Eesha menoleh, menatap tajam kedua bola mata Ezra. Terus menghujam Ezra dengan tatapan tajam tanpa henti sampai Ezra bergidik ngeri.
"Oh-My-God!"
"Ada ap—"
Deg!
Seketika mereka tersadar akan jarak wajah mereka yang terlalu dekat. Bahkan mereka sama-sama bisa merasakan deru nafas satu sama lain. Ditambah suara yang tak asing di telinga Eesha.
Sial. Batin Eesha.
Shit. Batin Ezra.
Sepersekon kemudian, Eesha dan Ezra sama-sama menjauh. Eesha berdiri menatap TV sedangkan Ezra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan memutar tubuhnya bertolak belakang dengan tubuh Eesha.
Mereka berdua sama-sama salah tingkah.
"Apa yang habis kalian lakukan?!" teriak Eve histeris yang tak lain adalah sahabat Eesha dan Ezra sejak SMA.
"Aku ga habis pikir. Kalian melakukan itu di depan kita." ucap Alisya dengan suara dingin.
Alisya Fran, sahabat Eesha yang paling perhatian. Bukan berarti Eve tidak perhatian, hanya saja Alisya menunjukan perhatiannya dengan cara yang berbeda. Perempuan yang satu ini sangat cuek dan jarang memperdulikan penampilan.
Alisya tipikal perempuan simple dan tidak mau ribet. Satu lagi, kalau dia sudah berbicara dingin, rasanya atmosphere seketika ikut berubah.
"Eng..Enggak yang kayak kalian pikirin!" bantah Eesha gugup karena terlalu takut dengan suara Alisya.
"Sumpah gue bakal jelasin!" ucap Ezra yang tak kalah panik.
"Wajib!" sahut Eve berteriak.
Akhirnya Ezra dan Eesha menjelaskan kepada Eve dan Alisya. Di saat itu juga Ezra baru mengenali Alisya, karena sebelumnya mereka belum pernah saling bertemu.
Kedua sahabat Eesha meminta maaf atas kesalah pahaman sebelumnya, dan Ezra menghangatkan suasana dengan memasakkan makanan untuk makan malam.
Berhubung Ezra kuliah jurusan perhotelan dan menjurus rooms management, jadi Ezra cukup lihai saat di dapur. Bahkan Eesha saja, jauh dari kata 'bisa masak'.
Ezra menghidangkan beberapa makanan berbeda di meja makan. Lalu mereka semua makan bersama.
"Wah! Apa ini lu yang buat? Selama ini gue gatau kalo lu bisa buat makanan seenak ini." puji Eve tak percaya akan makanan yang dicicipinya. Ucapannya hanya dibalas anggukan oleh Ezra dan senyum kemenangan.
"Aku bahkan tidak percaya." ucap Alisya curiga melihat Ezra.
"Dia memang ahli dalam memasak." imbuh Eesha.
Mereka melanjutkan makan malam dengan khitmad. Tidak ada kata 'hening' di dalamnya. Walaupun Alisya merupakan orang baru bagi Ezra. Namun, tidak ada kecanggungan justru mereka seperti sudah bersahabat lama.
Ezra membuat first impression yang sangat baik bagi Alisya. Mengingat first impression merupakan hal penting yang dapat dilakukan untuk menilai baik-buruknya seseorang dari kesan pertama bertemu.
"Gue balik duluan ya, bye!" pamit Ezra setelah selesai makan.
"Bye!" jawab mereka serentak.
Eesha, Eve, dan Alisya sedang membersihkan meja makan. Mereka membagi tugas. Ada yang sedang mengelap meja, membersihkan dapur, dan mencuci piring kotor.
"Lu sejak kapan pacaran?" tanya Alisya memecah keheningan.
"Iya sejak kapan? Kok kamu nggak bilang-bilang sih?" tambah Eve.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita // slow update
Novela JuvenilTentang perempuan tangguh yang menjalani hiruk-pikuk kehidupannya seorang diri. Tentang perempuan yang berusaha mendapatkan secuil harapan hidup dari setiap masalah yang dia hadapi. Sepalsu apapun itu. Tentang perempuan yang selalu digantungkan dal...