"Kak, bisakah kau berhenti melakukan hal ini?"
Lee Minho menghentikan aktivitasnya membaca tumpukan dokumen di atas meja kerja itu. Kedua mata berbingkai kacamata itu melirik ke arah adiknya, Lee Felix, dengan tatapan tak begitu suka.
"Berhenti melakukan apa?" tanya nya kemudian dengan nada dingin khas si pemuda. Jemari lentik itu kini telah berganti mengambil secangkir hangat yang ada di atas nakas.
"Berhenti mengganggu hidup keluarga Han."
Minho bergeming. Pemuda itu mulai mengalihkan atensinya kepada sang adik yang sedaritadi berdiri tepat dihadapannya. "Kau memerintahkanku untuk berhenti menjatuhkan pesaing keluarga kita sendiri, Lee Felix?"
"Tentu saja. Kau mengganggu kenyamanan Han. Dia sahabatku, kau sudah terlalu banyak merepotkannya," jawab Felix mantap. Pemuda itu menatap nyalang ke arah Minho yang masih duduk santai di kursi kebanggannya.
"Kau lebih memilih sahabatmu daripada keluargamu sendiri?" suara Minho semakin mendingin seiring pemuda itu mengucapkan untaian kalimat tersebut. "Sadari posisimu, Felix. Kau tidak akan bisa hidup bahagia jika tidak berada di keluarga ini."
Felix hanya mendengkus sebagai jawaban. Pemuda itu lantas mengambil selembar kertas yang Minho yakini merupakan kartu keluarga Lee. Minho sendiri tidak bertindak melihat hal itu. Ia masih menatap rendah ke arah Felix yang telah meletakkan kasar surat tersebut di atas mejanya.
"Kalah begitu, aku keluar dari keluarga ini, bajingan," ujar Felix, menggariskan tinta pena di atas lembar kertas itu, tepatnya di atas namanya sendiri. "Aku tidak membutuhkan keluarga yang bahkan tidak mempedulikan keluarganya sendiri."
Pemuda bermarga Lee itu melemparkan pena yang digenggamnya ke atas meja. Mata setajam elangnya menatap rendah ke arah Minho yang masih terkejut dengan apa yang baru saja dilakukan oleh sang adik. Dapat dilihat Felix menyeringai, kemudian mendengkus, sebelum akhirnya berjalan pergi meninggalkan ruang kerja Minho.
Felix tidak peduli sebenarnya. Ia tidak membutuhkan keluarga yang bahkan tidak mempedulikan keinginan keluarganya sendiri. Felix tidak butuh karena pemuda itu telah menemukan sesuatu yang dianggapnnya keluarga.
Han Jisung, Hwang Hyunjin, Kim Seungmin, Yang Jeongin, Dokter keluarga Han--Kim Woojin--, dan Christopher Bang adalah keluarganya, seseorang yang sudah ia anggap sebagai sesuatu yang berharga. Persetan dengan Lee Minho, Felix tidak butuh lelaki bajingan yang hanya peduli pada kekuasaan.
Han tertawa mendengar cerita Felix barusan. Pemuda itu tidak pernah berpikir jika Felix akan melakukan tindakan bodoh seperti itu dengan mencoret namanya sendiri di kartu keluarga. Han memang sadar kalau Felix sebenarnya sudah muak dengan sang kakak, namun pemuda itu tak pernah menyangka hal ini akan terjadi.
Lucu memang, mau bagaimanapun tidak ada orang bodoh yang akan mencoret namanya sendiri dari kartu keluarga. Terkecuali orang itu adalah Lee Felix yang memang tingkat kebodohan dan kenekatannya melebihi seratus persen.
"Kau serius dengan ini, Fel?" tanya Han setelah meredam tawanya yang sama sekali tak ingin terhenti.
Felix mengerutkan keningnya. "Aku serius, Han. Setidaknya dengan begini, aku bisa membunuhnya tanpa ragu."
Han mendengkus. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap lekat Felix. "Benarkah?"
"Jangan terlalu mengintimidasinya, Han-ie." Kekehan lembut Woojin terdengar. Ia berjalan memasuki ruangan dengan sebuah kertas dan pensil di tangan guna mencatat kondisi Han saat ini. "Itu sudah keputusan Felix."
Han menggerakkan pelan kepalanya ke kanan dan kiri, tampak terlihat sedang berpikir. "Kau tahu, Woojin-hyung? Dia sering mengambil keputusan tanpa berpikir lebih dahulu."
"Benarkah?"
"Benar! Kalau begitu terus, seharusnya dia jual saja otaknya!"
Kening Felix berkerut. Ia menggeram dalam hati, merutuki kebodohan dari temannya ini. "Diamlah atau aku akan membuatmu semakin terluka, Mr. Han Jisung yang terhormat."
"Woah, itu mengerikan, Lix," ejek Han dengan kekehan yang keluar dari bibirnya.
Saat itu juga, Felix benar-benar ingin membunuh Han agar berhenti berceloteh sesuatu yang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TDS ( 1 ) - Tentang Dia [ Han Jisung ] [ ✔ ]
FanfictionTidak ada yang sebaik dia di dalam hidupku.