Rembulan masih bersinar lembut diatas langit, suara binatang malam sayup-sayup terdengar, bunga dandelio menggugurkan diri. Angin berhembus lembut, menerbangkan apa saja yang disentuhnya.
Jan selesai membuat sebuah lingkaran ditengah padang rumput. Gadis itu menyeka keringat yang membasahi dahinya. Matanya memandang enam orang yang berdiri disekitar lingkaran dengan wajah super tegang. Seakan ada hal besar yang akan terjadi.
"Sesi akan dibagi menjadi tiga tahap." Jan menelan ludahnya gugup, ia merasa berat harus mengatakan ini. Namun Jan mengumpulkan kekuatannya dan menyakinkan dirinya sendiri. Semua benang rumit harus diselesaikan malam ini juga. "Pemanasan, pertarungan tangan kosong, dan pertarungan dengan senjata. Siapa yang keluar dari lingkaran terlebih dahulu maka dia akan kalah," Jan menjeda kalimatnya.
Ia meletakkan pistol, pedang, pisau, dan anak panah diatas tanah dekat lingkaran.
"Siapapun bebas membunuh satu sama lain."
Earth, Olive, dan Som-oh berdiri cukup jauh dari lingkaran. Tiga mantan pelacur itu mendapat kabar bahwa Krist akan bertarung hebat malam ini di padang rumput. Ketiganya tidak melewatkan moment ini, mereka datang untuk Krist.
"Aku takut." Som-oh mengungkapkan isi hatinya. Kedua temannya memandangnya penuh tanya.
"Dia kuat, dia pasti bisa-"
"Bukan itu, aku takut dia seperti Yume. Ada sebuah kebenaran yang tidak pernah ku katakan pada siapapun." Som-oh menghela napas. Menggali ingatan yang hampir memudar dari dalam otaknya.
"Aku akan melawannya, bibi." Suatu sore ditengah musim panas Som-oh mendengar pertanyataan mengejutkan dari Yume. Keduanya sedang menikmati matahari terbenam di danau dekat lingkungan kumuh.
"Apa?! Kau gila Yume! Tidak aku tidak akan membiarkannya!" Som-Oh berteriak dengan geram. Ia tidak ingin keselamatan gadis kesayangannya itu terancam. Yume hanya menampilkan senyum manisnya.
"Aku hanya ingin menjaga janjiku pada bibi Nam untuk menjaga lingkungan ini semampuku. Yuan sudah gila bibi! Dia ingin mendukung ayahnya untuk menghancurkan lingkungan ini demi tempat hiburan. Membuat kita semua terlantar dan menjadi gelandangan! Aku tidak akan membiarkannya!" Napas Yume tersenggal, airmata berjatuhan di pipi plumnya. Yume tidak dapat menyembunyikan emosinya lebih lama lagi. Rasa kecewanya pada Yuan memaksa Yume melakukan hal ini.
Persahabatan mereka terbentuk sempurna, Yume yang hanya merupakan kucing kampung mampu berteman dengan Yuan yang berasal dari keluarga kaya. Keduanya bertemu di kedai es krim, saat itu Yume memandang es krim dengan rasa penasaran. Tapi penjaga kedai mengusirnya. Yuan datang dan mengajak Yume membeli es krim. Mereka bertukar cerita, bagi Yume gadis berambut cokelat itu sangat baik. Yuan lebih tua empat tahun darinya dan Yume terkejut karena usia Yuan yang baru menginjak 15 tahun, gadis itu sudah menjadi mahasiswi kedokteran. Terdengar gila? Tapi Yuan memang sangat jenius.
Pertemanan mereka terjalin, Yuan sering berkunjung ke lingkungan kumuh demi bermain dengannya. Keduanya bahkan membuat kalung berbandul persegi lima untuk Yuan, Yume, Liu, dan Ling. Agar mereka selalu terhubung.
Yuan juga merupakan petarung yang handal. Ia menguasai berbagai macam jenis bela diri. Mereka sering berlatih bersama.
Namun hubungan pertemanan mereka merenggang ketika Yume tahu bahwa keluarga Yuan hendak menggusur tempatnya tinggal. Yume kaget karena Yuan juga membujuknya agar mau digusur. Yume marah dan mereka berdua bertarung, siapa yang menang maka dia berhak atas lingkungan kumuh.
"Yume..." Som-Oh menyentuh bahu sempit Yume. "Bagaimana dengan Krist?"
Yume menggeleng. Menenggelamkan wajahnya ditelapak tangannya, menangis dengan suara kencang. Ini baru pertama kalinya Som-Oh melihat Yume menangis sekencang itu. Yume biasanya terlihat kuat dan tangguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fighter [SingtoxKrist]
FanfictionSepuluh tahun lalu bagi Krist, Singto hanyalah bocah ingusan yang tidak tahu apa-apa. Penolakan menyakitkan mendorong Singto untuk membuktika pada Krist bahwa dia bukanlah orang yang bisa diremehkan. Singto tumbuh menjadi seorang pembunuh bayaran h...