17. Pelukan 👫

900 102 15
                                    

Tak pernah sebelumnya jaemin berfikir bahwa jeno akan bisa bersikap seperti ini. Bersikap sekasar ini padanya, dengan menepis tangannya dan pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa.

Jaemin tahu, mungkin dirinya tadi salah. Salah saat berusaha mengobati luka jeno. Padahal JELAS pemuda itu kini tengah menjauhinya, menghindarinya, dan tak mau lagi berteman dengannya. Tapi apa perlu jeno sekasar itu??

Kini jaemin yang merasakan sakit di hatinya,-karena perlakuan jeno tadi- sontak segera beranjak dari tempatnya dan semakin masuk kedalam hutan sana, mencari tempat untuk melampiaskan kesedihannya.
.
.
Di dalam hutan, kini jaemin merenung sendiri. Merenungkan sikap jeno padanya tadi dan merenungkan nasib perjalanan mereka nanti.

Bisakah keduannya masih melanjutkan perjalanan bersama? Bersama-sama melewati perjalanan ini saat jelas, kondisinya kini telah berbeda. Jeno bukanlah jeno yang sebelumnya.

Dan kini jaemin terpikir untuk melakukan perjalanan sendirian saja. melanjutkan perjalanan ini tanpa ada jeno disampingnya. Mampukah dirinya?? secara teorinya mungkin jaemin mampu. namun secara praktiknya?

Saat kini jaemin berusaha memulai perjalanannya saja, kini tiba-tiba tubuhnya bergetar dengan hebatnya dan bayangan akan para penculik tadi, kini kembali muncul menghantuinya. Bayangan akan serangan penculiknya, bisikannya, sentuhannya, dan semuannya! Semua kenangan buruk yang hampir membuat jaemin gila

Jaemin frustasi! frustasi dengan ketidak berdayaannya dan frustasi akan kondisi tubuhnya. Kondisinya yang kini sudah tak sebersih sebelumnya; yang dalam pikiran jaemin adalah penyebab utama dari perubahan sikap jeno padanya.

Kini jaemin coba menggosok tubuhnya. Dan menggosoknya dengan lebih keras didaerah leher dan dadanya; (tempat dimana tadi para penculik menyentuhnya) seolah mencoba membersihkan bekas-bekas sentuhan menjijikan itu disana.

Namun...meski telah digosok dengan kuatnya, perasaan itu tetap masih ada. Perasaan jijik dan kotor sendiri pada tubuhnya dan kini jaemin menangis sekencang-kencangnya. Menangisi ketidakadilan yang dirasakannya. Meluapkan semua kekesalahannya, sembari marah pada dewanya.

"Dewa kenapa kau melakukan ini padaku!" Keluhnya.

"Kenapa kau begitu kejam padaku!!" Ujarnya sembari terisak

Dan ditengah isak tangisnya, kini jaemin mulai merindukan keluarganya; Merindukan ayah, ibu, kakak, adiknya. Merindukan kehangatan mereka. Merindukan orang-orang yang pasti akan tetap menerimanya, menyayanginya meski kini kondisinya telah berbeda

Dan saat jaemin hanyut dalam perasaanya, kini tiba-tiba saja jaemin merasakan sesuatu yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Merindukan
istana dengan segala aturan- aturannya.

"Ah aku benar-benar merindukan rumah!" bisiknya

🏰

Sedang di ujung hutan yang lainnya...

kini seseorang juga tampak tak kalah frustasinya. Frustasi dengan mengacak sendiri rambut miliknya. Ya bagaimana tak frustasi, jika kini jeno menyesali perbuatannya yang tadi kasar pada nana dengan pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa.

Padahal tadi nana telah bersikap baik padanya. bersikap baik dengan mengobati lukanya, tapi jeno malah bersikap kasar padanya! Kini jeno menyesali semua perbuatannya.

Walk You Home (JENOxJAEMIN) (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang