Satu rahasia Lilyana adalah ia lemah terhadap orang asing. Oleh karena itu ia sangat menghindari bertemu, mengobrol dan didekati oleh orang asing. Dari sekian lama akhirnya ia bertemu dengan seorang asing yang membuka pintu kelemahannya.
Memang benar, ia mampu menyembunyikan segala sesuatunya tapi semua itu hanya berlaku pada mereka yang dikenal dekat.
"Sepertinya kau butuh istirahat. Nanti sore saja baru kau keluar, tidak untuk sekarang." Darrick berkata tanpa sedikit pun mengalihkan pandangannya dari gadis manis itu.
"Kau tahu, aku.. Aku lelah dengan diriku.. Aku tidak sekuat itu.. Tapi.. Tapi aku takut untuk bercerita... Aku tersiksa Darrick. Tolong aku, bantu aku. Ini menyakitkan..."
Lilyana tiba-tiba berujar tangannya masih menggenggam tangan Darrick.Airmata mengalir dengan derasnya dari mata cokelat itu. Tangisan ini lagi yang didengar Darrick. Tangisan menyakitkan milik Lilyana. Ia benci mendengar tangisan ini.
Tangan kecil itu sudah tidak menggenggam tangan pria itu. Kedua tangan Lilyana meremas dadanya. Seperti ada sesuatu yang menyakitkan di dadanya. Ia sudah sangat tersiksa dengan dirinya sendiri.
"Mereka selalu berkata aku harus kuat, aku harus menerimanya. Aku tahu itu, aku sangat tahu tapi tidak bisakah dengan perlahan. Aku harus belajar menerima dan beradaptasi. Perlahan... Tidak bisakah.. Kau tahu..," gadis itu berhenti sejenak.
Darrick diam, ia membiarkan Lilyana bercerita.
Ia meremas dadanya semakin kuat, dadanya terasa sesak ia merasa seperti pasokan udaranya menipis.
"Aku berada di Slovenia benar-benar untuk berlibur dan menenangkan diriku. Setelah wisuda, aku langsung kabur ke sini. Padahal aku tidak suka pergi ke tempat-tempat yang memakan waktu lama tapi kali ini, aku ingin pergi sejauh mungkin. Melupakan rasa sakitku. Menghindar dari tempat yang mengingatkan ku pada dia. Kakak sepupuku, George."
Lilyana berhenti bercerita ketika ia menyebut nama itu. Tangisannya semakin keras dan menyakitkan didengar. Ia meremas rambutnya untuk menghilangkan bayang-bayang kenangannya dengan George. Ia memukul-mukul dadanya.
Darrick menarik tangan Lilyana sebelum gadis itu memukul dadanya lebih keras lagi. Ia menarik Lilyana ke dalam pelukannya.
Lelaki itu mengelus rambut panjang Lilyana dengan lembut. Sesekali ia mengecup puncak kepala gadis itu. Memberi rasa nyaman dan tenang. Memberi tahu pada Lilyana bahwa ia bisa menangis sepuas yang dimaunya dan Darrick akan tetap berada di situ, menemaninya, mendengarnya.
Masih dalam pelukan Lilyana kembali berkata dengan sesegukan, "Darrick, dia.. George dia pergi meninggalkan aku.Terlalu cepat dia pergi... Dia masih terlalu muda..."
Suaranya terdengar serak di telinga Darrick. Lelaki itu terus mengelus rambut Lilyana tanpa jeda."Aku merindukannya.. Aku masih merindukannya.. Aku masih dapat mengingat jelas senyum jahilnya.. Aku masih.."
Lilyana berhenti berbicara, ia tidak sanggup lagi melanjutkan ceritanya. Masih terlalu berat untuknya.Pelukan Darrick semakin erat. Jadi ia menyembunyikan kerapuhannya karena ditinggal sepupunya. Jujur saja Darrick tidak tahu rasanya seperti apa tapi ia berusaha memahami kehilangan besar yang dialami Lilyana. Ia tidak dapat membayangkan jika ia kehilangan Josh, sepertinya ia akan sangat terpukul.
Lilyana terus menangis, tubuhnya bergetar hebat. Ia melupakan jadwalnya saat itu. Dengan sangat tiba-tiba sesak itu mampir ke hatinya dan membuatnya melepaskan perasaannya. Ia takut dengan orang asing karena ia bisa dengan mudah membuka hatinya. Tapi tetap saja ia tidak suka orang lain mengetahui kelemahannya.
Kakak sepupunya, George Sanjaya, meninggal 4 bulan yang lalu karena kecelakan.
Lilyana sangat dekat dengan George. Ia juga sangat manja dengan George yang terkadang membuat kakak kandungnya sendiri cemburu. George akan menuruti semua kemauan Lilyana selama itu masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom [Completed]
RomanceBertemu dengan orang asing di negara asing Liburan itu menjadi cerita antara kedua insan manusia. Cerita yang tidak dapat diprediksi dan disangkal.