham Ken. Kalau gitu kita perlu pasok obat yang banyak karena RS nya juga bukan cuma wilayah Jakarta. Tapi seluruh Indonesia bahkan sampai ke plosok daerah," balas Akang.

"Maka dari itu kita perlu catatan berapa yang dibutuhkan untuk setiap kota Kang," tanggap ku. Harry ikut mengangguk setuju. Bahkan ia menatapku kagum. Aku hanya dapat tersenyum tipis.

"Ken benar Di kita akan suplai obat yang dibutuhkan. Setelah mendapat catatan yang diberikan pihak rumah sakit," tambah Harry.

"Akan segera saya urus," jawab Akang mantap.

- BACK TO YOU -

Bersambung.

Haluuw sobat!

Alhamdulillah, happy meet up! Akhirnya bisa bertemu kembali hehehe♡

Terima kasih, masih setia menanti cerita ini update😆

Bagaimana hari kalian selama #dirumahaja ? Hehehe semoga menyenangkan selalu ya. Tetap jaga kesehatan ya guys sama-sama kita berdoa semoga wabah ini cepat berakhir, aamiin...

Dan doain juga semoga bisa cepat update hahaha,

baik, sampai jumpa lagi di part berikutnya💙

Jangan lupa untuk vote, comment, dan rekomendasikan cerita ini ke teman mu♡

Terima kasih sobat🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BACK TO YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang