Part 4

267 13 0
                                    

Plok...plok....

Serentak penonton menepuk tangannya tanda mengagumi suara Nadya

Beberapa jam kemudian waktu pengumuman kejuaraan pun tiba.

Dan Nadya di sebut sebagai juara pertama. Nadya langsung mengambil piala penghargaannya dan kembali ke sekolah.

Setibanya di sekolah, semua siswa membicarakan akan keberhasilannya. Tidak ada satupun siswa yang memberi ucapan selamat untuk Nadya.

***********

Nadya mulai memasuki kelas untuk mengikuti pelajaran yang tadi sempat tertunda.

"Hay Nad, selamat ya kamu mendapat juara pertama," ucap Dinda dengan memeluk Nadya.

"Nad, makan-makan dong. Sekalian kita rayain keberhasilan kamu," pinta Risky sambil menggelengkan kepalanya.

"Kapan? besok? atau...em..,nanti malam aja di cafe dekat rumahku aja," ujar Dinda dengan menatap wajahnya Dinda.

"Cafe itu apa Din, kok aku baru dengar nama itu," ucap Nadya penasaran.

"Cafe itu tempat nongkrong para remaja-remaja jaman sekarang  Nad," jawab Dinda

"Oo, aku baru tahu, tapi Din aku nggak tau cafenya di mana," ujar Nadya dengan malu.

"Sama aku aja Nad berangkatnya," pinta Hendry pada Nadya.

"Boleh," jawab Nadya singkat.

************

Tok...tok...tok.....

"Ya, sebentar," teriak Nadya.

"Ayo, teman-teman udah nunggu nih," ucap Hendry pelan.

Sampai di cafe Nadya melihat pemandangan yang berbeda.
"Bagus banget tempatnya, pasti makanannya juga mahal. Ga papa lah yang penting mereka bahagia sebelum aku pindah sekolah," gumam Nadya dalam hati.

"Nadya, lama banget sih. Kita semua udah laper nih," ucap Farida.

"Udah, pesen aja nanti tinggal aku bayar," pinta Nadya

"Oh ya, teman-teman hari ini mungkin hari terakhir kita kumpul bareng," ujar Nadya

"Maksudnya?" jawab Dinda singkat.

"Iya, besok aku udah gak sekolah bareng kalian lagi. Aku harus pindah ke Jakarta dan sekolah di sana," ucap Nadya gugup.

"Ya udah lah ga papa ini kan demi cita-cita kamu kita semua ngerti kok. Kita masih bisa kumpul bareng kayak gini kalau pas lagi liburan. Kita semua sayang kamu Nad," ucap Dinda sambil memeluk Nadia

Pagi harinya, Nadya bersiap-siap untuk pergi ke Jakarta. Nadya membawa beberapa foto dia bersama teman satu kelasnya.

*****

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, eh anak perempuan mama udah datang. Masuk Nad," sapa mama.

"Eh, Nadia? ini lu kan?" tanya seorang laki-laki.

"Iya, ini aku Nadia," ucap aku sambil memutar mata malas.

"Abang kangen banget sama lu Nad," ucap seorang laki-laki itu dan langsung memeluk aku. Ya laki-laki itu kakak aku Adrian Putra Amariza. Dia kelas XI IPA 1.

"Aku juga kangen banget bang. Oiya aku ke kamar dulu bang, mah, pah. Nadia capek pingin tidur," ucap aku lalu meninggalkan mereka di ruang makan.

Oiya ngomong-ngomong kalian tahu nggak sebenarnya Nadia itu anak Adi Amariza orang terkaya nomor 1 di dunia. Tapi karena hidupnya di desa maka Nadia sering disebut sebagai gadis desa. Tapi itu semua tak menjadi halangan untuk Nadia, karena ia tidak seperti orang lain yang suka pamer dan bangga dengan apa yang dimilikinya.

Skip pagi

Pagi ini aku mulai sekolah di SMA Internasional Jakarta. Aku segera memakai seragam sekolahku dengan stelnya:

Baju seragam lengan panjang ✓
Rok panjang 5cm di atas mata kaki✓
Sepatu Adidas warna biru✓
Jilbab putih segi empat✓
Kaus kaki di atas mata kaki✓
Siap

Setelah semuanya selesai aku langsung turun ke bawah karena udah di tunggu dengan keluargaku.

"Pagi semua," ucapku dengan ceria.

"Pagi sayang," jawab papah dan mamah ku.

"Pagi juga dek," sambung bang Adrian.

"Eh, dek lu kok pakai seragam panjang sih kaya di desa," cerocos kak Adrian.

"Emangnya salah ya aku pakai seragam panjang kan menutup aurat juga," jawabku dengan nyengir.

"Iya lho Yan, adik kamu kan nggak suka pakai baju pendek," sambung papahku.

"Iya deh pah kan Adrian cuma nanya, lagian di sekolah nggak ada yang pakai jilbab dan satu lagi untuk lu dek, lu kalau ngomong nggak usah formal pakai lo-gue aja biar akrap sama teman lu," cerocos bang Adrian.

"Iya, kalau gitu bakal aku usahain eh gue maksudnya," jawab gue nyengir.

"Yaudah yuk berangkat bareng abang ke sekolahnya," pintanya.

"Nggak usah bang, gue mau naik angkot aja cari sensasi baru," ucap gue.

"Ya udah terserah lu. Mah, pah Adrian berangkat Assalamualaikum," ucap Adrian dan mencium tangan bonyoknya.

"Nadia juga berangkat ya mah, pah assalamualaikum," sambung gue.

"Iya hati-hati waalaikumsalam," jawab mereka kompak.

*****

Jam 06.40 gue udah sampai di depan gerbang SMA Internasional Jakarta. Gue mulai masuk dan berjalan melewati koridor. Gue mencari ruang kepsek di setiap ruang.

Eh itu anak baru ya, kok jelek sih

Kayaknya dia anak kampung

Aduh tampilannya itu nggak banget

Sok banget tuh anak, pakai jilbab lagi

Eh tu anak baru mau sekolah apa pengajian ya

Itulah cibiran yang di dengar gue. Tapi gue nggak peduli mereka mau bilang apa. Toh gue di sini niatnya cari ilmu.

Gue masih setia mencari ruangan kepsek dan akhirnya gue sampai di depan ruang kepsek.

Tok...tok...

"Permisi pak," ucap gue sopan.

"Eh, kamu anak baru kan Nadia Putri Amariza kamu masuk di kelas X IPA 2," ucapnya.

"Iya pak, eh makasih saya permisi dulu,"

Gue lari menuju kelas gue karena jam masuk telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Gue nambah kecepatan lari gue dan brukk gue nggak sadar nabrak seseorang.

"Eh, kalo jalan pake mata bisa nggak sih!" ucap seorang laki-laki dengan suara yang tinggi.

"Eh, maaf tadi buru-buru banget takut telat masuk kelasnya," jawab gue.

Anak itu tidak menghiraukannya dan pergi dari hadapan gue.

"Sok banget sih tuh cowok" gumam gue.

"Siapa yang sok?" tanya salah satu guru.

"Eh, ibu. Bukan siapa-siapa kok Bu," jawab gue pelan.

"Eh, kamu anak baru kan? Kenalin nama ibu, Bu Sinta, ayo masuk perkenalkan diri kamu," ucapnya.





Vote and koment😉



Nadya [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang