So Eun menikmati pelukan yang diberikan Myung Soo namun akhirnya perlahan ia lepaskan dirinya dari pria itu. Dengan memegang kedua lengan Myung Soo, ditatapnya lembut wajah yang seperti menyimpan gundah itu. “Apa kau baik-baik saja?”
Suara So Eun menelusup ke relung hati terdalam, seketika ketenangan hadir dan membuat Myung Soo kembali memeluk gadis yang menjadi kekasihnya selama tiga tahun ini bahkan ia sendiri yang mengusulkan sebuah pertunangan sebelum benar-benar melangkah ke jenjang pernikahan.
“Maafkan aku karena sebelum ke sini aku tidak baik-baik saja.” sejenak Myung Soo menutup mata.
“Myung Soo?”
“Oh, aku baik.” pelukan itu pun disudahinya. “Omong-omong, mana Ha Ni?”
“Dia dan Min Ji pulang lebih cepat, mereka akan ke suatu tempat. Kau datang mencari Ha Ni?”
“Aku butuh bunga, permintaan Sung Gyu. Harus dari sini dan dirangkai oleh sepupunya.”
So Eun tertawa. “Aku saja yang merangkai, dia masih di rumah sakit?”
“Karena itulah merengek minta untuk dijenguk dan dibawakan bunga juga makanan.”
So Eun memilih bunga hyacinths untuk dirangkai, warna-warna cerahnya diharapkan mampu membuat Sung Gyu bersemangat. Sementara Myung Soo memperhatikan jemari halus dan lentik itu yang begitu cekatan menyatukan tangkai demi tangkai menjadi rangkaian bunga cantik. Di matanya So Eun adalah sosok wanita mandiri, lembut dan penuh perhatian hingga hatinya yang sedang berproses untuk menutup luka akhirnya luluh dan memberi kesempatan pada So Eun untuk menggenggamnya.
Perhatian Myung Soo kembali beralih pada mawar merah muda. “Kenapa menyatukan mawar dengan ilalang?”
“Oh itu ... tentang bagaimana mengokohkan cinta yang bersemi.”
Myung Soo tersenyum, selalu ada cerita dibalik bunga dan So Eun seperti tak pernah kehabisan kata untuk mengurainya. “Cinta bersemi, apakah diwakili oleh mawar pink ini?”
“Tepat sekali, dan kekuatan diwakili ilalang. Tapi aku tak ingin jadi ilalang.”
“Kenapa? Bukankah mereka tetap kokoh meski diterpa angin?”
“Kisah ilalang yang mencintai angin kurasa menyedihkan karena mereka hanya bisa tertunduk ketika angin datang juga hanya bisa mengagumi dari jauh dan merindu ketika angin pergi. Aku ingin cinta yang selalu bersemi dan kuat menerjang apa pun.”
“Kau bagai mawar dan aku adalah ilalang.” seuntai kalimat Ji Yeon singgah kembali, inferior dan betapa pesimisnya wanita itu berbanding terbalik dengan So Eun yang penuh harapan. “Kenapa Ji Yeon lagi?”
So Eun menghentikan aktivitasnya ketika menyadari kalau Myung Soo lagi-lagi terdiam. “Apa yang ada dalam pikiranmu? Pekerjaan? soal tawaran Kang & Partners?”
“Maaf, tak seharusnya memikirkan pekerjaan saat bersamamu.” rasanya Myung Soo ingin menampar dirinya sendiri karena kebohongan ini.
“Kenapa bicara seperti itu, jangankan hanya memikirkan, jika kau ingin membahasnya denganku pun tak masalah meski belum tentu aku bisa memberikan solusi tapi setidaknya aku bersedia mendengarkan.”
“Gomawo.” Myung Soo mengusap lembut kepala So Eun.
So Eun meneruskan pekerjaannya, senyum terus tersungging dengan mata berbinar dan itu membuat hati Myung Soo mencelos.
“Bunganya sudah siap.”
Myung Soo menerima karangan bunga yang disodorkan So Eun. “Mau ikut denganku menjenguk Sung Gyu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Myung&Sso Short-chapters Stories
Fiksi Penggemar1. A Story in Autumn 2. It Started With a Scandal 3. First Love's Charm 4. Interlude 5. Shattered, Not Broken