Pt 14 | Misterius

1.2K 64 0
                                    

Hadiah terindah bagiku adalah ketika aku selalu bersamamu.

Gara menutup mata Vania untuk memberi kejutan, dibukanya membuat Vania ternganga. Yaitu sebuah pemandangan kota dari atas kerlap kerlip lampun menambah keindahannya.

" Darimana lo tahu tempat seindah ini Gara? " Tanya Vania

" Gue sering banget kesini apalagi saat tahun baru. Bentar lagi tahun baru gue bakal ngajak lo kesini lagi " Ucap Gara seraya tersenyum.

Vania menyentuh lembut pipinya pelan pelan ia tersenyum dan memeluknya. Apakah kini hatinya sudah luluh?

🎈

Tengah malam waktu yang pas untuk bermain ps dikamar Gara. Walaupun Rena perempuan tapi bisa mengalahkan gamers seperti Gara.

" Gar, gue mau nanya sesuatu " matanya masih tertuju dalam game.

" Apaan? " Kini Gara bertekad untuk kalah lagi dengan Rena.

" Lo kenal sama pacarnya Saga? " Tanya hati hati walaupun fokus pada gamenya.

" Saga punya pacar? Syukurlah, gue kira dia homo " Rena membantik stik gamenya padahal dia sudah serius.

" Bukan itu Gara! Namanya Rere lo kenal kan ? "

Rere, jantung Gara seakan berhenti mendengar nama itu. Ia melirik sebentar Rena yang kini memandangnya. Gara meneguk salivanya,membuat Rena curiga apa yang terjadi dengan Rere.

" Gue nggak kenal " Jawabnya begitu saja

" Ternyata bener lo nggak deket sama Saga, pokoknya perempuan yang bernama Rere itu beruntung banget ya Gar. Saga begitu mencintai Rere, herannya sekarang dia dimana ya? "

" Udahlah, jangan dipikirin " Gara sudah tidak mood bermain ps lagi.

" Mendingan lo tidur, udah tengah malem "

Gara dengan hati hati mengangkat tubuh Rena ala bridal style, Rena melingkarkan tangannya ke leher Gara. Tanpa disadari seseorang melihat mereka dibelakang pilar rumahnya.

" Saga! " Panggi Gara saat melihatnya

" Jagain Rena buat gue " Ucapnya seraya meninggalkan Gara.

" Yang Rena butuhin itu lo Ga, bukan gue cuma waktu yang bisa lo bersatu lagi " Gumam Gara

Karena ujian nasional akan menyapa siswa kelas 12. Maka semua guru berlomba lomba untuk mengejar materi yang tertinggal. Setiap hari diadakan kuis untuk melatih sama halnya dengan tes yang menjadi penilaian untuk raport.

" Saya akan bacakan nilai untuk materi Fisika " Ucap Pak Budi selaku wali kelasnya.

Semua siswa sudah gugup tidak karuan,tatapan tajam Pak Budi membuat semuanya tertekan.

" Saya bangga dengan kedua anak ini nilai tertinggi dikelas. Selamat untuk Saga Chades yang mendapat nilai sempurna untuk Fisika 100 poin " Suara riuhan tepukan tangan terdengar diruangan kelasnya.

" Dan yang kedua dengan nilai 99 poin selamat untuk Renava Rasty "

Saga dan Rena sama sama maju untuk mengambil lembar ujiannya. Tatapan iri mengarah pandangnya. Bagaimana mereka bisa se jenius itu.

" Vania Alexandra! " Gertak Pak Budi ketika Vania terlihat sedang ejek ejekan dengan Gara.

" Lihat nilai kamu cuma 45 poin saja " Membuat Gara tertawa lepas.

" Bisa diam tidak kamu Gara, asal kamu tahu nilai kamu cuma 40 poin " Ketus Pak Budi.

Kini giliran Vania yang cekikikan dan menjulurkan lidah untuknya.

" Baiklah,sekarang waktunya ulangan tes Kimia. Jika ada anak yang menyontek maka saya akan hukum dan panggil orang tuanya. Ingat itu ! " Sinis Pak Budi.

Untuk barisan depan mengambil kertas ujiannya. Baru tiga menit Saga sudah bisa menjawab lima soal.

Berbeda dengan Vania yang masih berpikir namun tidak ada jawaban. Tapi dirinya pantang menyerah,selalu jujur dalam ujian.

Rena menjatuhkan pulpen dengan sengaja,lalu melemparkan kertas tepat dimeja Vania. Sontak membuat Vania terkejut ia menoleh tetapi semua orang sibuk. Dibukanya dengan hati hati apa isi kertas itu.

" Vania! Berikan kertas itu! " Teriak Pak Budi membuat seisi kelas berhenti mengerjakan.

Belum sempat terbaca,kertas itu sudah berada dirampas oleh Pak Budi. Ia membelalakan matanya ketika melihat kertas itu sebuah jawaban soal yang tadi diberikan.

Pak Budi geram lalu menjewer telinga Vania hingga memerah.

" Kamu ini ya berani beraninya kamu nyontek " Pengakuan Pak Budi membuat semua orang terkejut.

" Tapi Pak, saya nggak nyontek " Balas Vania ketika melihat tatapan orang dengan sorot mata menghina.

" Iya pak, saya juga percaya pada Vania " Bela Gara.

" Oh,jangan jangan kalian berdua bersengkokol buat nyontek ya. Pokoknya kalian berdua harus ke ruang BK " Geram Pak Budi.

Vania menggigit bibir bawahnya menunggu orangtuanya yang dipanggil. Mata yang berkaca kaca dan frustasi nampak diwajahnya. Gara menggenggam tangannya dan memandang dirinya.

" Gue nggak mau orangtua gue kecewa Gar, karena itu adalah tujuan hidup gue " Lirih Vania.

Orangtua Vania bersamaan datang ke ruang bk setelah dipanggil. Vania memeluk mereka berdua dengan menangis.

" Ma, Pa Vania sama sekali nggak nyontek " Lirihnya.

Papa Vania mencium puncak kepalanya,ditatapnya sambil tersenyum.

" Kami berdua sangat mengenal Vania, Pak " Ucap Zelo

" Tapi Pak Zelo banyak siswa yang menjadi saksi " Sela Pak Budi.

" Gini aja Pak,harus ada bukti " Kini Mama Vania yang berbicara.

Bersambung..

Saga dan Gara ( Komplit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang