"KRINGGG" Suara bel tanda ekskul basket berakhir. Ethan mengelap keringat yang bercucuran di pelipisnya dengan handuk yang telah dia bawa.
"Than, besok lanjut ya" Varrel mendekati Ethan yang meneguk air minumnya. Ethan memutar bola matanya memandang Varrel yang merangkul tasnya.
"Yoi" Ethan berjalan meninggalkan Varrel dan mengambil kunci mobilnya di saku celananya. Ethan memandangi ekskul Badminton yang belum berakhir. Terlihat Laura yang begitu fokus bermain Badminton.
Ethan kembali berjalan di sekitar tempat parkir. Langit mulai mendung dan gerimis telah membasahi jalanan. Ethan melirik ke jam tangannya yang menunjukkan pukul 16.30.
Mobil Ethan terparkir di depan rumah. Beberapa kali Ethan mengetuk pintu teras rumahnya. Hujan semakin deras dan air di sekitar jalanan menggenang hingga menimbulkan banjir.
Pintu terbuka menunjukkan wajah adiknya Tasya yang masih berumur 14 tahun. beda 2 tahun dengan umur adiknya.
"Masuk, jangan bengong" Tasya membuyarkan lamunan kakaknya yang melamun melihat Tasya.
"Ya ya" Balas Ethan. Dia berjalan melewati anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Ethan merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Keringatnya seketika menghilang karna dinginnya ruangan kamarnya yang memakai AC.
"Mama mana?" Tanya Ethan sambil membuka pintu kulkas dan mengeluarkan susu kotak dan menuangkannya ke gelas.
"Mama sama ayah pergi ke rumah sakit" Jawab Tasya yang mendekati kakaknya yang meneguk susu. "Minta dong" Bujuk Tasya.
"Ambil aja sendiri" Ethan berjalan memasukki kamar mandi di sebelah dapur. Hujan yang semakin deras membuat teras banjir setinggi mata kaki.
Tasya berdecih "kakak sendiri kayak gitu" wajah kesal Tasya mirip dengan kakaknya yang sering dibilang teman-temannya kembar identik. Wajah kesalnya yang mirip. Kalau wajah aslinya cantikkan Ethan.
Ethan mengambil camilan dan duduk sambil menonton televisi. Ethan memutar bola matanya memandangi Tasya yang asik mendengarkan lagu.
"Ngapain mama kerumah sakit?" Tanya Ethan.
"Jenguk tetangga" Jawab Tasya.
Ethan mematikan televisi. Ethan melirik ke jam dinding yang menunjukkan pukul 20.15. Ethan melewati anak tangga dan memasukki kamarnya. Ethan segera membuka buku IPA dan mempelajarinya dengan tekun.
Ethan menutup telinganya dan membanting pintu. "WOYY DIEMM!!" Teriak Ethan dari atas tangga.
Tasya menjerit dan memandangi kakaknya yang kemarahannya di atas ubun-ubun. Tasya semakin membuat Ethan semakin jengkel. "Lucu banget kalo kakak marah" Ethan seketika berlari mengejar Tasya yang berlarian keliling rumah. Tasya mengunci pintu kamarnya. Ethan menghembuskan nafas dan kembali menuju kamarnya.
Ethan kembali belajar. Dia baru teringat film kesukaannya "Twilight" yang baru saja tayang di televisi. Ethan menutup bukunya dan berlari menuju ruang keluarga dan menonton filmnya dengan fokus.
"Tok tok" Terdengar suara ketukan dari luar pintu. Ethan berjalan mundur dan membuka pintu.
"Ih, awas Ethan" Mila, ibu Ethan dan ayahnya, Rio mendorong punggung Ethan yang menghalangi pintu.
"Mama?" Tasya turun dari kamarnya dan berlari menuju Mommy Tercintanya dan memeluknya yang mirip anak umur 3 tahun.
"Ya ini Mommy" Mila segera menggendong Tasya di punggungnya. "Gak tau umur" Bisik Ethan ke Rio yang masih berdiri di depan pintu.
"Mommy, Aku mau cium" Tasya mengeluarkan suara mirip curut yang membuat Mila mencium anaknya yang tak tau umur.
"Daddy juga mau cium" Rio ikut-ikutan mencium anak manjanya yang centil. Tasya menaikkan kedua alisnya.
TBC
Oke, sekarang baru permulaan cerita "From Ethan". Jadi, tunggu update terbaru cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Heart
Genç KurguKetika Rasa Yang Bertentangan Bertemu Untuk Sementara. Ethan Adriano Permana. Cowok terganteng sekaligus tercantik di sekolahnya. Wajah cool serta bau parfum begitu menyengat hati para kaum hawa. Senyuman manisnya sekarang hanya meninggalkan kenanga...