LTM 28 - Ngidamnya Revanda (2)

9.5K 267 3
                                    

Tiga jam sudah Gio bolak balik ke kamar mandi akibat menyantap sambal petai yang maha dahsyat hasil ngidamnya Revanda. Rasanya Gio sudah tidak sanggup lagi berjalan, jangankan berjalan bahkan untuk berdiri saja ia tak sanggup. Alhasil ia kini hanya bisa terduduk lemas dilantai kamarnya dengan peluh membanjiri sekujur tubuhnya dengan kedua tangan memegang perutnya dan wajah yang pucat pasi.

Revanda memasuki kamarnya bersama dengan wanita muda yang memakai jas putih ala kedokteran dan stetoskop yang menyembul dari kantong jas putihnya. Ia terkesiap melihat suaminya yang gagah kini terduduk lemah tak berdaya di lantai.
Bersama dengan wanita muda itu Revanda membantu suaminya berdiri dan rebah diranjang.

Setelah memeriksakan keadaan Gio wanita muda yang bernama Santi seorang dokter kenalan keluarga Revanda itu mengatakan bahwa Giovanni terkena gangguan pencernaan dan bila terus menerus seperti ini ia bisa kekurangan cairan. Akhirnya atas saran dr.Santi Gio dibawa ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan yang lebih intensif lagi.

Sesampainya di rumah sakit, Revanda segera menghubungi ibu bik Asih dan juga dua sahabatnya agar mereka segera datang menemaninya.

°°°

Revanda menangis sesegukan dalam pelukan ibunya, ia menyalahkan dirinya atas apa yang menimpa suaminya. Jika saja ia tak meminta Gio memakan sambal petai yang sangat pedas itu, pasti Gio tak akan kesakitan seperti ini.

"Sst udah jangan nangis, kalo nak Gio tahu kamu nangis nanti dia bisa ikutan sedih. Bukan salah kamu nak ini yang namanya ngidam." ucap bu Sarah menenangkannya.

"Tapi, ka-kalo aja Rere gak-gak minta a-abang makan pas-pasti dia gak sa-sakit kan bun. Hiks hiks hiks.." jawab Revanda terbata diantara tangisnya.

Tiara dan Beby pun tak mau kalah membujuknya.

"Udah lu tenang aja Re. Abang kuat kok. Baru segini aja masa dia nyerah. Apakabar sama lo entar yang bakal lahirin anaknya dia..??" seru Tiara yang terlihat seperti meremehkan keadaan Giovanni.

"Lu tenang aja Re, bang Gio itu kan udah punya anak 2 sebelumnya jadi dia pasti ngertilah gimana ngidam itu. Udah jangan nangis kasian si dedek entar ikutan sedih." kali ini Beby terlihat lebih "manusiawi" menanggapi sakitnya Gio.

Tak lama suster pun keluar dan memanggil Revanda, ia mengatakan bahwa sang suami dari wanita yang tengah menangis itu memanggilnya.

"Bu Revanda, silahkan masuk. Pasien sudah sadar, tapi jangan diajak bicara banyak dulu ya bu. Biar bapaknya bisa istirahat." ucap sang perawat menerangkan. Dengan segera Revanda memasuki ruang rawat Gio dan menghambur dalam pelukan sang suami.

Melihat sang istri tercinta menangis sesegukan Gio melirik pada mertua bik Asih dan dua sahabat istrinya.
Tiara dan Beby hanya bisa menghela nafas lalu mengangkat bahunya sedang bu Sarah menggelengkan kepalanya.

"Re merasa bersalah sama nak Gio karena tragedi sambal petai itu." jawab bu Sarah menjelaskan sambil menahan senyumnya.

"Sst, abang udah gak apa-apa kok sayang.." ucap Gio dengan suara seraknya dan bukannya berhenti Revanda malah semakin kencang menangis.

Gio meraih tubuh istrinya agar ia bisa ikut berbaring disampingnya, dengan perlahan Revanda berbaring dan memeluk Gio menyamping. Mereka yang melihat terutama duo BSB berteriak jengah lalu mengajak bu Sarah dan bik Asih keluar.

"Ayo bun kita keluar aja daripada jadi obat nyamuk disini." ajak Beby dan Tiara merangkul sang bunda, sementara bik Asih pamit pulang untuk menyiapkan segala keperluan majikannya dirumah sakit, terutama nyonya mudanya.

Sekeluarnya mereka, duo pasutri ini tengah menikmati waktu berdua mereka meski hanya berbaring diranjang rumah sakit.

Tak lama pintu terbuka dan menampilkan sosok Mega yang terkejut saat melihat mantan suaminya bermesraan dengan istri barunya.

"Oh maaf aku gak sengaja." ucap Mega tak enak hati padahal dalam hatinya ia memaki pasangan itu. Namun begitu tak urung ia keluar malah semakin melangkah kedalam.

Revanda semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Gio dengan tubuh gemetar menahan amarahnya. Ia masih ingat dengan semua tipu daya wanita itu dulu.

Ia mengingat bagaimana wanita itu berusaha memisahkannya dengan Gio dulu, bagaimana wanita itu mengirimkan bukti palsu padanya hingga hampir saja membuat Revanda menyesali keputusannya.

Gio yang menyadari bahwa sang istri tidak nyaman dengan keberadaan mantan isterinya meminta Mega agar segera pergi.

"Maaf Mega, tapi bisa nanti lagi kamu kembali? Kami ingin istirahat." pinta Gio. Namun memang dasar Mega punya niat tak baik ia tak mengindahkan permintaan Gio. Dengan santainya ia duduk manis dibangku yang terdapat disamping ranjang Gio dan mengusapkan jarinya pada lengan Gio.

"Gimana keadaan kamu Mas? Kamu kenapa kok bisa kena dehidrasi, apa istri baru kamu gak bisa urus kamu dengan baik??" tanya Mega dengan nada menyindir membuat Gio marah.

"Jaga ucapan kamu Mega! Revanda sedang ngidam dan aku gak keberatan mengalami semua ini. Jangan lupa kalau dulu kamu lebih parah dari ini..!!" jawaban telak Gio berhasil membuat wanita itu terdiam.

"Dulu waktu ngidam aku gak sampai bikin kamu masuk rumah sakit Mas." bantah Mega membuat Gio mendengus mendengarnya.

"Iya memang gak bikin aku masuk rumah sakit tapi kamu hampir bikin aku bangkrut!! Mana ada ngidam minta dibelikan mobil rumah dan perhiasan mahal." jawab lagi Gio dan Revanda tersenyum diceruk leher Gio.
Hal itu membuat Mega menggeram dalam diamnya.

Setelah perdebatan kecil antara Gio dan Mega, akhirnya Mega memilih menyudahi kunjungannya dan berlalu dari sana.

LIE TO METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang