15

12.1K 1K 301
                                    

"Apa kau tidak menyukai Menma?"

Pertanyaan itu terlontar dari mulut Sasuke, membuat pria pirang di depannya sedikit tersentak. Raut mukanya yang semula cemberut dengan bibir maju beberapa senti berubah. Kini sedikit menunjukkan raut sedih. Surai pirangnya bergerak ketika Naruto menggelengkan kepala. Tidak, bukan ..., dia bukan tidak menyukai Menma, hanya saja ... hanya ....

"Lalu?"

Shappire biru itu bersiborok dengan onyxs kelam milik pria raven di depan. Kening Naruto mengerut, menyebabkan kedua alisnya menyatu, "Bilang Menma kaasan! Demo ..., kaasan janai." Sedikit berbisik di ujung kalimat. Ya, Dia bukan ibunya Menma. Yang Naruto tahu dia bukan ibu Menma yang besar dan tinggi, tapi ibu Menma yang masih bayi dan kecil.

Nah, hal paling sulit ketika menghadapi seseorang seperti Naruto adalah memberinya pengertian. Sasuke mengerti. Naruto yang tidak pernah melihat pertumbuhan seorang bayi, pun dia tak merawat Menma, tak akan percaya jika bayi yang dulunya kecil bisa bertumbuh dewasa. Bayi yang kecil dapat berubah. Apalagi mengetahui hal tersebut secara tiba-tiba. Perpisahan selama dua puluh tahun ini pasti hanya meninggalkan ingatan saat mereka bersama. Sasuke sungguh menyesalkan peristiwa kecelakaan yang menimpa mereka.

Si raven menggerakkan kursi rodanya makin merapat ke ranjang sehingga lututnya bersentuhan dengan lutut Naruto. Tidak ada jarak diantara mereka. Lalu memindahkan album yang ia minta diambilkan oleh Menma ke atas pangkuan si pirang--yang tentu menarik perhatian Naruto dan memperhatikan sewaktu Sasuke membuka album tersebut dari halaman pertama. Terdapat dua gambar. Keduanya adalah gambar seorang bayi.

Iris biru Naruto melebar. Dia memegang album di pangkuannya dan menunjuk-nunjuk ke photo, "Menma! Menma! Menma!" Menatap Sasuke sembari menunjuk photo dan menyerukan satu nama. Ya, itu adalah photo Menma ketika bayi.

Senyum si raven mengembang memandangi Naruto yang tampak senang melihat photo-photo yang tertempel di album. Membalik satu halaman ke halaman lain, banyak sekali photo bayi Menma; membuat si pirang bahagia. Dia bisa melihat wajah bayi yang dulu selalu dia peluk, dia gendong, dia ajak bermain dan bersama-sama dengan Sasuke merawatnya. Semua moment-moment itu tak terlupakan. Masih segar di ingatan Naruto, seakan baru terlewati kemarin.

Namun ..., tangan Sasuke ikut membalik halaman kemudian menunjuk satu photo yang terlihat sedikit berbeda dari photo bayi Menma. "Menma," katanya lalu membalik halaman lagi, menunjuk photo lagi yang semakin terlihat berbeda dari bayi Menma, "Ini Menma," sambungnya. Terus begitu hingga hampir di akhir halaman, Sasuke menunjuk photo Menma dewasa yang memegang sebuah sertifikat kelulusan Sekolah Menengah Atas lengkap dengan seragam dan kedua orang tuanya di sisi pemuda dalam photo itu, "Ini juga Menma."

Raut muka Naruto yang awalnya menampilkan senyum sumringah lama-kelamaan merengut seiring photo yang ditunjuk oleh Sasuke. Photo terakhir yang memperlihatkan Menma dewasa makin membuat kening si pirang berkerut. Kenapa Menma berubah? Kenapa jadi Menma dewasa? Tidak mungkin bayi kecilnya jadi orang lain! Naruto tidak mengerti. Kenapa photo Menma dewasa ada di tempat yang sama dengan photo bayi Menma?

"Naruto," suara Sasuke terdengar, menarik Naruto untuk melihat padanya dengan ekspresi cemberut. Ah, dia mengerti. Sangat mengerti. Senyumnya masih terpoles di bibir. "Dengar ..., Menma tidak selamanya kecil. Dia akan tumbuh. Besar. Menjadi laki-laki seperti aku atau dirimu. Lihat dirimu, apa kau ingat rupamu sewaktu kecil? Waktu itu tubuhmu sangat kecil, kan? Aku pun begitu. Tapi, lama-lama kita menjadi besar, menjadi tinggi. Menma juga begitu."

Sasuke berusaha menjelaskan. Mencari perbandingan yang dapat dimengerti oleh Naruto. Walau ... tampaknya penjelasan tadi kurang, sebab raut muka si pirang masih kelihatan tak terima. Keningnya mengerut diserta tatapan tidak percaya saat memandang photo terakhir yang ditunjuk oleh Sasuke tadi. Si raven sudah menduga, tidak akan mudah membuat Naruto mengerti. Sebab setelah dua puluh tahun mereka baru bertemu kembali. Waktu yang terlewati sangat lama, pertumbuhan bayi menjadi orang dewasa; merupakan perbedaan yang sangat signifikan.

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang