03

2.1K 279 95
                                    

'Senja itu mengajarkan bahkan seindah apapun sesuatu akan hilang nantinya'

_Happy Reading_

Semburat warna jingga kini sedang mendominasi langit. Indah. Yaa, tentunya bagi orang  pada umumnya senja satu hal yang selalu mereka nantikan. Tapi berbeda dengan gadis yang kini sedang duduk di sebuah taman komplek perumahannya . Baginya senja hanya memperlihatkan keindahannya sementara, dan pada akhirnya ia akan meninggalkan gelap.

Senja selalu menjadi penutup hari yang tak dinantikan oleh Arunika. Ia membereskan beberapa novelnya di atas kursi taman. Yaa, ia akan kembali. Senja mengajarkannya untuk pulang walaupun sebenarnya ia tak mau pulang.

Arunika melangkahkan kakinya dari taman untuk menghampiri sepeda tercintanya. Namun, ketika ia akan mengayuh pedal sepedanya, sebuah tangan menahan bagian belakang sepeda Arunika.

"Lo lagi! Lepasin gak sepeda gue!" Bentak Arunika pada cowok yang menahan sepedanya.

Yaa, dia adalah Nathan. Wajah cowok itu penuh dengan peluh. Namun, kesannnya ia semakin sexy. Tampaknya Nathan baru saja selesai jogging. Nathan hanya mengenakan baju tanpa lengan dan celana pendek selutut berwarna hitam. Dada bidang miliknya dan otot kakinya begitu menonjol.

"Gue ga mau! Kali ini lo gak bakalan lolos dari gue" Ujar Nathan dengan pasti.

"Lo mau apalagi sih? Bukannya kemaren lo udah puas ngejatuhin gue di sekolah" Tanya Arunika dengan kesal dan turun dari sepeda.

"Gue mau lo! Gue belum puas kalo lo belum jatuh cinta sama gue" Ucap Nathan dengan wajah serius.

Degup jantung Arunika berdetak dengan kecepatan tinggi. Apakah yang dikatakan Nathan itu serius?

"Tapi gue udah jatuh cinta sama lo. Jadi lo udah puaskan?" Ujar Arunika.

"Hahaha. Lo serius banget sih?Tapi gue puas udah ngerjain elo." Ucap Nathan dengan tertawa keras.

Semburat warna merah menghiasi wajah cantik Arunika. Ia benar-benar termakan omongan Jonathan. Ia sangat malu. Bahkan ia tak berani mengangkat wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus.

"Awas aja lo ya! Gue akan buat lo terjerat cinta gue!" Ujar Arunika setelah memastikan wajahnya tak berwarna merah lagi.

"Gue jamin deh. Gue gak akan jatuh cinta sama lo. Sekarang gimana kalo kita makan es krim sebagai lambang perdamaian kita" Usul Nathan pada Arunika.

"Tapi gue harus pulang!"

"Baru juga sore."

"Justru itu. Gue gak suka lihat senja."

"Why?"

"Karna senja hanya memberikan keindahan sesaat."

Nathan ragu akan perkataannya tadi untuk tidak jatuh cinta pada Arunika. Nyatanya, sekarang ia nyaman bersama gadis itu.

"Beli es krim bentar yok." Ajak Nathan yang dibalas anggukan oleh Arunika.

Mereka menghampiri penjual es krim di pinggir taman. Nathan memesan dua buah es krim.

"Pak es krimnya dua ya." Pesan Nathan pada penjualan es krim.

"Siap mas. Es krimnya rasa apa mas?"

ARUNIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang