13

4.1K 273 7
                                    

3 hari kemudian di dalam kantor Dev Hotel di Oregon.

"Ms. Dennis, rapat akan segera dimulai."
Fabien lelaki berdarah Perancis yang adalah sekretaris Lilyana masuk dan mengingatkannya akan rapat dengan para pemegang saham dan kepala-kepala bagian dari Dev Hotel.

Lilyana berdiri, "apa menurutmu aku akan baik-baik saja Fabien?" Ia menatap Fabien tidak yakin.

"Tentu saja Anda akan baik-baik saja Ms. Dennis. Saya yakin itu." Fabien memberi senyuman yang menyakinkan agar Lilyana tidak gugup.

Wanita itu menarik nafas panjang dan menghembuskannya untuk menghilangkan rasa gugup. Ia menatap Fabien dan mengangguk. Langkahnya mantap menuju ruang rapat.

Pintu rapat dibukakan oleh Fabien, Lilyana melangkah masuk dengan percaya diri.

"Keuntungan hotel terus turun karena berita itu. Bagaimana bisa ini dibiarkan? Hotel akan merugi jika terus begini,"kata Victor salah satu pemegang saham.

Lilyana duduk di kursi kosong yang berada di ujung tengah-tengah meja rapat yang tertata secara boardroom. Ia menatap semua peserta rapat yang ada. Ia mengenal mereka semua berkat ayahnya yang selalu memaksanya untuk datang ke acara-acara bisnis.

Lilyana menatap Victor dengan tajam, "lalu apa solusi yang bisa Anda berikan untuk mengatasi kerugian yang ada Mr.Victor?"

"Kita jual setengah saham kita kepada Union Group. Mereka bisa membantu kita dengan menambal kerugian yang ada." Victor berujar yang membuat Lilyana semakin tajam menatapnya.

"Begitu? Anda ingin memberi makan daging pada singa?" Tanya Lilyana tegas.
"Saya tidak akan membiarkan saham kita dijual ke Union Group. Jika kita menjual saham kita pada mereka akibatnya kita akan tunduk di bawah kaki mereka dan Dev Hotel tidak pernah tunduk pada siapapun selama hotel ini berdiri. Kakak saya akan segera menyelesaikan masalah ini. Pembual itu akan menyesal." Lilyana melanjutkan kata-katanya dengan nada yang tegas dan meyakinkan. Ia menatap semua peserta rapat dengan tenang.

Victor yang mendengar itu mencibir pelan dan menundukkan kepalanya.

Tiba-tiba suara pintu ruangan rapat terbuka, seorang pria gagah dan tampan masuk ke dalam. Semua mata tertuju pada pria itu termasuk Lilyana.

"Maaf saya terlambat."

Langkah demi langkah tegas dan percaya diri diambilnya. Ia duduk di kursi sebelah kiri tepat di depan Lilyana.

Lilyana menatapnya tidak percaya. Darrick merupakan salah satu peserta rapat. Aura pemimpin pria itu menguar di dalam ruangan. Suasana semakin mencekik peserta rapat yang ada.

Kenapa tidak ada yang bilang padaku? Batinnya.

Ia menatap Fabien tajam, Fabien hanya menunduk dan tersenyum kecil merasa bersalah.

Pria itu mendekat dan berbisik di telinga Lilyana, "pemegang saham baru di hotel Ms. Dennis. Maaf saya lupa memberitahukannya. Ia menanam sahamnya minggu lalu di hotel ini. Dan saya juga tidak diberitahu bahwa dia jadi datang untuk rapat." Setelah berkata demikian Fabien kembali mundur ke tempatnya dan duduk di salah satu kursi sebelah kiri tepatnya di belakang Darrick yang disediakan untuk para sekretaris pemegang saham.

Ia menatap Darrick dengan tenang, seulas senyum bisnis terbentuk di wajah Lilyana. Wanita itu berdiri dari duduknya menghampiri Darrick dan mengulurkan tangannya untuk menyalami Darrick, tentu saja Darrick menyambutnya tanpa senyuman. Tangan Lilyana diremas kuat oleh Darrick yang membuat wanita itu mendelik padanya.

"Tidak apa-apa Mr. Blaine, lain kali tepat waktu," sindir Lilyana.

Semua mata menatap Lilyana karena ia berani berkata seperti itu kepada Darrick.

Bloom [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang