Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Dialah yang terlalu banyak menyimpan luka di hati.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Karena melihatmu seperti ini, membuat hatiku sakit."
Kau tetap diam. Diamati olehmu setiap sudut wajahnya hingga netra kelabu mu terfokus pada satu titik di wajah pemuda tersebut.
Sudut bibirnya berwarna keunguan.
Kau tidak menyadari hal ini sebelumnya karena warnanya tak terlihat jikalau tidak mengamatinya dengan baik.
Menarik tanganmu hingga membuat genggaman Han terlepas, kau gunakan tanganmu untuk mengusap sudut bibir si pemuda.
"Ini tidak ada sebelumnya. Apa yang terjadi?"
Kini giliran Han yang terdiam. Ia menggenggam tanganmu yang masih menyentuh sudut bibirnya, kemudian ia letakkan tangan itu di pipi. Tatapannya terlihat begitu sendu, sangat berbeda dari beberapa menit yang lalu.
"Apa yang terjadi, Han?" sekali lagi kau bertanya seraya menggerakkan jemarimu membelai pipi Han dengan lembut. "Seseorang melakukannya, kan? Beritahu aku siapa yang berani melakukan ini padamu."
"Bukan orang yang penting. Kau tak perlu tahu," jawab Han, masih dengan posisinya yang menggenggam jemari tanganmu.
"Dengar." Kau menangkup kedua pipi gembil itu. "Kau sudah banyak membantuku selama ini. Sekarang giliranku yang membantumu. Biarkan aku membantumu."
Han tersentak. Wajahnya terlihat begitu terkejut saat kau mengatakan hal tersebut. Ia tak pernah berpikir jika kamu akan menawarkan diri untuk membantu.
Di dalam hati kecilnya, ia merasa senang.
Disaat ia sendiri tak mempedulikan dirinya sendiri, masih ada seseorang yang peduli terhadapnya.
Ini kali pertama bagi Han.
Karena biasanya, orang-orang selalu berpikir bahwa Han tak membutuhkan bantuan sedikitpun.
Walaupun faktanya, dialah yang paling membutuhkan bantuan.
"Dengan kau yang tetap berada di sampingku, itu sudah cukup."
"Maksudmu?"
Han berdiri dari duduknya, lalu mengecup keningmu. "Tetaplah berada di sampingku. Jangan pernah mencoba untuk menghindar dariku."
"Dengan kau yang ada di sampingku, sudah cukup bagiku. Hal itu juga mampu membuatku menjadi orang yang paling beruntung di dunia."
"Maka dari itu, jangan menghindariku lagi seperti hari-hari sebelumnya, [ Surname ] [ Name ]."
"Karena kau... sangatlah berharga bagiku."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.