Caper - 4

413 21 3
                                    

Cahaya matahari masuk melalui jendela kaca yang tirainya dibuka oleh Nurul.
Tanpa mempedulikan silau dan panasnya mentari, Nurul betah berdiri disana untuk waktu yang sangat lama.

Ruang perpustakaan, ditempat inilah Nurul kembali berada. Semenjak mendapat pesan dari Mbak Nina, Nurul menjadi sering melamun dan betah berlama-lama di perpustakaan. Hal ini dilakukan agar menghindari pertanyaan sahabatnya yang sangat mudah menebak setiap masalah yang tak bisa disembunyikan dari wajahnya. Seperti biasa, mereka masih sering bertanya kenapa Nurul pulang telat? kenapa lebih sering keperpustakaan? Kenapa jarang ikut kelas Tahsin? Begitulah pertanyaan sahabatnya.

Hanya satu jawaban yang selalu dia jawab yaitu, 'Aku hanya ingin fokus belajar diperpus, sebab kalo di Asrama sering mengantuk' begitulah alasan yang sering dia katakan.

Ingin rasanya Nurul memaksa kakak perempuannya untuk bicara, tapi dia juga tak ingin menentang perkataan ibunya tempo hari,

"Nak, minggu depan selesai ujian Ibu jemput, ya? Kamu persiapkan diri saja!"

Dia hanya bisa menyetujui semua keinginan Ibunya, wanita yang sangat dia hormati. Tapi, mempersiapkan diri untuk apa? Banyak teka-teki memenuhi kepala Nurul. Dia hanya bisa berserah diri dan mengadu pada yang Maha Kuasa.

📲 : Nun, dimana sekarang?

Tiba-tiba ponsel yang dia abaikan sejak tadi begetar disaku bajunya, ternyata pesan dari Risma.

📲 : Di Perpustakaan, kenapa Ma?

📲 : Ini Nun, barusan aku menerima paket untukmu. Sepertinya dari Palembang. Aku letakkan ditempat tidurmu, ya?

Deg!!
'Paket dari siapa? Perasaan aku tidak minta dikirim apa-apa dari rumah.' pikir Nurul.

📲 : Iya, letakkan saja ditempat tidurku, Ma. Terima kasih ya.

📲 : Iya, sama-sama. Nun.

Tak ingin memikirkan banyak hal lagi, Nurul kembali fokus pada buku pelajarannya.

* * *

"Ma, kamu ikut acara Walimahan Tika?" tanya Nurul disuatu sore saat dia dan Risma berjalan ditepi pantai.

" Insha allah, aku ikut, Nun. Kenapa? Kamu ikut kan? "

"Sepertinya aku gak bisa ikut" Jawabnya sedikit kecewa.

"Loh? Kenapa gak ikut, Nun?"

"Aku harus balik ujung minggu ini, tepat selesai kita ujian, Ma"

"Kenapa buru-buru? Kan masih ada seminggu lagi sebelum kita libur, Nun?"

"Iya, tapi Ibuku yang menjemput, Ma. Mau bagaimana lagi?"

"Ohh begitu.." Sahut Risma pelan seperti tak ingin membantah lagi.

"Oiyah, aku boleh titip kado untuk Tika kan, Ma?"

"Iya boleh, tapi emang kamu sudah beli kadonya?"

"Belum, rencana besok aku mau beli sehabis ujian. Kamu mau ikut?"

"Iyaa, aku juga bingung mau kasih kado apa, Nun"

"Yasudah, besok kita cari sama-sama ya"

Tampak senyum manis terbit diwajah manis Risma menandakan dia setuju dengan ide Nurul.

Cadar Pertamaku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang