"Kau benar-benar keterlaluan Singto! Kau pikir dia hewan? Dia manusia! Kunci ini sekarang ku pegang. Fokus pada jobmu dan jangan berani dekati Krist sampai aku mengizinkan!" Nudaeng berucap tegas. Ia mengenggam kunci ruangan Singto yang diambilnya susah payah. Pemuda tampan dihadapannya memasang wajah geram dan tidak terima. Tapi Nudaeng tidak perduli. Tiga puluh menit yang lalu, Nudaeng baru saja mengobati luka Krist. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang Singto lakukan!
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di organisasi ini, Nudaeng yang merawatnya. Ia merasa Nudaeng adalah ibunya. Singto jarang membantah apa yang Nudaeng katakan.
"Dia milikku!" Singto menjerit kalap. Mirip seperti pecandu narkoba yang sedang sakau.
Nudaeng menghela napasnya kasar. "Kau ingin dia mati?! Hah?!" Nudaeng membentak. Ia tahu Singto itu bisa segila itu, ia tidak akan membiarkan Singto melakukan hal diluar batas.
Singto mengacak surai hitamnya frustasi.
"Biarkan dia sembuh dulu." Nudaeng memakai jas putihnya. Melangkah meninggalkan Singto.
.
.
Krist bangun dari tidurnya dengan kepala yang sakit luar biasa. Singto sialan itu memang berniat membunuhnya!"Selamat pagi~" Krist berlonjak kaget. Dadanya bergemuruh hebat. Memandang gadis berambut cokelat tua tersenyum cerah padanya.
"S-siapa?!" Krist merasa asing dengan gadis ini. Ia memandang sekeliling, tidak menemukan Singto dimanapun. Ah, baguslah. Krist juga muak melihat wajah pemuda itu.
"Perkenalkan namaku Xiao Liu, kau bisa memanggilku Liu. Aku yang akan menemanimu selama beberapa hari kedepan!" Liu tersenyum amat lebar, sampai matanya menyipit. Kulitnya putih dan pipinya dihiasi semburat merah jambu yang samar.
"Apa... kau orang suruhan Singto?" Tanya Krist pelan. Liu menggeleng.
"Tidak. Aku diutus langsung oleh Nudaeng untuk menjagamu dari Singto." Bisakah Krist melompat senang sekarang juga?! Ia bahagia tentu saja. Beberapa hari kedepan tidak akan berjumpa dengan si brengsek bajingan itu! Ah ini surga!
Krist tersenyum amat lebar, mengikuti Liu.
"Sekarang sarapanlah. Aku akan menemanimu berkeliling." Liu menyodorkan semangkuk bubur, Krist tanpa ragu menerimanya. Ia makan dengan riang, walau tubuhnya masih terasa lemas. Namun Krist bahagia bisa keluar sejenak dari tempat laknat ini. Yeah, tapi ia tahu Liu atau Nudaeng tidak akan membebaskannya. Mereka takut pada Singto bukan?
Liu memandangi Krist dalam, merasa iba melihat keadaan Krist. Sebelum Krist bangun, Liu mengecek kondisi luka Krist. Ia bahkan hampir menangis melihat luka Krist tidak bisa dikatakan ringan. Jika Krist tak memiliki daya tahan tubuh yang kuat, Krist pasti sudah mati.
Liu adalah salah satu murid Nudaeng. Ia dokter organisasi ini. Walau baru satu tahun yang lalu dilantik.
Tapi Liu tidak bisa berbuat banyak. Membebaskan Krist sama saja menggadaikan nyawanya. Liu memang jarang berinteraksi dengan Singto, tapi Liu tahu bagaimana jahatnya pemuda itu.
"Sudah?" Liu menerima mangkuk berisi bubur yang sudah habis itu. Ia menyodorkan obat pada Krist. Krist menerimanya, meminumnya dengan cepat. "Kau bisa mandi."
Ia membantu Krist bangkit, mengantarkan Krist ke kamar mandi. Liu menunggu didepan pintu.
Krist meringis ketika tubuhnya tersiram air. Rasanya sangat perih. Bekas sabetan Singto meninggalkan jejak lebam di kulitnya. Krist bertanya-tanya, kapan ia bisa bebas? Kapan Singto akan membiarkannya pergi?
.
"Ini adalah tempat berlatih menembak." Krist dan Liu berhenti didepan kaca transparan yang menjadi lorong, ia memandangi beberapa orang yang sedang berlatih menembak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fighter [SingtoxKrist]
FanfictionSepuluh tahun lalu bagi Krist, Singto hanyalah bocah ingusan yang tidak tahu apa-apa. Penolakan menyakitkan mendorong Singto untuk membuktika pada Krist bahwa dia bukanlah orang yang bisa diremehkan. Singto tumbuh menjadi seorang pembunuh bayaran h...