LTM 29 - Ulah Mega

10.5K 308 15
                                    

Tak terasa kandungan Revanda sudah memasuki bulan ke empat. Bu Sarah bik Asih Gio dan yang lainnya mengadakan syukuran kecil-kecilan untuk mendoakan kandungan si ibu hamil itu. Mereka mengadakannya di BSB Cafe atas permintaan bumil itu.

Semua karyawan BSB Cafe kelimpungan dibuatnya, ruangan cafe itu disulap seperti acara prasmanan dengan bagian tengah ruangan dipasangkan karpet.

Tepat jam 12 siang acara pengajian dimulai dan tamu yang tak diundang pun hadir, siapa lagi jika bukan Mega.

Ia bahkan tak segan duduk berdekatan dengan Gio, seolah-olah ia lah yang mengadakan acara itu. Revanda sudah jengah dengan tingkah mantan istri dari suaminya itu berkali-kali ia menarik Gio agar tak berdekatan dengan wanita itu tapi lagi-lagi Mega selalu punya alasan dengan mengatakan ia lebih dulu berpengalaman dan ingin membagi pengalamannya pada bumil muda itu.

"Re sayang, mbak lebih dulu hamil anaknya mas Gio, jadi mbak tahu apa yang harus dan tak harus kamu lakukan sayang." ucap Mega yang sengaja duduk di antara pasutri itu.

"Kamu gak boleh duduk dilantai harus di kursi biar suami kamu yang duduk disini sama mbak." lanjutnya lagi memasang senyum puas melihat istri dari mantan suaminya itu tak berkutik.

Akhirnya karena lelah meladeni Revanda mengikuti saja apa katanya. Meski dalam hati ia mengumpat wanita itu

Setelah acara selesaipun Mega tak kunjung melepaskan tangannya dari Gio, bahkan ia sengaja menyandarkan kepalanya dibahu pria itu membuat Revanda tak dapat lagi menahan emosinya. Ia menghampiri Mega dan menariknya agar terlepas dari Gio. Terjadi tarik menarik yang disaksikan beberapa tamu yang masih belum pulang hingga kejadian fatalpun terjadi.

Mega mendorong Revanda hingga wanita muda itu terhempas dengan posisi perut membentur meja. Semua yang ada disana ikut menjerit melihatnya. Tiara yang berdiri dekat dengan Revanda menarik tangan Mega dan melayangkan tangannya pada wajah cantik Mega.

Plak!!

Semua terdiam melihat aksi Tiara dan Mega yang hendak membalas ditahan oleh Beby.

"Sejauh ini kita semua diam dengan tingkah lo ya nenek sihir tapi kali ini gak akan ada ampun lagi kalo sampe sahabat dan calon ponakan gue dalam bahaya..!!!" murka Beby yang mencengkram lengan Mega.

Tiba-tiba terdengar jeritan dari Revanda dan semua terkejut melihat darah mengalir dikakinya disertai Revanda yang mengerang kesakitan.

"Aah sakiiitt..." erangnya memegangi perutnya dan ia menjerit saat merasakan sesuatu yang hangat mengalir deras disela kakinya.

"Daraah...!!" desisnya lalu tumbang.

Tiara Beby dan Gio menghambur menghampiri Revanda, Tiara menepis dan mendorong tubuh Gio saat dilihatnya ingin menggendong Revanda.

"Jauh-jauh dari Revanda!!" teriak Tiara padanya. Gio yang juga shock melihat keadaan sang istri hanya mampu terdiam saat seseorang mengambil alih tugasnya membawa Revanda ke rumah sakit.

°°°

Bau obat menguar di seluruh penjuru rumah sakit ini. Semuanya berharap-harap cemas akan kondisi wanita yang kini tengah merintih kesakitan di dalam ruang pemeriksaan.

Bu Sarah menangis bersama dengan bik Asih berpelukan saling memberikan kekuatan dan semangat. Sementara duo BSB berpegangan tangan dengan airmata yang mengalir diwajah mereka. Terdengar derap langkah seseorang dan sesampainya disana ia bertanya pada siapa pun yang mau menjawabnya.

Bu Sarah menghampiri dan belum sempat Gio bertanya tentang keadaan istrinya sang mertua melayangkan tamparan pada wajahnya untuk kedua kalinya.

Plak!!

Plak!!

Plak!!

Berkali-kali bu Sarah menamparnya hingga ia harus dipegangi oleh bik Asih dan Beby untuk ditenangkan. Sementara sang menantu hanya bisa tertunduk diam menerimanya.

"Sudah dua kali Rere masuk rumah sakit selama kehamilannya dan itu semua karena kamu!!" jerit bu Sarah dengan derai airmata.

"Bunda gak akan maafkan kamu dan wanita ular itu jika terjadi sesuatu pada anak dan cucu bunda!!" murkanya lagi dan Gio semakin menunduk merasa bersalah.

"Setelah Rere melahirkan, kalian harus bercerai dan silahkan kalo kamu mau kembali pada wanita itu. Tapi jangan pernah tunjukkan lagi wajah kamu dihadapan kami." desisnya dan berlalu dipapah oleh Beby sementara bik Asih membantu Gio berdiri.

Bagai petir menyambar dirinya kala permintaan mertuanya yang memintanya menceraikan sang istri setelah melahirkan.

Dengan cepat ia berlari dan berlutut pada Sarah memohon kesempatan untuk membahagiakan istrinya. Tapi rupanya keputusan sang mertua sudah bulat. Bahkan ia mengatakan telah meminta pengacara keluarga ayahnya Revanda agar segera mengurus berkas perceraian mereka.

"Halo Pak Dikta. Tolong segera urus berkas perceraian Revanda dengan suaminya sekarang berikan alasan kekerasan dan perselingkuhan!" titah bu Sarah lalu mematikan pembicaraan dan duduk menjauhi Gio.

"Bunda gak bisa lakukan ini. Saya suami dan ayah dari anak yang dikandung Revanda, Saya tidak pernah dan tidak akan mau menceraikan istri Saya. Saya berhak atas mereka!!" ucap Giovanni tegas dengan wajah tegang menahan tangis dan amarahnya.

"Tentu saja Bunda bisa lakukan itu nak Gio. Kami punya bukti dan saksi. Saya akan tetap mengajukan perceraian itu. Dan asal Anda tahu, bahwa Saya dan Revanda telah sepakat apabila ia tersakiti atau terancam nyawa dan kandungannya maka ia akan menyetujui permintaan Saya tentang perceraian kalian..!" jawab bu Sarah telak dan kembali duduk menghindari Gio.

Gio merosotkan tubuhnya saat mendengar pengakuan mertuanya yang mengatakan bahwa istrinya setuju bercerai darinya.

Tak lama dokterpun keluar dari ruang pemeriksaan dan menghampiri mereka. Ia menanyakan siapa yang bernama Gio??

"Dokter bagaimana anak dan calon cucu Saya???" tanya bu Sarah yang segera menghampiri sang dokter.

"Pasien alhamdulillah selamat tapi maaf kami tidak bisa menyelamatkan janinnya akibar benturan yang di alami begitu kuat hingga terjadi pendarahan hebat, sehingga kami memutuskan mengambil tindakan untuk menyelamatkan nyawa sang Ibu." ucap dokter itu menjelaskan pada mereka. Mereka semua yang mendengarnya menangis bersamaan.

"Maaf apa diantara Anda semua ada yang bernama Gio???" tanya dokter itu dengan cepat Gio menghampirinya. Dokter itu memberikan selembar kertas kecil seukuran memo pada Gio.
Gio menerimanya dengan bingung.

"Dari pasien, beliau menitip ini pada Saya tadi sebelum kami mengambil tindakan, sesuai pesannya bila ia keguguran maka Saya harus memberikan ini pada Anda." ujar dokter itu.

"Apa pasien sudah bisa dikunjungi?" kali ini Beby yang mengambil alih pertanyaan karena bu Sarah masih shock dalam pelukan Tiara.

"Silahkan setelah pasien dipindahkan dalam ruang rawat, tapi mohon agar jangan diajak banyak bicara dan bergerak dulu ya." jawab dokter itu dan tak lama keluarlah beberapa suster mendorong ranjang rumah sakit yang berisikan Revanda yang akan di pindahkan keruang perawatan.

Bu Sarah dan yang lainnya mengiringinya sementara Gio membaca memo tersebut dan ia melemas terduduk tak berdaya di lantai rumah sakit setelah membaca pesan sang istri.

Kita cerai.

Hanya itu kata yang tertulis dan Gio memejamkan matanya menangis dalam diam.

°°°

Sedih sedihan lagi deh...

Maafkan aku yang lama banget updatenya. Hape Rain jatoh dan eror.

Tbc

LIE TO METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang