4

110 72 134
                                    

Cahaya matahari memaksa masuk lewat celah gordyn yang tidak sepenuhnya tertutup.

Eesha yang sedang tertidur pulas, merasa terganggu, dan mutuskan untuk bangun dari alam mimpinya.

"Jam berapa ini?" suara khas bangun tidur ia keluarkan.

Seakan tersadar bahwa ia berada di kamar. Pikirannya hanya satu, yaitu kemana perginya orang yang kemarin bersamanya.

"Eungg.. Zra..Ezraa.." panggil Eesha sambil merenggangkan badannya yang terasa kaku dan mengedarkan pandangan kepenjuru kamar.

Panggilan yang mendapatkan keheningan, membuat perempuan itu berdiri dan melangkahkan kakinya keluar kamar.

Mencari setiap sudut apartemen dan hasilnya, Ezra telah pergi. Esha membuka handphone untuk mengetauhi apa yang ia lewatkan.

"Gue pulang kemarin setelah filmnya selesai. Gue ga nginep karena lu ga ngebolehin. Ruang TV juga udah gue beresin. Hari ini jangan makan mie instan lagi. Di bar udah gue bikinin makanan, lu tinggal angetin. Nanti gue kesana lagi, sore."

Sekiranya itu pesan singkat yang Ezra kirimkan kepada Eesha.

Hari ini adalah hari Minggu, yang berarti menjadi alasan kuat untuk Eesha tidak melakukan apa-apa.

Layaknya perempuan malas pada umumnya, hari ini ia hanya akan streaming beberapa film dan sesekali menyemil makanan yang ada.

Bunyi password pintu terdengar, membuat Eesha yang tengah sibuk dalam kegiatannya menoleh dan mendapati Ezra yang membawa beberapa belanjaan di kedua tangannya.

Eesha yang melihat bukannya bangun dan membantu, malah kembali fokus kepada tontonanya.

Menit selanjutnya, Ezra berdiri di depan Eesha. Mencoba menggoda perempuan malas itu agar membantunya. Dengan cara menutupi pandangan Eesha dengan tubuhnya.

"Ish, awas! Awas! Awas nggak?! Awass Zra!" pinta Eesha berkali-kali dengan nada yang terus meninggi, menandakan Eesha kesal.

"Ga," Ezra membantah

"Awas nggak lu?! Lagi seru sumpah." nada Eesha berubah makin kesal karena tingkah sahabatnya itu.

"Woi bocah! Gue belanja buat elu, bukannya dibantu." omel Ezra tidak mau kalah.

"Gue ga minta, bodoh!" jawab Eesha malas.

"Aish! bocah gatau diuntung. Yaudah gw pulang." ucap Ezra ikutan malas.

"Sono!" ucap Eesha terlanjur sebal.

Mendengar jawaban dari Eesha, membuat Ezra menuju dapur dan mengambil belanjaan yang tadinya ingin dia berikan kepada Eesha lalu melangkah menuju pintu.

Mendengar suara orang memakai sepatu, Eesha buru-buru berdiri. Secepat kilat mencegat Ezra di depan pintu.

"Ngapain?" tanya Eesha was-was.

"Balik, awas!" ucap Ezra kesal.

"Jangan!" larang Eesha sambil merentangkan tangannya di depan pintu.

"Tadi lu nyuruh." jawab Ezra tak acuh.

"Terlanjur kesel. Jangan pulang. Pokoknya jangan." tuntut Eesha.

"Mau pulang." ucap Ezra datar.

"Jangan! Jangan! Jangan!" larang Eesha dengan nada yang dia imut-imutkan dan menunjukan puppy eyes kepada Ezra. Seakan sungguh memohon pada Ezra agar tidak jadi pulang.

Ezra kehilangan kata-kata. Hilang sudah kerutan di dahinya. Ezra tersenyum gemas.

"AH GAJADI!" teriak Ezra tiba-tiba.

Cerita // slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang