'Berdua bersamamu saja aku sudah merasa bahagia. Apalagi kalau kamu sudah menjadi milikku'
•••
Semilir angin menerpa wajah cantik sang gadis yang sedang asik mendengarkan musik sembari memejamkan matanya. Sudah sepuluh menit sejak bel istirahat berbunyi dia berada ditaman tanpa mempedulikan seorang cowok yang sibuk mencarinya. Arunika sengaja berdiam sendirian di taman untuk menenangkan pikirannya.
Dari kejauhan ada sepasang mata yang menatapnya dan tersenyum licik. Ya, dia adalah Imanuel. Cowok yang pernah menyatakan perasaannya pada Arunika.
"Sepertinya sekarang waktu yang tepat." batin Imanuel. Kemudian ia meraih ponselnya dari saku celana sekolahnya. Lalu ia menelpon seseorang.
"Halo," sapa seseorang diseberang sana.
"Lakuin sekarang dia sedang ditaman."
"Okee, lo cegat dia! Jangan sampai dia datang sebelum gue selesai!" Ucap lawan bicara diseberang sana.
"Okee."
Imanuel mematikan sambungan teleponnya dan hendak menghampiri seorang gadis yang berada ditaman tadi. Namun, ia melihat sudah ada seorang cowok yang dibencinya disamping gadis itu. Ya, cowok itu adalah Nathan.
"Ck! Dia nyuri start lagi, awas aja lo!" Kesal Imanuel dan beringsut dari tempat dia berdiri.
Sementara di taman, Nathan sedang asik mengganggu Arunika yang lagi mendengarkan lagu. Sikap usil Nathan akan terlihat ketika bersama Arunika. Entah mengapa Nathan merasa ada kebahagiaan tersendiri ketika mengganggu Arunika.
"Aruni, kekantin kuyy!" Ajak Nathan sembari mengacak rambut Arunika.
"Ck! Lo bisa ga, jangan ganggu gue?" Arunika kembali merapikan rambutnya seperti semula.
"Mengganggu lo udah menjadi rutinitas bagi gue eakks." Ucap Nathan dengan cengengesan.
"Lebayy!"
"Biarin yang penting ganteng!" Nathan menarik tangan Arunika menuju kantin. Arunika tak bisa menolak karna tenaga Nathan jauh lebih kuat darinya. Sepanjang jalan Arunika mengoceh tanpa henti. Namun, Nathan tak menghiraukannya ia bahkan memasang senyum terbaiknya ketika melihat Arunika seperti itu.
•••
Jam menunjukkan pukul sepuluh, yang artinya siswa-siswi masih dalam waktu istirahat. Tidak banyak siswa yang berada dikelas, bahkan dikelas X MIPA 2 tidak ada penghuninya.
Seorang gadis mengintip ke dalam kelas yang tidak berpenghuni itu untuk memastikan bahwa kelas itu benar-benar kosong. Setelah memastikan bahwa tidak ada orang, seseorang itu masuk dan celingak-celinguk mencari tempat duduk Arunika lalu meletakkan sebuah kotak didalam tas milik gadis itu. Kemudian gadis itu tersenyum penuh kemenangan.
"Ini akibat lo udah berani sama gue, Arunika Joyce!" Batin gadis itu dengan senyum sinis.
"Ehh lo ngapain?" Tanya salah satu siswi ketika mendapati gadis itu sedang membuka tas Arunika.
"Mmm... gue cuma-- mau letakkan buku catatan Aruni." Gadis itu berusaha mencari alasan yang tepat.
Siswi itu pun percaya dengan alasan gadis itu, dan ia beringsut ke luar kelas.
Gadis itu merasa lega. "Untung aja tuh cewek percaya sama gue." Batin gadis itu, kemudian ia meninggalkan kelas Arunika.
Dewi Fortuna sedang berpihak pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNIKA
Teen FictionArunika Joyce seorang gadis yang tidak menyukai senja. Baginya senja hanyalah akhir dari kisah cintanya. Jonathan Bagaskara seorang cowok yang sangat menyukai fajar. Baginya fajar menjadi saksi awal kisah cintanya. Lantas bagaimanakah kisah cinta k...