Alasan mengapa aku mencintaimu, karena hal yang ada di kamu, tidak dimiliki orang lain.
***
Karel duduk di kelas sambil meringis, menekan wajahnya yang memar-memar kebiruan.
"Lo kenapa nggak pulang aja sih?" tanya Angga menoleh kebelakang.
Karel menyipitkan matanya, "Sejak kapan sih lo jadi sweet gitu sama gue?"
"Nggak usah geer, bukan karena sweet, dari tadi lo ngaduh-ngaduh mulu, kuping gue jadi panas."
Cowok itu tertawa geli sambil menepuk pundak Angga, "Tapi thanks buat sarannya, gue mau ke UKS aja."
"Serius lo? Di UKS biasanya ada bu Heni, siap-siap aja deh lo di ceramahin abis-abisan."
"Biasanya jam segini dia lagi di ruang TU,"
"Terus lo mau ngapain di sana?"
"Ngeliat Nata."
"Nata?" kening Angga mengerut mendengar nama cewek keluar dari bibir Karel, bukan aneh, tapi Karel termasuk tipe cowok yang jarang atau bahkan terkesan enggan untuk membicarakan cewek, bukan karena sok jaim tapi standarnya tinggi dalam memilih cewek, apalagi Karel dan Nata bertemu dengan tidak baik.
Contohnya Febby, anak kelas dua belas, ketua cheerleders, yang tergila-gila dengan Karel sewaktu pertama kali melihat Karel MOS. Setiap kali Karel mau pulang, selalu Febby ngintil untuk pulang bersama, walaupun ujung-ujungnya di tolak mentah-mentah oleh Karel.
"Gue cabut, kalau ada buSuk datang, lo ngarang alesan apa gitu kek. Oke? Thanks, Ga!" Karel menepuk pundak Angga dan segera bangun dari kursinya sebelum bu Sukma, guru Fisika yang juga musuh bebuyutan Karel, masuk kelas.
Sepuluh menit berikutnya setelah Karel sudah keluar, Bu Sukma masuk ke kelas sambil membawa buku-buku latihan. Matanya fokus pada kursi Karel yang kosong. "Dimana anak itu?"
Angga mengangkat kepala, mencari alasan yang cocok. "Mencret-mencret bu!" jawabnya spontan, membuat seisi kelas tertawa geli.
"Iya bu katanya perutnya tiba-tiba mules gara-gara di gebukin sebelas orang." sambung Keano yang ngarang cerita.
Tawa satu kelas meledak lagi, alasan yang sumpah demi apapun goblok banget!
"Sudah-sudah diam! Biarkan saja dia! kita lanjutkan pembelajaran." Bu Sukma meletakan buku dan kamusnya di atas meja.
"Jangan ada yang tertawa!"
***
Kelopak mata Nata mengerjap perlahan-lahan hingga akhirnya gradasi yang semula blur kini terlihat jelas. Putih. Terang lampu yang ada di atasnya. Lalu terdengar ringisan seseorang di sampingnya, membuat Nata menoleh dan melihat..... Karel.
Ya, Karel. Cowok itu duduk di kursi samping ranjang sambil menekan pipinya dengan kapas yang di beri alkohol. Tubuh Nata menegang, dia menarik tubuhnya ke ujung kasur untuk menjaga jarak.
"Lo---"
"Udah baikan?" tanya Karel sambil melempar kapas di tangannya ke tempat sampah di bawah ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanata
Teen FictionKalau kata Nata, Karel itu menyebalkan, pria yang suka membuat onar di sekolah, suka menyimpan rahasia di dalam masa lalu nya, dan Suka menganggu Nata dengan cara apapun supaya Nata luluh. Karel selalu mencoba menarik perhatian Nata agar Nata terse...