BGM : Uru - Remember
Hey! Say! Jump - Star Time (Ballad vers)**
Lagu yang caya dengarkan selama menulis chapter ini. Jika berkenan bisa play lagu-lagu di atas sambil membaca chapter ini.
**
"Tadaima!" Naruto berseru riang sembari masuk ke dalam rumah. Dia langsung berjalan ke dapur dan menemukan perempuan bersurai kuning yang sedang menyiapkan bahan-bahan untuk memasak. "Tadaima, baachan!" Si pirang mengulang salamnya.
Tsunade mendongak, mengukir senyum kecil pada Naruto, "Maaf aku tidak mendengar. Okaeri, Naru-chan."
"He he ...," Ia menyengir bahagia dan menghampiri perempuan yang telah mengasuhnya. Memberi perhatian layaknya orang tua--ibu--pada dirinya. Naruto memberikan satu kantung plastik yang ia bawa pada Tsunade; berisi beberapa ikan yang ia beli setelah menjual hasil panennya semalam.
"Ah, arigatou," Tsunade menerima dengan senyum kemudian memeriksa isi dari kantung plastik; terdapat empat ekor ikan sungai yang gemuk. "Wah ... Aku akan memasak ini untuk makan malam nanti."
"Um!" Si pirang mengangguk semangat.
Sembari meletak kantung plastik berisi ikan segar ke atas meja, Tsunade memandang si pirang yang masih berdiri tempatnya dengan senyum mengembang, "Apa kau tak ada kegiatan lain hari ini, Naru?"
Ditanya soal kegiatan lain ... Naruto berpikir sejenak; kira-kira sesuatu yang mesti dia lakukan. Tak berapa lama lelaki bersurai pirang ini berseru, "Aru yo! Naru harus mencuci!" dan ia buru-buru berbalik, berlari meninggalkan sang Bibi.
Naruto mencuci pakaian sendiri. Sudah pasti. Dia telah diajari dengan baik oleh Tsunade. Lagipula dia tak ingin merepotkan sang Bibi. Naruto ingin mandiri. Jadi, pakaian miliknya ia pisahkan--diletak di keranjang khusus pakaian kotor yang disimpan di kamar. Membawa keranjang yang tak terlalu besar ke kamar mandi dan menyiapkan air. Biasanya si pirang mencuci setiap tiga hari sekali.
Sebelum di cuci, seperti kebiasaan, dia akan memeriksa tiap-tiap kantung yang ada di pakaian. Mungkin saja ada sesuatu yang tertinggal yang bakal rusak jika terkena air atau sesuatu yang berharga. Sewaktu merogoh-rogoh saku sebuah celana, tangan Naruto merasakan sesuatu sedikit keras di salah satu kantungnya. Mengeluarkan benda tersebut yang bentuknya tipis dan persegi empat.
Ketika memerhatikan benda yang ia temukan; membolak-balik sesuatu yang mirip kertas, hanya saja lebih tebal, iris biru si pirang melebar bersamaan dengan tangannya yang berhenti bergerak. Memperlihatkan bagian atas kertas tadi yang menampilkan potret tiga orang berbeda di sana.
Tiga orang yang sangat ia kenali; tiga orang yang merupakan ia salah satunya; tiga orang yang disebut keluarga kecil; tiga orang yang ia sangat ingin berkumpul kembali. Tiga orang; seorang pria bersurai raven, di sebelahnya si lelaki bersurai pirang menggendong bayi kecil yang diberi nama Menma.
Menma!
Naruto tersentak. Mencampakkan begitu saja celana yang tadinya ia periksa sebelum di cuci dan berlari keluar dari kamar mandi. Membuat Tsunade yang tengah menyiapkan makan malam terkaget melihat prilaku si pirang, berusaha dipanggil pun tapi tak mendengar. Naruto berlari sekuat yang ia bisa. Di kepalanya terbayang muka seseorang yang ia sayangi, wajah bayi yang ia lahirkan, mereka yang dia sayangi.
Menma ... Menma yang memberinya gambar itu! Menma ... Apa Menma tahu sesuatu? Apa Menma mengenal orang-orang yang sangat ia rindukan? Yang ia harapkan kehadirannya? Apa Menma tahu? Hanya ini yang terpikirkan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
FanfictionAlasan utama Uchiha Menma masuk Fakultas Farmasi adalah karena ingin menyembuhkan; mengobati kakaknya yang terbaring koma sejak ia kecil. Tapi ... ketika mereka melakukan penelitian di sebuah desa kecil di pinggiran Tokyoㅡyang disebut desa obat, Kon...