09

1.3K 176 42
                                    

'Jangan terlalu berharap pada seseorang, karna seseorang yang kamu harapkan, belum tentu mengharapkanmu.'

_Happy Reading_

"Arunika Joyce! Lo dipanggil sama Pak Ridwan!" Teriak Nathan ketika memasuki kelas Arunika.

Seisi kelas memandang ke arah sumber suara bariton itu. Tak terkecuali Arunika yang namanya disebut.

"Emang ngapain Pak Ridwan nyariin gue? Dia kangen sama gue?" Arunika berjalan ke arah Nathan yang sedang berdiri.

"Kangen kepala lo!" Ketus Nathan.

"Terus apa?"

"Lo sama gue mau diproses. Soalnya kemaren kita udah ngerjain Pak Ridwan."

Arunika teringat momen dua hari yang lalu. Dimana dia dan Jonathan berhasil mengerjai Pak Ridwan.

"Lo seriusan?"

"Hooh."

"Gue gak mau bersihin toilet lagi." Keluh Arunika mengingat hukuman yang akan diberikan Pak Ridwan.

"Daripada lo berisik. Mendingan sekarang kita jumpai Pak Ridwan!" Nathan menarik tangan Arunika dan berjalan ke arah ambang pintu.
Arunika hanya menurut saja.

Bruakkkkk!!!

Nathan menabrak seseorang ketika keluar dari kelas Arunika.

"Maaf gue gak sengaja." Ujar Nathan sambil membantu mengumpulkan buku yang jatuh milik sang korban.

"Gue yang salah kok." Ujar gadis itu seraya mendongak ke sosok yang menabraknya.

Alangkah terkejutnya Nathan ketika mendapati gadis yang ditabraknya. Tatapan Nathan dengan gadis itu saling beradu. Ya, gadis itu adalah Nancy.

Nathan yang pasalnya tak mau melihat wajah Nancy langsung menarik pergelangan tangan Arunika.

"Cepetan jalannya!" Perintah Nathan pada Arunika.

'Nathan ada hubungan apa dengan Arunika?' Batin Nancy.

"Lo kok kayak gak suka gitu sama Nancy?" Tanya Arunika.

"Lo kenal sama dia?" Nathan malah bertanya kembali.

"Yaialah gue kenal. Kan nyokap gue yang bantu dia buat sekolah di sini. Lo sendiri kenal sama dia?"

"Ng--nggak. Gue gak kenal!" Nathan berbohong.

"Emangnya lo ada hubungan saudara sampe nyokap lo nyekolahin dia?"

"Gak sama sekali. Gue waktu itu jumpa Nancy di sebuah taman. Dan dia lagi nangis karna baru diusir dari rumah. Dan gue nawarin untuk tinggal di rumah gue." Jelas Arunika dengan tersenyum lebar.

Keduanya pun kembali melanjutkan langkah untuk ke ruangan Pak Ridwan.

***

"Mulai hari ini bapak putuskan kalian dihukum!" Suara Pak Ridwan memenuhi ruangan yang tidak begitu luas.

"HA!!" Teriak Arunika dan Nathan bersamaan.

ARUNIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang