BGM :
空 by GENERATIONS from EXILE TRIBE
(Silahkan lihat dan dengarkan lagunya di mulmed. Dan plis, jangan jatuh cinta sama Babang Ryota caya! /digaplok/)
**
"Naruto ...."
Suara berat namun lembut mencapai pendengaran si surai pirang yang bersembunyi di balik selimut. Penglihatannya yang semula terpejam, berangsur terbuka. Ia hampir melintas ke alam mimpi jika suara tersebut tak memanggil. Suara yang meski telah lama sekali tak ia dengar, namun masih tersimpan rapi dalam ingatan. Naruto masih ingat intonasi, cara memanggil dan bagaimana perasaannya ketika namanya di sebut oleh si pemilik suara.
Ketukan pintu beberapa kali di susul panggilan, "Naruto ...," yang membuat si pirang keluar dari persembunyian dan memandang sekeliling kamar yang gelap. Suara tadi ... apa hanya imajinasi? Apa hanya bayangan saja? Atau mimpi? Naruto tidak mengerti, tetapi ia mencari-cari sumber suara yang memanggil. Mencari orang yang menyebut namanya.
"Naruto." Sekali lagi terdengar.
Kini tubuh pria berusia lebih dari tiga puluh tahun itu benar-benar sudah lepas dari selimut. Kakinya menyentuh lantai dengan tatapan menyusuri kamar yang gelap. Darimana asal suara? Dimana orang yang memanggil? Dirasa badannya bergerak sendiri ketika ia berdiri dan berjalan menuju pintu.
Sedang di balik pintu; di luar, Menma menunggu dengan jantung bertalu--tak hanya si raven muda tentu saja. Pasangan Uchiha senior, pasangan pemilik rumah dan Kiba yang menyaksikan dari arah yang cukup jauh. Mereka menunggu reaksi dari Naruto yang dipanggil. Apakah si pirang keluar atau tidak? Jika dalam beberapa menit tak keluar, Menma berinisiatif mendobrak pintu. Nanti akan dia perbaiki sendiri jika terjadi demikian.
Terdengar bunyi asing diantara kesunyian. Menma, lalu Sasuke yang senantiasa memandang pintu di depan yang sejak tadi tertutup menyiap hati. Pintu itu perlahan terbuka. Di tarik ke dalam oleh seseorang yang ada di belakangnya sehingga terbuka dan ... memunculkan seorang lelaki berkulit tan serta bersurai pirang yang berdiri di hadapan dua Uchiha berbeda umur.
Senyum timbul di bibir si raven, ingin ia segera menghambur memeluk ibunya, namun ia menahan diri. Ini bukan kesempatan ia berbicara, bukan kesempatan ia bertindak, dia harus menahan diri. Sedang pasangan pemilik rumah menghela napas lega, begitu pula pasangan Uchiha senior; ah, mereka lebih terpana melihat wujud Naruto sekarang--karena hanya mengenali si pirang dari photo. Lalu Kiba yang tetap diam, namun mengamati. Dia tidak punya komentar apapun.
Sasuke mengukir senyum tipis--dia masih tidak terbiasa mengembang senyum--seraya iris kelamnya bertemu dengan shappire biru milik Naruto. "Naruto ...," dia bersuara.
Naruto? Masih diambang keterkejutan. Di depannya ada lelaki yang sangat dia rindukan! Lelaki yang ingin sekali dia temui! Laki-laki itu ada di depannya! Tak kuasa menahan buncahan kebahagiaan, Naruto langsung menjatuhkan dirinya ke pelukan si raven senior. Membuat kursi rodanya terdorong ke belakang yang segera di tahan oleh Menma.
"Teme! Teme! Teme datang!" Seru Naruto bahagia sambil engeratkan pelukannya.
Pasangan Uchiha senior terkejut mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Naruto. He? Anak mereka dipanggil 'teme'?!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
FanfictionAlasan utama Uchiha Menma masuk Fakultas Farmasi adalah karena ingin menyembuhkan; mengobati kakaknya yang terbaring koma sejak ia kecil. Tapi ... ketika mereka melakukan penelitian di sebuah desa kecil di pinggiran Tokyoㅡyang disebut desa obat, Kon...