III : Bolos

968 48 0
                                    

Sampai di rumah Denia langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Matanya terpejam tapi ia tidak tidur.

"Dedekku sayang gue beliin lo es krim." Davian -kakak Denia menyelonong begitu saja masuk kamar Denia tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Denia langsung bangun dari rebahannya dan memukul bahu Davian yang duduk di sampingnya. "Masuk kamar cewek itu ketuk pintu dulu, kalo gue lagi ganti gimana?"

"Ya sorry gue sengaja," jawab Davian sambil terkekeh.

"Mana es krim gue?" Denia mengulurkan tangannya meminta es krim yang dibawa Davian.

"Nih." Davian menyerahkan es krim coklat kesukaan adiknya itu.

"Thank you brother."

Dengan antusias Denia langsung membuka dan melahap es krim favoritnya itu.

"By the way anyway busway besok gue nyusul lo ke sekolah baru lo."

Denia hampir saja tersedak es krim mendengar pernyataan Davian barusan. "Ngapain? Lo udah kelas tiga kak, nanggung kalo mau pindah lagian bentar lagi udah mau UAS."

"Ya abis di sekolah gak seru kalo gak ada lo, gak ada yang bisa gue palakin."

"Anjir lo.. emang mama papa ijinin lo pindah?"

Davian mengangguk. "Iya lah, kalo gak kan gue gak mungkin bisa pindah."

"Oh," singkat Denia lalu sibuk melahap es krimnya lagi.

🐣🐣🐣

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kemarin, Denia memilih untuk berangat bersama Davian yang mulai hari ini resmi menjadi siswa SMA Dirgantara.

Denia segera turun setelah motor besar Davian terparkir dengan sempurna.

"Kak gue ke kelas duluan ya, nanti lo tanya orang aja di mana ruang gurunya."

Davian mengangguk dan setelah itu Denia langsung melesat pergi menuju kelasnya.

"Astaga naga." Denia terkejut karena hampir saja menabrak Veron di belokan koridor. Jika yang dihadapannya ini bukan Veron pastilah ia akan langsung memarahinya.

"Maaf kak, permisi." Denia hanya melirik Veron sebentar kemudian berlalu meninggalkan Veron.

Baru juga beberapa langkah Denia merasakan langkahnya berat dan ia tertarik mundur beberapa langkah. Ia menoleh dan melihat Veron tersenyum miring kepadanya.

Oh god apa lagi yang diinginkan cowok menyebalkan itu.

"Jam sepuluh gue tunggu di halaman belakang."

Veron kemudian berlalu meninggalkan Denia yang tiba-tiba merasa lemas. Apa lagi yang akan dilakukan cowok menyebalkan itu kepadanya. Denia hanya bisa pasrah dan melanjutkan perjalanannya menju kelas.

Baru saja pantatnya mendarat di bangkunya ia dikejutkan oleh teriakan Vega yang baru saja memasuki kelas.

"OH MY GODNESS SHAKE, DEN." Vega berteriak histeris membuatnya jadi perhatian seluruh penghuni kelas.

"Sarapan toa lo?" Denia mencibir sambil membuka pesan dari Davian yang mengabari bahwa ia sudah berada di ruang guru dengan selamat.

"Itu gak penting, yang penting gue abis nganterin cogan ke ruang guru... kayaknya dia murid baru deh, ganteng anjir," ucap Vega dengan mata berbinar seperti seorang fans fanatik yang melihat idolanya di depan mata.

"Oh itu kakak gue," sahut Denia yang membuat Vega langsung menatapnya dengan tatapan tak percaya.

Denia sudah menebak kalau yang dimaksud Vega adalah Davian. Siapa lagi murid baru di sekolahnya ini selain Davian?

DENIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang