10

6.5K 992 151
                                    

BGM : Mirei - By Your Side

Sekitar jam satu dini hari, Menma tiba di depan gerbang kediaman Uchiha. Dia berdiri di depan pagar besar yang melingkupi area rumah keluarganya. Rumah dimana ia tinggal, rumah ia dibesarkan dan rumah yang ternyata menyimpan satu rahasia besar. Memandangi rumah yang mirip mansion tersebut; Menma tidak tahu bagaimana perasaannya. Tapi, ia punya tujuan.

Perjalanan dari Konoha sebenarnya cukup melelahkan, namun ia tidak memikirkan hal tersebut. Keinginannya lebih kuat. Menma mendekati gerbang yang terbuat dari besi yang ujungnya runcingㅡmencegah pencuri masuk, biasanyaㅡdan menghampiri pos security; yang di dalamnya ada seseorang yang ia kenali tengah berjaga.

"Tuan muda!" pria bertubuh tegap yang bertugas jaga malam terkesiap menemukan sang majikan muncul tiba-tiba di hadapannya.

Menma mengangguk, "Tolong bukakan gerbang."

"Ha'i!" dia menyahut lantang kemudian berbalik, bermaksud menuntaskan permintaan sang tuan muda.

Menma berjalan ke gerbang, menunggu pagar besi itu terbuka. Tak berapa lama pagar tersebut terbuka perlahan menimbulkan bunyi derit khas. Menma segera masuk ke pekarangan rumah, sedang si petugas keamanan membungkukkan badan saat sang Tuan muda lewat.

"Ah, aku akan memberitahu Tuan dan Nyonya jika anda datang," ujar si petugas keamanan dengan sopan lalu membungkuk sebentar dan berbalikㅡbermaksud menghubungi pemilik kediaman Uchiha.

"Tidak perlu," si raven berbicara cepat. Mencegah langkah kedua si petugas keamanan yang kemudian memutar tubuh dan memandangnya. "Aku sudah menghubungi mereka tadi. Lagipula aku cuma ingin mengambil beberapa barang lalu pergi. Penelitian kami belum selesai," ia menjelaskan panjangㅡyang di dalamnya terdapat suatu kebohongan. Ya, Menma berbohong. Mengenai telah menghubungi pasangan Uchiha senior dan mengambil barang.

Huh, barang apa yang ingin ia ambil? Tidak ada. Tujuannya sehingga nekad datang kemari hanya satu. Satu orang lebih tepatnya. Menma mengangguk; permisi pada si petugas keamanan dan melangkah menuju rumah besar di depannya. Beruntung ia selalu membawa kunci duplikat pintu utama, jadi ia tak perlu membangunkan orang-orang di dalam rumah. Ia masuk secara perlahan seperti pencuriㅡmengendap-ngendap.

Meski ruang depan ini gelap karena lampu dimatikan, Menma yang sudah hapal isi dalam rumah berjalan dengan perlahan tanpa membuat gaduh atau menabrak properti yang ada. Dia tiba di depan tangga. Tangga menuju lantai dua. Dimana hanya ada dua ruang di sana; ruang pribadi miliknyaㅡkamarnyaㅡdan kamar seseorang yang menjadi tujuan ia datang kemari. Menma mulai menapakkan kaki di anak tangga pertama.

Jantungnya berdegup kencang. Walau sudah memantabkan hati, sudah mesugesti diri sendiri, tetap saja ia gugup. Tak dapat mengendalikan respon jantung atas keadaan dan hatinya kini. Derit kecil akibat berat si pemuda Uchiha menjadi pengiring langkahnya menaiki tangga. Apa yang akan dia lakukan setelah sampai di sana? Dia tahu bagaimana keadaan seseorang di dalam ruang itu, lalu? Apa yang ia harapkan? Apa yang ia inginkan? Selain tujuan untuk melihat, lantas apalagi yang membuatnya memutuskan kembali mendadak ke Tokyo?

Semua pertanyaan itu merangsek masuk dalam otak si raven. Pertanyaan-pertanyaan yang ia tak tahu jawabannya. Yah, dia tidak mengerti. Menma tak mengerti dirinya sendiri. Sebenarnya apa yang dia inginkan?

Dia telah tiba di lantai dua. Hanya perlu berjalan beberapa langkah hingga tiba di depan sebuah pintu yang di baliknya adalah kamar milik seseorang yang ia kenal sebagai kakaknya. Menma masih berdiri. Memandangi pintu berbahan kayu itu. Jantungnya makin menggila, apalagi ketika tangannya meraih knop pintu. Memutar perlahan lalu mendorong dan terbuka. Memperlihat sebuah ruang yang cukup luas. Tidak banyak barang di dalam karena katanya Kakaknya benci hal-hal yang berantakan.

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang