19

56 26 21
                                    

Esok harinya, Ezra mendatangi apartement Eesha, untuk menanyakan tentang Alisya. Sebenarnya ia sangat berniat untuk melupakannya, namun entah kenapa sangat sulit.

Seperti, ia tidak puas dengan hipotesisnya sendiri. Tidak seperti biasanya ia datang pagi, dirinya datang sore hari.

Sekarang Ezra dan Eesha sedang menonton di ruang tengah seperti biasa. Sekedar mengganti chanel karena merasa tidak ada film bagus yang layak di tonton sore ini.

Eesha tidak bercerita apa-apa tentang kemarin, intinya tidak ada obrolan tentang kejadia kemarin.

"Apa yang buat kamu kesini? Biasanya telephone dulu, dan biasanya kalo niat pasti dari pagi,"

Tanya Eesha menuntut jawaban.

"Gapapa, cuman mau liat spesies baru di bumi ini." jawab Ezra yang jelas sedang menggoda perempuan di pangkuannya.

"Apa?!"

Eesha bangkit dan siap memukul lengan kekar Ezra.

"Becanda, becandaa.."

"Ada yang mau di omongin?"

Ezra tidak langsung menjawab. Dari tatapan Ezra yang di ambil Eesha, lelaki itu sedang berpikir.

"Eesha,"

"Alisya itu, selama temenan sama kamu kayak gimana?"

"Hah? Ga gimana-gimana. Dia itu orangnya cuek banget. Trus suka ngilang tiba-tiba, tapi dateng tiba-tiba."

"Dia itu perhatian banget sama sahabatnya, tapi perhatian dia itu beda. Kayak.."

"Air. Diam-diam menghanyutkan."

"Pokoknya dia itu cuek ba-nget." jelas Eesha panjang lebar.

"Oh.."

"Kenapa tiba-tiba nanyain dia?"

"Iya gapapa, diakan sahabat kamu. Aku harus tau tentang dia, seenggaknya kayak gimana. Kalau Evekan udah kenal dari dulu."

"Posessive!"

Ngapain tanya lagi sih? Batin Ezra.

Ezra berdiri meninggalkan Eesha di ruang tengah. Ezra berniat untuk membuat makan malam sebelum pulang.

"Makan yuk, udah malem."

Mendengar ucapan Ezra, Eesha berdiri, beranjak ke bar dapur untuk makan malam bersama.

"Habis ini aku pulang ya,"

"Iya, makasih."

"Maaf ya kemarin aku ga dateng."

Eesha tidak menjawab hanya mengangguk. Ezra berharap Eesha membahas tentang kejadian kemarin, namun Eesha malah melanjutkan makannya.

Setelah makan, Ezra pulang.

Ezra melajukan mobilnya pulang kerumah, namun ia sempatkan untuk mampir ke salah satu kelab malam miliknya di tengah kota.

Dentuman musik EDM terdengar dari luar gedung pub, menandakan musik apapun itu--sengaja di setel untuk mengabaikan dunia.

Ezra berjalan santai memasuki tempat yang setiap malam ramai itu. Ia menyapu pandangan sekilas untuk melihat tidak ada keributan.

Mengingat  saat mabuk, orang cenderung sensitif--tak jarang membuat beberapa diantaranya berkelahi lalu merusak beberapa aset miliknya, dan mengharuskannya mengganti. Walau nominal berapapun itu tidak berpengaruh bagi lelaki seperti Ezra.

Ia menaiki lantai dua tempat itu, dan banyak sekali pemandangan menjijikan yang sebenarnya sangat ia benci untuk dilihat. Tapi mau gimana lagi, inilah tempat kerjanya -- bukan -- businessnya.

Cerita // slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang