"Krist..."
"P'Yume!" Bocah berusia sepuluh tahun itu mengusap airmata yang jatuh ke pipinya. Bibir mungilnya meloloskan isakan pedih. Gadis yang sepuluh tahun lebih tua darinya itu tersenyum lembut, mensejajarkan dirinya dengan bocah itu.
Krist kecil sedikit kaget ketika tiba-tiba Yume memeluknya. Krist membalas pelukan Yume, menangis sepuasnya dipelukan wanita yang sudah dianggapnya seperti kakak sendiri. Yume mengelus punggung kecil Krist, memberikan ketenangan pada anak itu.
"Aku tahu kau rindu pada ibumu." Yume selalu tahu isi hatinya. "Tapi disini ada aku Krist, kau tidak perlu sedih lagi." Yume mendorong Krist, mengusap airmata yang membasahi wajah putih Krist. Menggeleng kecil. Menandakan bahwa sudah cukup Krist bersedih.
Yume mengambil posisi duduk disebelah Krist. Wanita dengan rambut hitam sepinggang yang seakan menjadi kakak kandung Krist. Yume sejak kecil dibuang dilingkungan kumuh, ia tak pernah tahu siapa orangtuanya. Yume hanya tahu namanya bermakna 'mimpi', Yume hanya tahu jika dia memiliki darah Jepang. Hanya itu. Yume berusaha bertahan hidup sendirian. Menjadi petarung jalanan untuk menyambung hidupnya.
"Lihat..." Yume menunjuk langit yang dihiasi kembang api. Langit kelam menjadi berwarna. Krist memandangi langit kelam dengan antusias. Seakan melupakan kesedihannya beberapa waktu yang lalu.
"Itu indah P'Yume!" Ah Krist kecil yang sangat polos. Yume memeluk Krist erat sekali.
"Adikku." Bisik Yume. Krist tersenyum kecil. "Berjanjilah Krist, ketika aku nanti tidak ada. Kau harus menjaga tempat ini. Paham? Karena kita tumbuh dan hidup disini. Jangan sampai ada tangan asing menyentuh tempat ini."
Dan Krist selalu memegang janjinya pada Yume bahwa ia akan menjaga lingkungan kumuh sebaik mungkin. Bahkan ketika ditahun berikutnya Yume meninggal dalam pertarungan, Krist bersumpah akan terus menjaga lingkungan kumuh dengan segenap kemampuannya.
"P'Yume..." Krist menggeliat dalam tidurnya.
Singto mengernyitkan dahinya dalam. Ia bangun lebih dahulu dari Krist, memandang wajah itu dengan seksama. Namun kejadian barusan membuat dada Singto mencelos. Yume? Siapa Yume? Kenapa Krist sampai memimpikannya?
Namanya terdengar sangat feminim untuk nama laki-laki. Dadanya terasa panas, bagaimana bisa Krist menyebut nama orang lain di mimpinya? Bahkan ketika Singto ada disampingnya dan berusaha bersikap baik.
Rahang Singto mengerat. Ia tidak suka ini! Krist miliknya! Dalam pikiran Krist hanya harus ada dirinya! Bukan oranglain! Singto mengumpat kasar. Meraih ponselnya, menghubungi Jan dengan emosi yang meletup.
"Cari tahu tentang Yume. Dia sepertinya dekat dengan Krist." Singto mematikan ponselnya begitu saja. Jan menjerit frustasi diseberang sana. Singto yang seenaknya sudah kembali.
Singto bangkit, meninggalkan ruangannya dengan kepala panas. Ini tidak bisa dibiarkan!
.
.
Yume adalah salah satu anggota lingkungan kumuh. Dia meninggal dua puluh tahun yang lalu karena pertarungan. Ya, dia petarung jalanan sama seperti Krist. Dari informasi yang kudapat, Yume sudah seperti kakak bagi Krist.Informasi ini tidak banyak yang tahu, namun aku mendapatkannya. Sebelum Yume meninggal dia menitipkan lingkungan kumuh pada Krist. Ia ingin Krist menjaga tempat itu semampu Krist.
Singto memukul tembok ruang pribadinya. Napasnya memburu. Jadi Krist mau menurutinya bukan karena Krist sudah merasa menyerah? Tapi Krist menjaga pesan Yume untuk menjaga lingkungan kumuh?
Singto merasa kalah. Kalah dari Yume. Seseorang yang bahkan tidak pernah ditemuinya dan seseorang yang bahkan sudah meninggal. Yume bisa memenangkan Krist, Yume bisa membuat Krist menjaga janjinya, Yume bisa hadir seenaknya dalam mimpi Krist. Sementara dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fighter [SingtoxKrist]
FanfictionSepuluh tahun lalu bagi Krist, Singto hanyalah bocah ingusan yang tidak tahu apa-apa. Penolakan menyakitkan mendorong Singto untuk membuktika pada Krist bahwa dia bukanlah orang yang bisa diremehkan. Singto tumbuh menjadi seorang pembunuh bayaran h...