"Nyatanya, dia rela melakukan apapun demi keselamatanmu."
Han sontak memeluk erat tubuhmu saat tubuh kalian berguling keluar dari dalam mobil yang baru saja meledak tersebut. Sebelumnya, Han sudah merasa jika ada yang tidak beres mengenai ini. Minho tidak akan membiarkan dia lepas begitu saja. Oleh karena itu, sang pemuda menaikkan penjagaannya. Dan--
Boom!
--Benar saja, seseorang menembakan sesuatu, melubangi mesin dari mobil hingga membuatnya meledak. Beruntung, Han segera memeluk tubuhmu dan melompat keluar untuk menyelamatkan diri. Bahkan saat tubuh kalian berguling dan menabrak dinding trotoar, Han masih melindungimu. Mendekap tubuhmu dengan erat sehingga membuat tubuhnya sendiri yang menjadi tameng akan benturan keras yang terjadi.
Kau mendongak, menatap cemas Han yang wajahnya penuh dengan luka memar. Ada beberapa luka terbuka juga di sana. Di akibatkan oleh goresan besi mobil yang juga ikut terlempar akibat ledakan. Tanpa berpikir lama, kau melepaskan diri dari pelukan pemuda tersebut, lantas membantu sang pemuda untuk berdiri dan bersembunyi di gedung kosong terdekat.
Nafasmu tersengal, begitupula dengan Han. Kau mendudukkan tubuh Han, membuat punggungnya menyandar pada dinding gedung tua itu.
"Demi apapun," bisikmu khawatir. Kau mengusap luka pada pipi gembil itu dengan lembut, berharap agar darah yang merembes berhenti saat ini juga. Genangan air mata tampak muncul di kedua pelupuk matamu. Hanya tinggal menunggu beberapa detik sampai benar-benar mambuatnya jatuh.
Tangan Han bergerak mengusap puncak kepalamu dengan sayang, sebelum akhirnya menyeka genangan air yang ada di kedua pelupuk matamu. "Jangan menangis. Jelek, kau tahu?"
Kamu merengut. "Aku memang selalu jelek!"
"Tidak, kau cantik. Hanya saja...."
Han diam setelahnya. Bukan karena ia ragu ataupun tidak tahu ingin melanjutkan apa. Hanya saja ia merasakan jika tubuhnya sakit dan ada sesuatu yang mulai merembes.
Kamu tentu bingung karena Han yang tidak melanjutkan ucapannya. Mengerutkan kening bingung, pandangan kamu perlahan mulai menyusuri tubuh Han. Hingga tibalah dititik di mana kamu melihat rembesan merah pada pinggang kanan pemuda tersebut. Kamu memekik nyaring. Dengan panik, jemari tanganmu mulai bergerak membuka pakaian yang dikenakan oleh pemuda tersebut.
Demi apapun, ada luka lebar yang terbuka di sana.
Disaat tubuh kamu baik-baik saja, tak terancam luka apapun, di sini ada Han yang terduduk lemah dengan luka terbuka lebar di pinggang kanannya. Wajah Han juga tampak begitu pucat seiring rembesan darah mulai banyak memenuhi pakaian putih yang dikenakan oleh pemuda manis itu.
Kamu mencoba untuk menekan lukanya agar darah tak banyak lagi keluar. Manik kelabumu sibuk menyusuri ruang kosong itu, berharap ada sesuatu yang mampu mengobati atau menahan luka nya.
Namun nihil, tak ada apapun di sana. Yang ada hanyalah ruang kosong yang sepi.
Sial! Sialan! Kamu mengumpat, merutuki kebodohanmu sendiri.
Jika saja kau bisa lebih menjaga dirimu sendiri, Han tak akan terluka seperti ini.
"Ssstt, don't blame yourself, baby." Han mencoba menenangkan kamu yang semakin panik walau keadaannya sendiri sedang tidak baik-baik saja. Pemuda itu mengusap lembut pipimu, sampai akhirnya menarik tengkukmu untuk mendekatkan wajah padanya, dan mencium lembut bibir tipismu tersebut.
Hanya sebuah ciuman ringan, dan lembut. Tidak terkesan menuntut dan memaksa.
"I'm okay. Don't worry."
"Jangan berlaku seperti kau baik-baik saja, Han."
KAMU SEDANG MEMBACA
TDS ( 1 ) - Tentang Dia [ Han Jisung ] [ ✔ ]
FanficTidak ada yang sebaik dia di dalam hidupku.