18

45 26 14
                                    

"Eesha, malam ini akan panjang."

"Tau, setiap malem juga panjang."

"Gausah aneh-aneh, emang lama malem itu."

"Eve, gila!"

Eesha tersentak saat Eve tiba-tiba menarik tangannya hingga membuat Eesha berdiri. Tidak berhenti sampai disitu, Eve tidak tanggung-tanggung menarik tangan Eesha untuk ikut dengannya berlari.

"Ap..Apaa si Eve?!"

"Ga liat aku pake sepatu laknat? Tung.. Tunggu!"

"Tas..Tas gue di ambil orang."

Eesha yang mendengar ucapan Eve langsung bersusah payah melepas sepatunya sambil terus berlari.

Kejar-kekaran mereka berbuah hasil saat Eve berhasil menarik ujung kaus salah satu oranh dalam komplotan yang mengambil tasnya.

Eve beberapa kali meluncurkan bogem mentah dan beberapa jurus taekwondo yang ia kuasai ke arah orang yang mengambil tasnya.

Eve cukup kewalahan karena yang ia hadapi bukan hanya satu orang, namun tiga. Dan mereka adalah pria dewasa.

Eve berusaha menghindar namun tak jarang ia terkena pukukan.

Sampai akhirnya ia oleng dan menerima pukulan telak di pelipisnya dan membuatnya jatuh tersungkur.

"Kamu mau apa?"

"Temanmu hebat juga ya,"

"Apa kamu tidak mau melawan?"

"Atau kamu mau ikut kita bersenang-semang malam ini?"

Komplotan itu tertawa terbahak-bahak dan berjalan mendekat ke arah Eesha yang membeku.

Hidupku berakhir malam ini. Batin Eesha yang sudah pasrah karena telah dikepung.

Namun langkah ketiga pencuri itu terhenti, entah karena apa, namun mereka berhenti setelah melihat satu titik yang sama di belakang Eesha.

Eesha mencoba melihat apa yang mereka lihat dan ternyata,

Alisya.

Pergerakan mereka berhenti saat melihat Alisya yang berdiri di belakang Eesha.

"Apa ini juga temanmu?"

"Bahkan kita dapat dua malam ini," tambah salah satu pencuri sambil tertawa.

Alisya melewati Eesha, "Tolong bantu Eve."

"Kalian salah besar."

Ketiga pencuri itu saling pandang  lalu mulai meluncurkan serangan bertubi-tubi pada Alisya dan dengan mudahnya Alisya dapat melawan balik dan mengambil alih serangan. Sehingga, sekarang, dua diantaranya tidak mampu melawan lagi.

Eesha tidak melihat banyak bagaimana Alisya dapat melumpuhkan dua pencuri itu. Namun, yang Eesha tahu Alisya datang membawa tas Eve dan para pencuri sudah lari bergitu saja.

"Apa kamu terluka serius?" tanya Alisya menghampiri Eve dan Eesha.

"Kamu dari mana?" tanya Eve

"Untung ada kamu, kalo enggak udah gatau deh nasib Eesha gimana. Kepalaku masih pusing." ucap Eve memegangi kepalanya yang mungkin sebentar lagi akan membiru.

"Makasih kalian!" Ucap Eesha bersyukur.

"Apaan sih, tasku adalah prioritas." ucap Eve bercanda.

"Jahat." balas Eesha mempoutkan bibir.

"Kalian pulang sama siapa? Mau aku anter? Aku kebetulan bawa supir." tawar Alisya yang dijawab anggukan oleh kedua sahabanya.

"Aku obatin." tawar Eesha setelah mendapatkan kotak P3K di mobil Alisya.

Eve tidak menolak dan membiarkan sahabatnya mengobatinya selama di perjalanan.

"Alisya, dari mana?"

"Eh itu udah selesai? Kita udah masuk perumahan kamu, Eve. Eesha percepat."

"Oh, Ini udah selesai kok."

Setelah Eve diantar, Alisya lanjut mengantar Eesha.

"Aku sungguh berterimakasih."

"Hari ini banyak sekali kejadian."

"Aku sangat lelah hari ini."

"Orang yang kutunggu malam ini tidak datang, dan itu membuat pikiran tersendiri untukku."

"Namun, setidaknya aku sadar, bahwa ada sahabat yang menolongku di saat-saat genting."

Eesha terus menundukan kepalanya.

"Iya sama-sama. Apapun itu, selagi buat sahabat, kenapa enggak?"

Eesha mengangkat kepalanya dan tersenyum ke arah Alisya.

"Nyampe rumah istirahat. Nanti keriput kayak nenek-nenek lho." canda Alisya.

<<< • § • >>>

Ting! Ting! Ting! Ting!

Pemilik ponsel yang baru saja keluar dari kamar mandi, masih mengenakan bathrobe.

Mendengar notification ponselnya berbunyi, pemiliknya pun segera mengecek.

Ezra : Hai
Ezra : Ini gw Ezra,
Ezra : Alisya bukan?
Ezra : P

Kenapa nih? Batin Alisya penasaran.

Alisya : Iya, knp?

Ezra : Tadi ikut acara?

Alisya : Ga, telat.

Ezra : Oh
Ezra : Gw mau nanya,

Alisya : Apa?

Ezra tidak langsung menjawab, namun Ezra hanya membaca. Alisya menyimpulkan bahwa Ezra ragu akan apa yang ingin ia tanyakan.

Ezra : Ga jadi deh.
Ezra : Sorry ganggu,

Dugaanya benar. Alisya hanya membaca pesannya lalu menaruh handphonenya, bersiap tidur.

Di waktu yang bersamaan.

Ngapaian lu nanya?

Tapi, itu mustahil.

Kenapa bisa?

Bahkan Richard kaget,

Ezra sedang memerangi batinnya sendiri karena melihat ada yang menjanggal di kejadian beberapa jam lalu.

Apa iya dia... Batin Ezra.

* * * * *

Hidup penuh kejutan.

Aku baru saja melupakan kalimat itu, dan berpikir hidup akan terus berjalan seperti yang ku mau.

* * * * *

Assalamualaikum wr.wb
Hulaa! Maaf ya pendek, gada alasan sih, HEHE. Tulis saran kalian donk!

Thank you!
Ps : jan lupa votment.

Cerita // slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang