LTM 4 - Lose Control (++)

28.2K 521 7
                                    

WARNING!!
21++

°°°
Gio menundukkan kepalanya dan menjilatkan ujung lidahnya pada pucuk itu, membuat Revanda menaikkan punggungnya dan mendesah kecil saat dirasakannya sensasi dingin dan basah pada pucuk payudaranya.

Revanda hanya mampu meremas kain seprai saat lelaki itu memainkan lidahnya pada pucuk payudaranya dengan gerakan memutar dan menjentikkan lidahnya disana sebelum akhirnya ia menghisap lembut pucuk payudaranya bahkan ia sempat menggigit dan menarik pelan putingnya membuat Revanda memekik dan mendesah nikmat.

Desahan indah gadisnya membuat sesuatu dibawah sana semakin tegang dan minta dikeluarkan. Revanda menggerakkan kepalanya kiri kanan saat prianya menghisap lembut payudaranya, hisapannya berubah keras dan kuat bagai bayi yang kehausan.

"Aaah ah aahh..." desahnya dan itu merupakan irama terindah bagi Gio.
Bergantian ia menghisap menjilat menggigit dan memberi tanda kissmarknya disekitar payudara gadisnya.

Sementara satu tangan Gio yang bebas membuka kancing celana hitam bahan gadisnya, menurunkannya hingga menyisakan celana dalam merah senada dengan warna branya.

Ia melebarkan kedua paha Revanda dan mengusap lembut paha dalamnya hingga berhenti tepat didepan vagina Revanda yang masih tertutup celana dalam merah masih dengan menghisap payudara gadisnya.

Satu jarinya menarik turun pembungkus terakhir gadisnya dan mengusapkan jarinya dibibir vagina tanpa bulu gadisnya. Gio meringis saat merasakan kejantanannya terjepit hingga ia melepaskan hisapannya sementara dan bangkit berdiri guna melepas kausnya dan meloloskan celana panjang jeansnya berikut boxer dan celana dalam hitamnya, hingga teracung jelas kejantanannya yang ditumbuhi bulu lebat dibagian atasnya.
Melihat kejantanan prianya membuat Revanda memalingkan wajah memerah menahan malu, lalu Gio kembali menaiki ranjang dan kembali melumat payudara gadisnya.

Dengan tubuh tegapnya yang menaungi tubuh mungil kekasihnya, Gio menggesekkan kejantanannya pada bibir vagina Revanda. Gio menggeram menahan hasratnya dan semakin menghisap kuat payudara gadis itu membuat Revanda mendesah merasakan nikmat dan perih bersamaan saat gerakan gesekannya semakin cepat hingga ia merasakan Gio menarik dirinya dan menumpahkan cairannya diatas perut telanjang Revanda.

°°°

Nafas mereka memburu setelah melakukan foreplay yang nikmat tadi. Sadar bahwa ia sudah kelewat batas ia menutupi tubuh gadisnya dengan selimut dan segera mengambil pakaiannya yang terserak dilantai lalu berjalan tergesa ke kamar mandi guna membersihkan dirinya.

Sementara Revanda hanya bisa terdiam mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, hingga perlahan ia melihat keadaan dirinya sendiri yang hanya terbalut selimut.
Seketika airmatanya mengembang di pelupuk mata kemudian mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya.

Tak lama terdengar suara pintu kamar mandi dibuka dan sosok Gio keluar dalam keadaan rapi. Gio menghela nafasnya gusar melihat tubuh bergetar Revanda, perlahan ia menghampiri dan duduk dipinggir ranjang lalu meraih gadis itu dalam pelukannya. Tangisnya tumpah seketika sambil memukul-mukul punggung Gio.

"Sst.. Maafin Abang, Abang lepas kendali. Maaf Sayang, maaf.." ucap lirih Gio membiarkan gadisnya meluapkan tangis dan emosinya.

"Abang janji gak akan mengulanginya lagi.. Maaf Sayang." Gio terus mengucapkan kata maaf padanya namun Revanda tak menggubrisnya ia terus menangis.

°°°

Setelah kejadian itu Gio mengantar Revanda pulang dan berjanji akan menghubunginya lagi.

Revanda merebahkan tubuhnya diranjang kamarnya mencoba melupakan kejadian tadi namun bayangan percintaan mereka terus saja berputar dikepalanya.

Darahnya berdesir setiap kali kilasan itu hadir membuat perutnya bergejolak seperti dililit sesuatu namun tidak menyakitkan melainkan memberikan efek kupu-kupu.

Itu adalah pengalaman pertamanya melakukan sesuatu selain berciuman.
Bahkan selama ia berciuman dengan Gio pun, lelaki itu tak pernah lepas kendali dan itu sebabnya ia begitu percaya bahwa lelakinya takkan berbuat lebih namun kenyataannya semua lepas kendali. Namun ia masih bersyukur bahwa selama Gio melakukan itu dengannya, Gio tak merebut hal yang berharga yang selama 23 tahun ini ia jaga. Setidaknya Gio masih menjaganya begitu pikirnya.

Drrt... Drrt...

Ponselnya bergetar dan muncul notifikasi pesan dari lelaki yang saat ini ia pikirkan.

To : my Angel
Maafin Abang sayang, Abang terbawa suasana sampe lepas kontrol. Abang tau kamu saat ini marah dan mungkin gak mau ketemu beberapa saat. Abang ngerti dan Abang akan berikan kamu waktu biar kamu bisa tenang.
Love You my Angel.

Revanda tersenyum membacanya segera ia mengetik dan mengirim balasannya untuk kekasihnya itu.

To : Abang Ganteng
Gpp, Re ngerti dan maaf juga reaksi Re yang berlebihan. Re sadar kalo Abang juga butuh pelampiasan, tolong beri Re waktu dan Re janji akan kasihtau Abang kapan Re siap. Love U too Abang Ganteng.

To : Abang Ganteng
Tapi awas ya! Jangan coba-coba cari pelampiasan dari yang lain. Re gak rela!!!

Disebrang sana Gio tersenyum membaca lanjutan balasan gadisnya. Gadisnya telah kembali pikirnya lalu ia membalas kembali pesan itu.

To : my Angel
Gak akan Angel..!! Abang gak akan cari dari yang lain. Abang akan tunggu kamu sampai kamu siap. Abang masih sayang sama adik Abang kalo berani selingkuh dari kamu. Istirahat ya Sayang.

Revanda tertawa membacanya setelah menjawab "Ya" pada balasan terakhirnya, ia merebahkan tubuhnya mencoba beristirahat. Namun baru saja ia memejamkan matanya bayangan itu muncul kembali dan membuat darahnya berdesir dan perutnya berputar seperti ada kupu-kupunya.

"Aaaarrgghhh!!!" Revanda berteriak frustasi karenanya, membuat sang Ibu yang kebetulan lewat terkejut dan mengetuk pintu kamarnya khawatir.

"Re..!! Rere sayang kamu gak papa nak?" tanya sang Ibu sambil mengetuk pintunya. Tak lama pintu kamar terbuka dan sambil tersenyum ia mengatakan dirinya tidak apa-apa.

"Gak ada papa kok Bun, tadi Re kaget ada kecoak dilantai tapi langsung masuk ke kamar mandi, makanya Re teriak. Hehehe..." jelasnya dan sang Ibu hanya menggelengkan kepalanya kemudian berlalu.

"Gara-gara Abang nih jadi gak bisa tidur deh..!" rutuknya menyalahkan Gio karena ia masih juga tak bisa tidur. Kemudian ia pergi kekamar mandi membersihkan dirinya berharap setelah mandi ia bisa tertidur lelap dan akan bangun segar nantinya.

°°°

Marathon update soalnya udah lama mendem takut bulukan..hehe

Duh kasian amat si Abang Gio disamain sama kecoak, ckckck!!
Sungguh ter.la.luu..

Keep reading babes!!!

Ketjup manis,
Rainy_Love

LIE TO METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang